Parodi Situasi

Gubernur Satu Dua

Seluruh aktivitas tambang akan dihentikan. Akan dicek secara ketat apakah aktivitas tambang sudah

Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat (kiri) bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (kanan) melakukan salam komando seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018). 

Oleh Maria Matildis Banda

POS-KUPANG.COM - Bukan gubernur dan wakil gubernur. NTT kali ini dapat gubernur satu dan gubernur dua. Keduanya akan bahu membahu membangun NTT dengan sejumlah rencana besar untuk NTT yang terus berubah menjadi lebih baik.

"Apa saja yang gubernur satu, dua buat untuk NTT?"
"Ada banyak sekali!" jawab Benza. "Di antaranya?"

***
"Moratorium tambang!" jawab Nona Mia. "Apa artinya?"
"Tambang yang mana saja?"

Selain Sempat Terancam Bubar, BTS Pernah Dipetisi Bubar, ARMY Tak Tinggal Diam, Ini yang Dilakukan!

Drakor Clean With Passion For Now Rating Tertinggi di Episode 1, Malam ini Episode 2 Tayang

Intip Ramalan Zodiak, Selasa 18 Desember 2018: Capricorn Perlu Istirahat, Scorpio Perlu Hati-hati

"Seluruh aktivitas tambang akan dihentikan. Akan dicek secara ketat apakah aktivitas tambang sudah sesuai peraturan dan perundangan atau belum. Apakah aktivitas tambang itu layak atau tidak!"

"Apa alasannya?" tanya Jaki. "Bagaimana dengan pertambangan milikku?"
"Keindahan alam tidak boleh dirusak aktivitas pertambangan," jawab Nona Mia. "NTT ini harus dijaga dengan pikiran dan dengan hati."

"Waduh bagaimana nasib pertambanganku?" tanya Rara dengan kesal sekali.
"Tidak ada tambang. Yang ada adalah mengoptimalkan pertanian, peternakan, dan pariwisata," jawab Benza.

"Bagaimana mungkin?" sambar Jaki dan Rara. "Kering kerontang, batu besar kecil, sungai mati, lahan gundul, tidak ada air. Bukankah lebih bagus kita gali bumi NTT, kita bongkar dan ambil seluruh isinya? Batu, pasir besi, nikel, mangan, minyak, bahkan emas, dan segenap isi bumi. Kita bisa jadi kaya raya..."

"Hancurlah tubuh NTT dibongkar bangkir dan ditambangkan!" kata Benza.
"Memangnya kamu setuju dengan moratorium tambang?"

"Sangat setuju!" jawab Benza. "Jika gubernur satu dan dua bisa buktikan ini. Benar-benar jempol untuk keduanya. Mudah-mudahan moratorium diikuti dengan penegakan hukum yang terukur dan memiliki kepastian!"

"Demi menjaga martabat tanah air NTT dan dari NTT untuk Indonesia!"

***
"Kita urus TKI, khususnya TKW saja," Jaki dan Rara tampak kecewa berat karena bakal menghadapi moratorium tambang. "Lebih baik untung daripada buntung nasib kita berdua!"

"Gubernur satu dua juga akan ambil sikap tegas tentang TKI, apalagi yang jadi TKI itu TKW. Moratorium akan dilakukan juga untuk TKI. Bagaimana tidak? Siapa yang akan diam saja hadapi kenyataan TKI ilegal dengan angka tertinggi dan juga beban tertinggi?

Dalam delapan bulan terakhir saja ada 71 orang TKI meninggal. Dari 71 itu hanya dua orang TKI resmi. Bayangkan saja susahnya! Kecelakaan laut delapan orang, lakalantas dua orang, kecelakaan kerja tiga orang, dipagut ular satu orang dan penyiksaan satu orang. Meninggal karena melahirkan satu orang, pembunuhan satu orang, sakit 43 orang, dan tidak diketahui penyebab kematiannya 11 orang."

"Waduh, banyak sekali!"

"Ini hanya sebagian kecil dari problem TKI khususnya TKW dari tahun ke tahun. NTT jadi tenar di seantero jagat, bukan karena pertanian lahan kering, peternakan dengan padang-padang yang luas, perikanan dengan laut sumber rezeki berlimpah-limpah, atau keindahan alam yang unik, tetapi tenar karena juara satu TKI ilegal, human trafficking alias perdagangan orang. Si pedagang adalah orang-orang kita juga, termasuk kamu berdua bukan?" kata Nona Mia dengan sungguh-sungguh.

"Apakah moratorium TKI dan dagang orang ini juga akan terjadi?"
"Ya, gubernur satu dan dua akan panggil pulang TKI dari luar negeri. Apalagi yang ilegal. Mereka pulang untuk bangun NTT. Konon tempat kerja yang tepat untuk mereka juga sudah disiapkan gubernur!"

"Benarkah demikian?" Jaki dan Rara menganga dengan gugup karena bakal kehilangan kerja sebagai calo-calo dagang orang.

"Ya! Jika janji ini benar-benar menjadi kenyataan. Sungguh luar biasa! Kedua jempol untuk gubernur satu dan dua!"

***
"Ada satu hal lagi!" kata Benza saat Jaki dan Rara hendak beranjak pergi dengan muka masam. "Satu hal yang paling menyentuh batinku."
"Apa itu?"

"Kata gubernur, NTT itu tempat orang kecil. Tempat orang-orang kecil tetapi sungguh indah. Kecil dan indah itu tidak boleh dan tidak bisa diganggu."
"Sungguh?" Nona Mia tersentak kaget. "Sungguh kah?"

"Ya. Mudah-mudahan kata-kata itu berbuah hasil untuk NTT," kata Benza.
"Sebab kecil dan indah itu mesti dijaga dan dipelihara dengan pikiran terbuka, dengan hati yang jujur, dan dengan perbuatan yang nyata," sambung Nona Mia.
Jaki dan Rara kebingungan! Tidak tahu mesti menjawab apa! (*)

* Parodi Situasi adalah kolom Maria Matildis Banda yang terbit pada setiap edisi Minggu Pos Kupang cetak. Penulis mengungkap fakta sosial dengan gaya parodi yang menyentil reflektif .

* Maria Matildis Banda adalah sastrawan asal Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tergolong produktif. Dia sudah menghasilkan banyak karya cerpen, cerbung dan novel. Sehari-hari Maria merupakan staf pengajar pada Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar, Bali.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved