Berita NTT Terkini
Ini yang Dilakukan BWS NT II NTT Menyelamatkan Pemukiman Penduduk dari Banjir Sungai Loworea
Ini yang Dilakukan BWS NT II NTT Menyelamatkan Pemukiman Penduduk dari Banjir Sungai Loworea
Penulis: Kanis Jehola | Editor: Kanis Jehola
Ini yang dilakukan BWS NT II NTT menyelamatkan pemukiman penduduk dari banjir sungai Loworea
POS-KUPANG.COM - SUDAH bertahun-tahun, warga Loworea, Desa Ranakolo, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, hidup dalam kondisi tidak aman dan nyaman. Rasa cemas dan takut selalu menghantui mereka. Kondisi itu sangat terasa ketika memasuki musim hujan. Sebab ancaman banjir dari sungai Loworea selalu saja terjadi.
Ketakutan, kecemasan dan rasa tidak aman itu bukannya tanpa alasan. Sebab setiap tahun saat musim hujan sungai Loworea dengan lebar penampungan rata-rata 15-20 meter dan tinggi banjir maksimum 2-3 meter itu selalu saja banjir.
Banjir yang terjadi pun bukan banjir biasa. Dengan dasar sungai dari batuan dasarnya adalah batuan keras atau bad rock dan bersedimentasi tinggi, berkelok-kelok serta sifat sungai yang selalu berubah-ubah dan menimbulkan erosi pada tikungan luar sungai, luapan banjir dari sungai tersebut selalu membawa bencana yang berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat setempat.
• Daerah Irigasi Buntal Menyulap Padang Ilalang Menjadi Hamparan Sawah
Sebab luapan banjir yang datang selalu memakan korban, seperti merusak pemukiman umum atau pemukiman penduduk, irigasi, infrastruktur serta berbagai fasilitas umum seperti kantor desa, pasar, sebagian jalan negara Ende-Detusoko, serta berbagai fasilitas lainnya.

Kondisi yang terjadi sejak bertahun-tahun itu memaksa warga setempat harus segera mencari solusi agar segera keluar dari persoalan. Salah satu yang dilakukan masyarakat setempat ialah dengan mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende untuk membangun pengendali banjir di Sungai Loworea.
• Setelah Bangun Bendung dan Jaringan Irigasi, Petani Buntal Panen Padi Tiga Kali Setahun
Usul masyarakat ini ditindaklanjuti oleh Pemkab Ende dengan meneruskan usulan tersebut kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggarai II (BWS NT II) NTT.
• Masyarakat Repurendu dan Ondorea Kini Sudah Merasa Nyaman
Bak gayung bersambut, usul masyarakat melalui Pemkab Ende ini diterima pemerintah pusat. Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) II Provinsi NTT, Ir. Agus Sosiawan, ME, melalui Kasatker PJSA, Alfred Lukas, ATP, M.Si, Kamis (20/12/2018), menjelaskan, berdasarkan usulan tersebut, Kementerian PUPR melalui BWS NT II NTT melakukan studi perencanaan dan dilanjutkan dengan detail desain tahun 2017 yakni di Sungai Loworea dan Sungai Dondo.
Hasil studi perencanaan dan detail desain di dua sungai tersebut menyimpulkan bahwa kedua sungai tersebut memang perlu penanganan. Penanganan yang dilakukan untuk pengendalian daerah rusak air ialah dengan membangun tanggul dan perkuatan tebing.
• Setelah Bangun Embung, Petani Oematnunu tak Lagi Gagal Panen
Khusus di Sungai Loworea, panjang ruas yang perlu penanganan terhadap kerusakan dan ancaman kerusakan dengan panjang kurang lebih 1,4 kilometer (Km).
Mengingat terbatasnya dana yang disediakan maka program penanganan yang dilakukan tahun 2018 berupa pembangunan sarana/prasarana pengendalian banjir sungai Loworea, dengan prioritas pada ruas kritis dengan panjang 120 meter. "Sebenarnya dalam paket pekerjaan 100 meter, tapi kami bisa optimalkan menjadi 120 meter," kata Alfred. Sedangkan 1,28 Km akan diprogramkan secara bertahap pada program berikutnya.
Program BWS NT II menangani kerusakan dan ancaman kerusakan tersebut, jelas Alfred, dimaksudkan untuk mengatasi persoalan yang dialami masyarakat akibat banjir Sungai Loworea. Dengan program tersebut diharapkan dapat mengamankan 45 unit rumah/KK, lahan irigasi kurang lebih 150 hektar, bangunan prasarana umum 16 unit, pasar dan jalan negara sekitar 1 kilometer. (POS-KUPANG.COM/Kanis Jehola)