Gempa Bumi Flores 1992
Saat Gempa Lari ke Laut tapi Dijemput Tsunami, Kisah Korban Bencana Pantura Flotim 1992
Saat Gempa Lari ke Laut tapi Dijemput Tsunami, Kisah Korban Selamat Bencana Pantura Flotim Tahun 1992
Penulis: Felix Janggu | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Yang tersisa dari keluarga Hendrik dua saudaranya. Dua hari setelah kejadian itu, Hendrik bersama dengan pemerintah turun.
"Saat saya tiba di kampung dengan kapal, saya masih cari-cari di mana kampung saya. Semuanya rata," kata Hendrik.
Hendrik bahkan sudah tidak ingat lagi beberapa kali ia hendak terjun ke laut dan dicegah aparat. Dan saat turun ke pantai ia sama sekali tidak bisa menangis.
• Status Hukum Tanah Undana Kupang Belum Inkracht
• Pengusaha Papua Pesan 50 Ton Bawang Merah di Lembata
• Link Hasil Tes SKD CPNS 2018 Kemenag dan Jadwal Pelaksanaan & Tips Lulus Tes SKB
"Ada mayat di mana-mana totalnya 145, di Turubean 137 dan di Tana Belen 8 orang," kata Hendrik.
Hendrik selama pencarian mayat bahkan seperti tidak mengingat apa-apa. Tidak sedih dan seperti tidak mengingat keluarganya.
"Saat saya pulang dari sana, istri saya tanya keadaan keluarga. Saya biasa saja. Tapi ketika anak saya yang saya gendong berbisik tanya nenek, baru saya ingat. Hati saya sedih," kata Hendrik.
Kini masyarakat setempat membangun kembali pemukiman mereka jauh 700 meter dari bibir pantai.
"Karena pantai itu pemerintah sudah tetapkan sebagai zona merah " kata Hendrikus.
Untuk mengenang peristiwa itu, setiap 12 Desember setiap tahun digelar misa khusus di Turubean bagi keselamatan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal di sana.
"Saya selalu ikut misa tiap tahun di sana. Besok juga saya ikut," demikuan politisi PKB itu menutup kisahnya.
• Bosan Berambut Panjang, Maia Estianty Kini Cuma Punya Rambut Sampai di Dada
• Pengusaha Papua Pesan 50 Ton Bawang Merah di Lembata
• Mbah Mijan Ramal Hubungan Syahrini dan Reino Barack: Bakal Segera ke Pelaminan?
Tentang Gempa Bumi Flores 1992

Dikutip dari Wikipedia, Gempa bumi Flores Desember 1992 ialah gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala Richter di lepas pantai Flores, Indonesia.
Terjadi pada 12 Desember1992 pada pukul 13:29 WITA. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.
Gempa ini sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65 tempat lainnya.
Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur.