Konferensi Anak Muda di Kupang, Kabar Bohong dan Ujaran Kebencian Tidak Keren!

Sejak tahun 2013, CIS Timor dan KOMPAK mendapatkan dukungan dari Oxfam dan Kementerian Sosial RI dalam program

Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG
Narasumber pada sesi pertama konferensi, Selasa (11/12/2018), Kadis Kominfo NTT, Abraham Maulaka, Pater Gregorius Neonbasu, Pendeta Dr. Ira Mangililo, Zarniel Woleka dan moderator Juliana Ndolu. 

POS-KUPANG.COM, KUANG - Pasca konflik Timor Leste-Indonesia tahun 1999, CIS Timor sebagai salah satu lembaga non-profit di Kupang (Nusa Tenggara Timur), fokus bekerja dan mengawal pemulihan masyarakat baik dari sisi pangan, sandang, papan, dan moril.

Sejak saat itu CIS Timor tetap fokus bekerja dalam pencegahan dan resolusi konflik sosial. Hingga pada tahun 2011, dengan menyasar orang muda sebagai investasi terbaik mecegah konflik sosial, terbentuklah KOMPAK (Komunitas Peacemaker Kupang) yang hingga hari ini berjuang untuk mempengaruhi opini masyarakat dan pemerintah dalam merawat keberagaman dan menolak radikalisme.

Ramalan Zodiak Malam ini - Sagitarius Seseorang Menunggu Janjimu, Virgo Dapat ini dari Orang Baru

Drakor Clean With Passion For Now Rating Tertinggi di Episode 1, Malam ini Episode 2 Tayang

Member BTS Alami Lakalantas Usai Konser di Taiwan, Begini Kondisi dan Fakta-faktanya

Mengapa penting menjaga perdamaian? Karena pada dasarnya tanpa perdamaian masyarakat tidak dapat berkarya dan hidup tentram, yang kedua karena bangsa Indonesia merdeka atas dasar budaya dan agama yang berbeda.

Sejak tahun 2013, CIS Timor dan KOMPAK mendapatkan dukungan dari Oxfam dan Kementerian Sosial RI dalam program pemberdayaan dan pengorganisasian kelompok anak muda untuk pembangunan perdamaian dan persatuan Indonesia.

Pemimpin Redaksi Pos Kupang, Dion DB Putra menjelaskan bagaimana mengidentifikasi berita hoaks dan ujaran kebencian di Ballroom Hotel Neo Kupang, Selasa (11/12/2018).
Pemimpin Redaksi Pos Kupang, Dion DB Putra menjelaskan bagaimana mengidentifikasi berita hoaks dan ujaran kebencian di Ballroom Hotel Neo Kupang, Selasa (11/12/2018). (POS-KUPANG.COM/Laus Markus Goti)

Oxfam adalah sebuah organisasi kemanusiaan yang berada di 20 negara dan bekerja di hampir 100 negara di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Visi Oxfam adalah "dunia yang adil tanpa kemiskinan."

Di Indonesia, Oxfam bekerja di wilayah bagian timur Indonesia, salah satunya di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama beberapa mitra organisasi masyarakat sipil/lembaga swadaya masyarakat lokal.

Mendekati momen-momen besar politik, seperti Pemilihan Kepala Daerah dan Presiden, CIS Timor dan KOMPAK khawatir perdamaian di Indonesia terancam dengan beredarnya secara luas kabar bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) yang menyangkutpautkan identitas agama, suku, kelas sosial, gender, dan lain-lain, baik di media konvensional maupun media sosial.

Jika tidak ditangani dengan tepat, opini-opini yang tidak kredibel ini potensial memecah belah keutuhan dan persatuan sosial dalam masyarakat. Di sini peran masyarakat, terutama anak muda sebagai generasi yang dinamis dan akrab dengan teknologi informasi terkini, menjadi penting untuk menjaga supaya kabar bohong dan ujaran kebencian tidak beredar luas dan memecah belah masyarakat.

Dalam dua hari ini yaitu tanggal 11-12 Desember 2018, CIS Timor dan KOMPAK, dengan dukungan Oxfam dan Kementerian Sosial RI akan melaksanakan Konferensi Anak Muda "Kabar Bohong dan Ujaran Kebencian Tidak Keren!: Anak Muda Bersama Melawan Kabar Bohong dan Ujaran Kebencian untuk Indonesia Damai".

Konferensi akan berfokus pada peran anak muda dalam menyebarkan kabar dan berita positif untuk mendukung perdamaian Indonesia, serta tidak mudah terhasut kabar bohong dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa.

Pada hari pertama konferensi, Selasa (11/12/2018) berlangsung dua sesi diskusi panel. Diskusi panel pertama dengan topik: "Dinamika Pembangunan, Restorasi Sosial dan Pluralisme di Nusa Tenggara."

Narasumbernya adalah Gubernur NTT atau yang mewakili yakni Kadis Kominfo, Abraham Maulaka, Pater Gregorius Neonbasu, Pendeta Dr. Ira Mangililo, Zarniel Woleka. Diskusi sesi ini dipandu Moderator Juliana Ndolu.

Sesi kedua diskusi panel membedah topik: "Peran Anak Muda dalam Menghentikan Penyebarluasan Kabar Bohong dan Ujaran Kebencian"

Narasumber mantan Gubernur NTB, Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, LC, MA (Tuan Guru Bajang), Pemimpin Redaksi Harian Pagi Pos Kupang, Dion D.B. Putra, Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Jules Abraham Abast, Anjulin Kamlasi (BEM FKIP Undana/KOMPAK) dan Widiya Suci dari AKAPELA NTB. Sesi ini dipandu Moderator Ana Djukana

Dalam konferensi ini akan digelar Diskusi Kelompok Anak Muda yang akan membedah topik "Kondisi Daerah dan Kerja-kerja Komunitas untuk Mencegah Kabar Bohong dan Ujaran Kebencian."

Juga akan diumumkan pemenang lomba esai, poster, pentas seni anak muda dan outbond untuk mempererat kerja tim kelompok anak muda. Acara selama dua hari akan diikuti perwakilan anak muda dari Provinsi NTT, NTB, Aceh, dan DI Yogyakarta.

Demikian siaran pers yang diterima Pos Kupang dari Ketua Panitia, Ririn Astrianawaty, Selasa (11/12/2018). (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved