Berita Natal
Mengapa Merry Christmas dan Bukan Happy Christmas Sebagai Ucapan Selamat Natal? Simak Kisahnya!
Tetapi mengapa ketika menyampaikan Selamat Natal, orang tidak biasa menyebut Happy Christmas, melainkan Merry Christmas?
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM - Dalam bahasa Inggris, jika kita ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada seseorang, kita akan mengatakan "Happy Birthday". Di Amerika Serikat, pada bulan November dan Desember, orang akan menyampaikan Happy Holidays (selamat berlibur). Dan, ketika menyampaikan selamat Paskah, orang menyebut Happy Easter.
Tetapi mengapa ketika menyampaikan Selamat Natal, orang tidak biasa menyebut Happy Christmas, melainkan Merry Christmas?
Seperti dilansir whychristmas.com, sebutan 'Merry Christmas' dan bukannya 'Happy Christmas' merujuk pada sebutan yang sudah terjadi beberapa ratus tahun lalu. Pada tahun 1534 John Fisher (seorang uskup Katolik Inggris pada tahun 1500-an) menulis sebuah surat Natal kepada Thomas Cromwell: "And this our Lord God send you a mery Christmas, and a comfortable, to your heart’s desire (Dan ini Tuhan kita mengirimkan Natal yang indah, dan nyaman, sesuai keinginan hatimu)."
Ada juga lagu (carol) "God Rest You Merry, Gentlemen" yang berasal dari abad ke-16 di Inggris. Itu berasal dari wilayah Barat Inggris dan pertama kali diterbitkan dalam bentuk yang kita kenal hari ini pada tahun 1760.
Dalam bahasa Inggris saat itu, frasa 'Rest You Merry' tidak hanya berarti bahagia; 'Rest' berarti "menjaga, menyebabkan terus berlanjut" dan "merry" bisa berarti "menyenangkan, melimpah, makmur". Jadi Anda bisa menulis baris pertama sebagai "[May] God keep you and continue to make you successful and prosperous, Gentlemen -- [Semoga] Tuhan menjaga Anda dan terus membuat Anda sukses dan makmur, Tuan-tuan", tetapi itu akan sulit untuk dinyanyikan!
• Kumpulan Ucapan Selamat Natal Keren dan Romantis, Bisa Kamu Kirim Via WhatsApp
• Amankan Natal dan Tahun Baru! Polres Manggarai Kerahkan 300 Personil
• 11 Tahun Mengidap Tumor Otak, Saat Diperiksa Lagi Tumornya Lenyap. Ini Reaksi Dokter
Istilah 'Merry Christmas ' mungkin telah dibuat sangat populer pada tahun 1843 dari dua sumber yang berbeda.
Kartu Natal pertama, yang dikirim pada tahun 1843 oleh Sir Henry Cole, memuat kata-kata ini: "Merry Christmas and Happy New Year to You (Selamat Natal dan Bahagia Tahun Baru bagi Anda".
'A Christmas Carol' (lagu Natal) oleh Charles Dickens juga diterbitkan pada tahun 1843 dan frasa 'Merry Christmas' muncul 21 kali dalam bukunya!
Charles Dickens juga mengutip "God Rest You Merry, Gentlemen" dalam A Christmas Carol, tetapi mengubahnya menjadi: "God bless you, merry gentleman! May nothing you dismay! (Tuhan memberkati Anda, pria yang berbahagia! Semoga tidak ada yang Anda cemaskan!"), memindahkan koma ke sebelum 'merry' (bergembira)!
Lagu "We Wish You a Merry Christmas [dan Happy New Year]" adalah salah satu lagu lama dari 'Wilayah Barat Inggris (South West England), tetapi baru pertama kali diterbitkan pada tahun 1935 dan ini mungkin menegaskan penggunaan 'Merry Christmas' lebih dari 'Happy Christmas'.
Orang-orang di Mental Floss baru-baru ini merenungkan pertanyaan yang sama dan menemukan bahwa jawabannya kembali ke konotasi dari dua kata tersebut. "Happy" adalah kondisi emosional, sedangkan "merry" adalah perilaku.
Selanjutnya, happy, yang berasal dari kata "hap," yang berarti keberuntungan atau peluang menyiratkan nasib baik. Sementara itu, "merry" menyiratkan suatu pertunjukan kebahagiaan yang lebih aktif — yang mungkin Anda anggap sebagai 'merry making' (bikin bahagia).
Sumber lain menyebutkan, Ratu Elizabeth II, untuk alasan apa pun, tidak menggunakan kalimat Dickens. Sebagai gantinya, dia menggunakan frasa 'Happy Christmas'.
Setelah dia menggunakannya, istilah ini menjadi populer dan masih merupakan bentuk paling umum di Inggris dan Irlandia.
Hal ini diyakini karena "happy" mengambil konotasi kelas yang lebih tinggi daripada "merry," yang dikaitkan dengan kelas bawah. Keluarga kerajaan mengadopsi "Happy Christmas" sebagai sapaan pilihan mereka dan yang lainnya mencatat.
Ada juga yang berpendapat, banyak orang tidak lagi menyebut Merry Christmas karen Natal tidak lagi milik orang orang yang merayakan natal saja. Di negara liberal multi etnis, perayaan natal adalah sebuah momen dimana para keluarga berkumpul, saling bertukar kado dan cerita. Semangat inilah yang diambil para warga tersebut.
"Merry Christmas, jika saya artikan secara harfiah, berarti selamat christmas, ucapan para kristiani ketika menyambut kedatangan sang christmas di dunia. sehingga boleh saya katakan, Christmas biasanya diucapkan bagi mereka yang merayakannya," tulis Chandra Saleh, seorang yang mengaku muslim.
Namun seiring berjalannya waktu, di negara tersebut ucapan Merry Christmas adalah milik seluruh orang yang menganggap "spirit" Christmas itu layak untuk dirayakan dengan penuh kebahagiaan dan keriangan.
Alasan lain, negara tersebut kini telah merayakan tidak hanya satu hari raya keagamaan, tak hanya 2, tak hanya 3, tapi sebagai negara liberal, mereka sangat "welcome" dengan berbagai hari raya keagamaan, terlebih dengan banyaknya hari raya yang berdekatan. bahkan bagi mereka yang tidak tahu pada hari itu merayakan hari apa, kini mereka hanya mengucapkan "Happy Holiday(s)"
"By choosing a narrower greeting, you're only wishing them well for one of their holidays. Why not wish them well for all the holidays they celebrate?"
Sementara itu, "Merry Christmas" mengambil makna sentimental di AS - bahkan mendengar "merry" sendiri sekarang membuat kita berpikir tentang 25 Desember.
Lihat penjelasan lengkap Mental Floss dalam video di bawah ini:
Lain lagi pendapat dari seseorang yang memiliki blogspot riogalery. Menurut dia, sebutan Mery Christmas bersifat Katolik.
"Bila Anda seorang Katolik dan mengucapkan Merry Christmas pada seorang Katolik tentulah tak masalah karena kalimat tersebut memiliki akar bahasa atau sejarah dari Gereja Katolik. Tapi bila teman-teman mengucapkan salam tersebut pada seorang Kristen yang bukan dari gereja Katolik, maka tidaklah tepat, tahu kenapa??"
Riogalery menjelaskan, kata Merry Christmas adalah kata dari bahasa Inggris yang diartikan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia akan berarti Selamat Natal. Menurut dia, itu SALAH BESAR, karena bila kita telusuri kata Merry Christmas dengan BENAR, maka akan diartikan sebagai berikut.
Dalam bahasa Inggris, kata Christmas (Hari Natal) dipastikan berasal dari kata Cristes maesse, frasa dalam bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus).
"Naahh sudah jelaskan kan kenapa kata tersebut hanya tepat digunakan untuk seorang Katolik, kenapa karena yang merayakan Misa Kristus kan hanya umat Katolik dan hanya mereka yang layak mendapatakan selamat dengan kata MERRY CHRISTMAS. Karena umat Kristen yang lain tidak merayakan misa, mereka hanya melakukan ibadah pujian atau pe nyembahan biasa, tidak ada kurban Kudus seperti di dalam misa," pendapat Riogalery.
Menurut dia, “Christmas” adalah kata yang amat mengagumkan. Artinya “Christ’s Mass” atau “Misa Kristus”. Pada abad pertengahan gereja-gereja akan memasang sebuah penanggalan di pintu masuk gereja. Penanggalan tersebut menunjukkan perayaan-perayaan serta pesta-pesta wajib gereja – yaitu hari di mana umat wajib menghadiri Misa seperti pada hari Minggu.
Huruf-huruf “mas” (“misa”) seringkali ditambahkan pada akhir nama perayaan atau nama santo/santa yang pestanya sedang dirayakan. Sebagai contoh: perayaan St. Mikhael (29 September) disebut Michaelmas (Misa St. Mikhael). Perayaan kelahiran Yesus disebut Christmas atau Misa Kristus.
“Mass” atau misa berarti “misi”, jadi kita diutus untuk mewartakan kabar sukacita tentang kedatangan Sang Juruselamat. Kita sama seperti para gembala yang mewartakan kabar sukacita ke seluruh penjuru negeri. Ingatlah: don’t just keep Christ in Christmas – KEEP THE MASS IN CHRISTMAS!
(pos-kupang.com/agustinus sape/berbagai sumber)