Berita NTT Terkini
Kadistan NTT Yohanes Tay Ruba Bilang Pasarkan Produk Marungga Secara Massal
Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT menggelar Seminar Roadmap
Penulis: Paul Burin | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter Pos-Kupang.com, Paul Burin
POS-KUPANG, KUPANG - Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT menggelar Seminar Roadmap (peta jalan) Pengenbangan Tamanam Merungga di Neo Hotel, Sabtu (12/1/2019).
Kapala Dinas Pertanian NTT, Ir. Yohanes Tay Ruba, M.M, ketika membuka acara ini meminta semua pihak agar memasarkan produk marungga secara massal baik di toko-toko, kios maupun di rumah-rumah penduduk.
Pemasaran itu dilakukan bila masyarakat sudah memanen dalam jumlah yang banyak. Yohanes yakin program yang dicanangkan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat ini akan berhasil karena kultur masyarakat NTT akan jenis tanaman ini sudah sangat mengakar.
Dari zaman dulu, masyarakat sudah mengenal dan mengonsumsinya. Bedanya, kata dia, dulu masyakat mengenalnya sebagai sayuran saja tanpa embel-embel. Kini, atas hasil riset ternyata marungga punya banyak kandungan protein dan mineral. Juga dapat dipasarkan untuk memproduksi berbagai kebutuhan manusia.
"Karena itu kita saksikan hari-hari ini masyarakat terus membudidayakan dan mengonsumsinya," katanya. Terkait dengan konsumsi marungga, Kadis Yohanes selalu mengingatkan stafnya agar jangan bosan menanyakan apakah di tiap rumah makan yang didatangi tersedia sayuran mangga.
Maksudnya agar pemilik atau pengelola kadai makan itu tahu bahwa permintaan akan sayuran ini tinggi sehingga dapat menyediakan di warung dan rumah makan. Ia juga mengatakan bahwa brand name jenis tanaman ini, yakni marungga.
"Boleh sebut kelor atau sebutan lokal lainnya. Namun, branding name-nya kita pakai marungga," katanya.
Ia menyebut produk marungga bermacam-macam, di antaranya bubuk, minyak dan pupuk selain untuk konsumsi. Dia mengajak agar lahan-lahan kosong dapat ditanami dengan marungga.
Kepala BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) NTT, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc, pada kesempatan yang sama mengatakan, tanaman marungga punya nilai sosial dan budaya yang tinggi di daerah ini. Karena itu ketika akan dikembangkan dalam skala yang lebih besar akan lebih mudah karena masyarakat sudah akrab dengannya.
Ke depan kata dia, BPTP akan melakukan pengayaan materi atau pengkajian-pengkajian untuk memberi bobot program ini agar dapat berhasil secara maksimal.
Dr. Syamsuddin mengatakan, pembahasan roadmap ini agar memberikan banyak pertimbangan sekaligus dapat melengkapi materi yang sudah disiapkan tim penyusun.
Kadis Peternakan NTT, Ir. Danny Suhadi di sela-sela kegiatan itu mengatakan, masyarakat memiliki lahan tidur yang cukup luas. Itu artinya pengembangan kelor itu seiring dengan pengembangan ternak. Karena itu supaya ada sinergi dan pakan ternak butuh diskusi yang melibatkan banyak pihak.
"Roadmap ini memberi ruang bagi masyarakat yang menerima dan mendapatkan manfaat. Kemudian kita bagi dalam ruang waktu dan semua pihak diharapkan terlibat," katanya.
Pemaparan roadmap ini dilakukan oleh Dr. Ir. Yohanis Ngongi, M.Si dengan moderator Dr. Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc.
Tim penyusun roadmap, yakni Dr. Ir, Yohanis Ngongi, M.Sc (Ketua/BPTP NTT), Dr. Ir. Evert Y.Hosang, M.Si (Sekretaris/BPTP NTT), Dr. Ir. Tony Basuki, M.Si (BPTP NTT), Dr. Bernard de Rosari, S.P, M.P (BPTP NTT), Dr. Syamsuddin, M.Sc (BPTP NTT), Ir.Miqdonth S. Abolla, M.SiP (Distan NTT), Joas Umbu Wanda, S.P, M.Si (Distan NTT), Ir. Adriana D. Manuk (Distan NTT), Ivony Beda, S.P (Distan NTT), Tamriani M. Said, S.P (Distan NTT), Ir. Andre Meda, M.P (Unkris Artha Wacana), Ir. Edi Haba Bunga, M.P (Unkris Artha Wacana), Eduardus Manek, S.T, M.T (Bappeda NTT), Silvi Fanggidae, M.Sc (LSM), Odi Mesakh, S.P (LSM) dan Nina Purwiyantini (LSM).
Pembangunan Pertanian
Sehari sebelumnya, Jumat (11/1/2018), digelar Seminar Dokumen Grand Design Pembangunan Pertanian NTT. Hadir Kepala Dinas Pertanian NTT, Ir. Yohanes Tay Ruba, M.M, Kepala BPTP NTT, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc, Kepala Bidang Ekonomi Bappeda NTT, Dr. Sonny Libing.
Dokumen Grand Design Pembangunan Pertanian NTT merupakan kerja sama antara Dinas Pertanian NTT dan BPTP Balitbangtan NTT. "Ini merupakan hasil kerja sama Distan NTT dan BPTP NTT. Namun, dalam pelaksanaannya ada 10 instansi/lembaga yang ikut dan melibatkan 25 penulis. Dokumen ini sudah didiskusikan intensif dengan tim pakar yang juga berasal dari berbagai instansi dan lembaga, ada 16 orang pakar" jelas Kepala BPTP, Dr. Syamsuddin.
Dokumen ini terdiri atas lima program pokok, yaitu Grand Design Pembangunan Pertanian NTT terdiri atas lima paket program utama, yaitu pertama, paket Program Pengembangan Pertanian Lahan Kering Sektor Pertanian, kedua, Paket Program Pengembangan Lahan Kering Sektor Peternakan, ketiga, Paket Program Khusus, keempat, Program Penguatan Ketahanan Pangan dan kelima, Paket Program Pendukung.
Dalam sambutan Pembukaan Kadistan NTT, Yohanes Tay Ruba menyampaikan terima kasih atas hadirnya dokumen ini. Ia mengharapkan seminar ini dapat menyempurnakan dan menjadi payung untuk perencanaan Pembangunan Pertanian NTT lima tahun ke depan.
"Kita mengawal secara bersama sehingga tujuan, arah, program, dan kegiatan ke depan sesuai dengan yang telah kita rumuskan dalam dokumen ini," katanya.
Seminar dihadiri seratus orang peserta dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah. Moderator kegiatan ini, yakni Ir. Marthin Mullik, Ph.D dan presentasi materi oleh Dr. Ir. Tony Basuki, M.Si, sebagai Ketua Tim Penyusun.