Berita Kesehatan
Sekarang Jangan Takut Untuk Marah Sebab Marah Punya Dampak Positif
Tidak pernah marah, sekarang jangan takut untuk marah sebab marah punya dampak positif
Sesaat setelah pelantikan Trump, kemarahan Amerika membuat orang-orang protes dan turun ke jalan.
Di seluruh dunia, lebih dari lima juta orang juga melancarkan protes untuk mengadvokasi hak perempuan pada Januari 2017.
Tapi tidak semua stimulasi kemarahan harus bersifat besar.
Menurut Yeager, kemarahan bisa saja sekadar memicu kreativitas di tempat kerja dan membuat kita mampu membangun inisiatif atau kampanye tertentu.
"Jika kamu membiarkan kemarahanmu lepas, kamu memahami bahwa akan ada kemungkinan perubahan," kata Yeager.
"Banyak orang terjebak pada hal-hal yang biasa mereka lakukan. Seringkali tak ada kreativitas yang muncul pada kondisi tersebut."
• Karakter Kamu Sangat Dipengaruhi oleh Shio, Sudah Tahu Apa Shiomu, Catat dan Simak Penjelasannya
• Menyelamatkan Ibunya Dari Tindak Pemerkosaan, Bocah Ini Mengalami Hal Tragis
4. Kemarahan bersifat melegakan
Pikirkan lah kapan terakhir kali kamu mengatakan dengan jujur kepada seseorang apa yang benar-benar kamu pikirkan.
Hal itu terasa melegakan, bukan?
Averill menemukan bahwa orang-orang merasa lebih bahagia, optimis dan lega setelah lepas dalam sebuag argumen.
Meskipun kita kerap mengaitkan agresi dengan kemarahan, dua hal tersebut sebetulnya tidak seterkait seperti apa yang kita pikirkan.
Dacher Keltner, director of The Berkeley Social Interaction Lab mengatakan kepada The Atlantic bahwa faktanya, otak kita mengalami kemarahan dalam konteks positif.
"Ketika kita melihat otak dari orang-orang yang mengekspresikan kemarahannya, tampak otak tersebut sama seperti mereka yang mengalami kebahagiaan," kata Keltner.
Sebab, saat marah kita biasanya merasa memegang kontrol atau seperti mendapatkan kekuatan atas sesuatu.
Namun, sebelum melepaskan kemarahanmu pada kerabat sekitar, ingatlah bahwa intensitas marah yang baik adalah intensitas moderat.