Tsunami Anyer, Usai Manggung di Pantai Anyer Grup Band Seventeen Belum Ditemukan

Lewat keterangan yang ditulisnya, Ifan meminta doa pada warganet agar sang istri dan kru Seventeen yang hilang segera ditemukan dalam kondisi selamat

Editor: Bebet I Hidayat
Tribunnews
Pasca Tsunami Anyer Seventeen belum ditemukan usai manggung di Pantai Anyer 

Ia kemudian meminta agar secepatnya dikirim bantuan ke sana.

"Minta tolong segera bantuannya. Segera karena banyak anak kecil dan ibu hamil. Saya minta tolong segera bantuan terkait," ujar mantan personel Teamlo ini.

"Saya salah satu korban selamat tsunami Tanjung Lesung, diawali dengan gempa dulu. Tiba-tiba air datang dan akhirnya kami terbawa arus. Mohon bantuannya terima kasih," tambahnya.

Ade juga mengabarkan bahwa ia dan beberapa korban sedang berada di Klinik Alinda Husada. Ia pun memperlihatkan kondisi korban lainnya yang dirawat di klinik tersebut.

Dari data pencarian Google, klinik tersebut berlokasi di Jalan Raya Panimbang Tanjung, Panimbangjaya, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

"Kondisi klinik Alinda usaha tmpt sy dan anak2 di rawat, kondisi sebagian sdh ada yg pulang..mohon doanya semua semoga istri sy @meucha dan sahabat sy @argojimmygo selamat dan bisa berkumpul bersama kita..Amiin," tulis Ade pada keterangan video.

Penyebab tsunami Banten dan Lampung Selatan 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa tsunami telah menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda.

Tsunami terjadi pada 22/12/2018 sekitar pukul 21.27 WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, di antaranya adalah pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. 

Menurut BMKG, terjadinya tsunami di beberapa wilayah pantaui Selat Sunda bukan dipicu oleh gempabumi.

Berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktifitas gempabumi tektonik, namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismic dengan
durasi kurang lebih 24 detik dengan frekwensi 8-16 Hz.

"Tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho berdasarkan siaran pers yang diterima TribunJakarta.com, Minggu (23/12/2018).

Sutopo menjelaskan, kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang," tutur Sutopo.

DIjelaskannya, Badan Geologi mendeteksi pada pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.

Namun seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan).

"Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami," terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved