Berita Natal

Mengapa Merry Christmas dan Bukan Happy Christmas Sebagai Ucapan Selamat Natal? Simak Kisahnya!

Tetapi mengapa ketika menyampaikan Selamat Natal, orang tidak biasa menyebut Happy Christmas, melainkan Merry Christmas?

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
countryliving.com
Merry Christmas, bukannya Happy Christmas, sebagai ucapan selamat Natal? 

Ada juga yang berpendapat, banyak orang tidak lagi menyebut Merry Christmas karen Natal tidak lagi milik orang orang yang merayakan natal saja. Di negara liberal multi etnis, perayaan natal adalah sebuah momen dimana para keluarga berkumpul, saling bertukar kado dan cerita. Semangat inilah yang diambil para warga tersebut.

"Merry Christmas, jika saya artikan secara harfiah, berarti selamat christmas, ucapan para kristiani ketika menyambut kedatangan sang christmas di dunia. sehingga boleh saya katakan, Christmas biasanya diucapkan bagi mereka yang merayakannya," tulis Chandra Saleh, seorang yang mengaku muslim.

Namun seiring berjalannya waktu, di negara tersebut ucapan Merry Christmas adalah milik seluruh orang yang menganggap "spirit" Christmas itu layak untuk dirayakan dengan penuh kebahagiaan dan keriangan.

Alasan lain, negara tersebut kini telah merayakan tidak hanya satu hari raya keagamaan, tak hanya 2, tak hanya 3, tapi sebagai negara liberal, mereka sangat "welcome" dengan berbagai hari raya keagamaan, terlebih dengan banyaknya hari raya yang berdekatan. bahkan bagi mereka yang tidak tahu pada hari itu merayakan hari apa, kini mereka hanya mengucapkan "Happy Holiday(s)"

"By choosing a narrower greeting, you're only wishing them well for one of their holidays. Why not wish them well for all the holidays they celebrate?"

Sementara itu, "Merry Christmas" mengambil makna sentimental di AS - bahkan mendengar "merry" sendiri sekarang membuat kita berpikir tentang 25 Desember.

Lihat penjelasan lengkap Mental Floss dalam video di bawah ini:

Lain lagi pendapat dari seseorang yang memiliki blogspot riogalery. Menurut dia, sebutan Mery Christmas bersifat Katolik.

"Bila Anda seorang Katolik dan mengucapkan Merry Christmas pada seorang Katolik tentulah tak masalah karena kalimat tersebut memiliki akar bahasa atau sejarah dari Gereja Katolik. Tapi bila teman-teman mengucapkan salam tersebut pada seorang Kristen yang bukan dari gereja Katolik, maka tidaklah tepat, tahu kenapa??"

Riogalery menjelaskan, kata Merry Christmas adalah kata dari bahasa Inggris yang diartikan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia akan berarti Selamat Natal. Menurut dia, itu SALAH BESAR, karena bila kita telusuri kata Merry Christmas dengan BENAR, maka akan diartikan sebagai berikut.

Dalam bahasa Inggris, kata Christmas (Hari Natal) dipastikan berasal dari kata Cristes maesse, frasa dalam bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus).

"Naahh sudah jelaskan kan kenapa kata tersebut hanya tepat digunakan untuk seorang Katolik, kenapa karena yang merayakan Misa Kristus kan hanya umat Katolik dan hanya mereka yang layak mendapatakan selamat dengan kata MERRY CHRISTMAS. Karena umat Kristen yang lain tidak merayakan misa, mereka hanya melakukan ibadah pujian atau pe nyembahan biasa, tidak ada kurban Kudus seperti di dalam misa," pendapat Riogalery.

Menurut dia, “Christmas” adalah kata yang amat mengagumkan. Artinya “Christ’s Mass” atau “Misa Kristus”. Pada abad pertengahan gereja-gereja akan memasang sebuah penanggalan di pintu masuk gereja. Penanggalan tersebut menunjukkan perayaan-perayaan serta pesta-pesta wajib gereja – yaitu hari di mana umat wajib menghadiri Misa seperti pada hari Minggu.

Huruf-huruf “mas” (“misa”) seringkali ditambahkan pada akhir nama perayaan atau nama santo/santa yang pestanya sedang dirayakan. Sebagai contoh: perayaan St. Mikhael (29 September) disebut Michaelmas (Misa St. Mikhael). Perayaan kelahiran Yesus disebut Christmas atau Misa Kristus.

“Mass” atau misa berarti “misi”, jadi kita diutus untuk mewartakan kabar sukacita tentang kedatangan Sang Juruselamat. Kita sama seperti para gembala yang mewartakan kabar sukacita ke seluruh penjuru negeri. Ingatlah: don’t just keep Christ in Christmas – KEEP THE MASS IN CHRISTMAS!

(pos-kupang.com/agustinus sape/berbagai sumber)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved