Headline Pos Kupang

Bupati Niga Setuju Culik Pencuri Ternak, Disinyalir Dapat Menekan Kasus Pencurian Hewan di Sumba

Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole mendukung penculikan terhadap pencuri ternak. Selain itu, orang-orang yang diduga sebagai otak dan penadah

Editor: Bebet I Hidayat
cynthia meok/pos-kupang.com
Grafis culik pencuri hewan ternak di Sumba karena sudah sangat meresahkan warga. 

Selain melakukan patroli, Michael menginstruksikan anggota Polsek di Sumba Tengah siaga 24 jam dan siap turun lapangan mencegah atau menangkap para pelaku pencurian. Polisi juga membangun komunikasi dengan semua elemen masyarakat mengajak bersama menjaga keamanan dan ketertiban Sumba Tengah.

Kapolsek Katikutana, Sumba Tengah, Kompol I Ketut Saba mengakui, aksi pencurian dan perampokan ternak warga selama empat bulan terakhir cenderung meningkat. Selama Agustus-November 2018 tercatat ada 69 kasus pencurian dan perampokan. Padahal, dua tahun sebelumnya mengalami penurunan. Tahun 2016 terdapat 150 kasus, dan tahun 2017 ada 125 kasus.

Ketut Saba mengatakan, dibanding dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terutama di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, kasus pencurian dan perampokan lebih sedikit. Ia membuat perbandingan 3 : 7, artinya 3 kasus pencurian berbanding 7 kasus KDRT.

"Kenapa aksi pencurian dan perampokan lebih menghebohkan? Karena ternak memiliki nilai budaya dan ekonomi sangat tinggi," kata Ketut Saba saat ditemui akhir November 2018 lalu.

Menurutnya, pencurian dan perampokan sempat menurun karena pihaknya melakukan patroli rutin dua kali setiap malam. Selain itu, semua kasus pencurian dan perampokan diproses hingga pelaku divonis di pengadilan tanpa ada ruang kompromi. Hal lainnya, polisi aktif merespons laporan masyarakat meskipun kejadiannya pada malam hari.

Ketut Saba mengatakan, sebagian besar ternak curian dilarikan ke wilayah barat seperti Loli dan Wanokaka, Sumba Barat. Polisi mengalami kesulitan menangkap penadah ternak curian karena adanya gerakan tutup mulut warga.

"Warga tidak mau memberi kesaksian meskipun mengetahui aliran hewan curian itu. Saya minta dukungan masyarakat untuk mau menjadi saksi agar bisa menangkap pelaku dan memutus jaringan pencuri itu," imbuh Ketut Saba.

Takut Lapor Polisi

Warga yang menjadi korban pencurian mengaku takut menginformasikan atau melapor kepada pihak lain termasuk aparat keamanan meski mengalami atau mengetahui aksi pencurian dan perampokan ternak. Mereka tidak bisa berteriak minta tolong karena nyawa menjadi taruhannya.

Kawanan pencuri atau perampok tidak segan-segan menghabisi nyawa jika korban melakukan perlawanan. Khawatir akan keselamatannya sehingga para pemilik ternak hanya bisa pasrah.

"Siapa yang berani berteriak? Kalau leher sudah terhunus parang tajam, pelaku tinggal menggorok. Kami pasrah saja, yang penting selamat," ujar Anton (nama rekaan), korban pencurian, saat ditemui Senin (26/11/2018). Anton merupakan warga Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah. Dia mengaku kehilangan delapan ekor kerbau pada awal Maret 2017 lalu.

Dia menuturkan, kawanan pencuri berjumlah sekitar belasan orang masuk kampung sekitar pukul 01.00 Wita dini hari. Menurutnya, pencuri menyebar. Setiap rumah warga dijaga kawanan pencuri, ada yang berdiri siaga di pintu depan dan belakang serta jendela. Ada juga yang menginformasikan aksinya dan meminta pemilik rumah jangan keluar atau berteriak.

Anton mengatakan, seketika rumahnya dimasuki tiga orang pencuri. Salah seorang menghunuskan parang ke lehernya. Seorangnya masuk ke kamar anak-anak dan istrinya yang saat itu sedang tidur. Istri dan anak-anaknya sempat kaget terbangun. Pencuri lantas menyuruh istri dan anak-anaknya tidur lagi setelah menutup kepala dengan kain.

Seorang lainnya menjaga di pintu masuk. Perannya memberi aba-aba, kalau ternak sudah dilepas dari kandang. Bila aksinya selesai, kawanan pencuri langsung melarikan diri. Bersiul dan cahaya lampu senter menjadi tanda kawanan pencuri beraksi atau mengakhiri aksinya.

Meski banyak ternaknya dicuri, Anton tidak melapor polisi. Dia berusaha mencari sendiri hingga menemukan lima ekor kerbau berada di kawasan hutan perbatasan dengan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved