Parodi Situasi

PNS Pakai KB

Itu yang saya bingung. Syarat terlalu banyak. Apalagi saya ini sudah lama mengajar di sekolah gunung punya gunung dan

Editor: Dion DB Putra

Oleh Maria Matildis Banda

"MAU jadi PNS? Alias ASN?"
"Ya!"
"Tahu syarat-syaratnya?" tanya Nona Mia.

"Ya! Harus tahu pakai KB!" jawab Jaki dan Rara serempak.
"KB?"

***
"Itu yang saya bingung. Syarat terlalu banyak. Apalagi saya ini sudah lama mengajar di sekolah gunung punya gunung dan ke gunung lagi. Mana tahu tentang pas foto, swafoto, jpeg, pdf, juga yang pakai KB!" Jaki mengeluh.

Sempat Ada Petisi BTS Bubar, BTS Raih Prestasi, Masuk Album Pop Terbaik 2018 Majalah Rolling Stone

Drakor Clean With Passion For Now Rating Tertinggi di Episode 1, Malam ini Episode 2 Tayang

"Biasa saja! Itu syarat-syarat normal di era online!" sambung Nona Mia.
"Kamu pakai KB apa?" tanya Jaki. "Saya KB alamiah Dokter Bilings," Jaki tetap tidak mengerti. "Kalau KB yang lain saya tidak tahu!"

Intip Keberuntungan Cinta, Kesehatan, Karir & Keuangan Kamu Berdasarkan Ramalan Zodiak di Tahun 2019

"Aku tidak mengerti KB. Selama ini istriku yang ikut KB sebagaimana biasanya di tanah lahir kita ini. Perempuan yang KB bukan laki-laki bukan? Eh bukan! Maksudku, jarang laki-laki ikut KB," Rara tambah bingung. "Eh, kenapa ya mau jadi PNS saja mesti urus apa-apa yang pakai KB. Kirim pas foto saja tidak bisa kah? Kalau urusan KB dibawa ke PNS, apa yang harus kita lakukan?"

"Jadi kalian berdua ini tidak mengerti apa-apa tentang syarat administrasi? Dokumen yang harus diunggah dengan sistem online?" tanya Nona Mia.

***
Nona Mia dan Benza merasa sedih. Kasian pada Jaki dan Rara. Jaki sudah 17 tahun jadi guru kontrak di sekolah kaki. Sementara Rara jadi sudah 11 tahun jadi guru honda alias honor daerah di sekolah kaki yan cukup jauh posisinya dari sekolah Rara. Keduanya sudah beberapa kali testing PNS tetapi tidak lulus. Makanya ketika ada kesempatan ikut tesing keduanya senang sekali.

"Tetapi kami bingung karena foto mesti pakai KB!" Rara dan Jaki benar-benar gagap teknologi. "Ada KB 200, KB 500, KB700 dan entah apa lagi!" kata Jaki dengan dahi mengkerut. "Apa yang harus kulakukan ya.

"Keduanya tidak mengerti sama sekali dokumen yang mesti disiapkan secara online dan diunggah secara online juga," bisik Nona Mia kepada Benza.

***
"Punya HP? Laptop?"
"Ya!" jawab Jaki dan Rara. "HP saja. Laptop tidak!"
"Punya WA?"

'Tidak!"
"Pernah buka internet?"
"Tidak! HP hanya untuk telpon dan terima telpon dan SMS. Itu saja!" Jaki dan Rara memperlihatkan HP masing-masing yang kecil mungil dan jadul alias jaman dulu. Hanya untuk telpon dan SMS.

"Kalian berdua di sekolah kaki?"
"Ya sekolah khusus untuk murid-murid kelas satu sampai tiga yang tinggal di gunung atau pinggang gunung dan sekitarnya. Nanti kelas empat kalau sudah kuat berjalan, baru anak-anak turun sekolah di kampung! Gabung dengan anak-anak sekolah lainnya."

"Kami dengar teman-teman kami demo supaya ada perlakuan khusus untuk guru honor seperti kami. Guru K2 seperti kami. Semoga tuntutan kami didengar?"

***
Nona Mia dan Benza terdiam. Kasian benar Rara dan Jaki. Sekian tahun mengabdi. Sekian tahun menanti. Tidak mengerti teknologi baru dengan sistem online. Tidak mengerti apa-apa. Apa yang akan terjadi dengan masa depan meraka dan masa depan anak-anak didik di era teknologi informasi ini?

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved