Berita NTT

Inilah Moke, Minuman Beralkohol Khas Flores NTT, Jenis Moke dan Tradisinya

Pembuatan moke Flores dilakukan di kebun-kebun masyarakat dengan menggunakan wadah-wadah tradisional seperti periuk tanah untuk memasaknya.

Penulis: maria anggryani enotoda | Editor: Bebet I Hidayat
POS KUPANG/FELIX JANGGU
Yoseph Narek warga kampung Wolo Desa Watotika Ile kecamatan Demon Pagong Flotim sedang memegang moke, Selasa (13/3/2018). 

Inilah Moke, Minuman Beralkohol Khas Flores NTT, Jenis Moke dan Tradisinya

POS-KUPANG.COM - Kenalkan Ini Moke Minuman Khas Orang Flores NTT, Berikut Cara Pembuatan, Jenis Moke Dan Tradisi.

Dilansir dari Wikipedia, Moke Flores merupakan minuman tradisional yang dibuat dari hasil penyulingan buah dan bunga pohon lontar maupun enau, proses pembuatannya masih tradisional yang diwariskan secara turun temurun dan masih dilakukan sampai sekarang.

Pembuatan moke Flores dilakukan di kebun-kebun masyarakat dengan menggunakan wadah-wadah tradisional seperti periuk tanah untuk memasaknya.

Polda NTT Dukung Gubernur Viktor Laiskodat Legalkan Miras Lokal Sopi dan Moke, Asal. . .

Soal Miras - DPRD NTT Berharap Ada Kajian Dari Pemerintah

VIDEO : Gubernur NTT Rencana Legalkan Miras, Begini Cara Penyulingan Moke

Moke minuman beralkohol khas Flores NTT
Moke minuman beralkohol khas Flores NTT (Youtube)

Pembuatan moke Flores memerlukan keuletan, kesabaran dan keahlian khusus untuk menghasilkan minuman yang berkualitas.

Satu botol Moke Flores butuh 5 jam, karena menunggu tetesan demi tetesan dari alat penyulingan yang menggunakan bamboo.

Moke Flores dengan kualitas terbaik sering disebut masyarakat dengan BM atau bakar menyala.

Moke Flores tersebut memiliki khasiat menyehatkan dan tidak memabukkan.

Moke Flores  dengan kwalitas terbaik biasanya hanya disajikan pada akhir pekan dan acara-acara adat seperti pesta pernikahan sebagai pendamping hidangan utama dan disajikan juga sirih dan pinang yang biasa dikonsumsi para wanita.

 Walaupun moke Flores merupakan minuman yang beralkohol, untuk mendapatkannya sangat mudah, diberbagai sudut kota maupun di pelosok desa moke selalu tersedia.

 Di luar Kupang moke Flores dapat ditemukan di warung pinggir jalan.

Harganya antara Rp 15-20 ribu per botol air kemasan sedang.

Arak tradisional ini merupakan minuman masyarakat luas di Flores termasuk di kalangan para pejabat daerah.

Masyarakat di Flores sering mengonsumsi Moke beramai-ramai atau dalam istilah daerah disebut dengan cara melingkar.

Konsumsi moke sering dilakukan bersama dengan aneka camilan atau lepeng dalam bahasa daerah.

Moke juga dikonsumsi bersama dengan makanan khas flores seperti lepeng ikan kuah asam, ikan bakar, sop kambing, pisang bakar/rebus dan sambal lemon atau sambal tomat balik.

Perjamuan tersebut sering dilakukan di luar rungan seperti di pinggir pantai, di halaman rumah dan di bawah pepohonan.

Pembuatan Moke

Proses pembuatan penyadapan dimulai dengan menampung air bunga tandan dari pohon mike, atau dikenal dengan moke putih.

Peralatan yang digunakan adalah pisau atau golok, bambu berbentuk tabung berdiameter 15 cm, panjang 1 meter, dan sabuk pengaman.

Pemilihan bunga adalah bagian yang paling menentukan untuk dapat menghasilkan air mike yang bermutu baik dan jumlahnya banyak.

 Kuncup bunga enau dibuka dengan menggunakan pisau atau golok secara hati-hati.

Setelah semua tandan terbuka, lalu tandan dirundukkan dengan menggunakan tali yang diikatkan pada pelepah daun bawah, dan dibiarkan selama 3-4 hari.

Penampungan atau penderasan air mike dapat dilakukan dengan mengiris ujung tandan bunga.

Setiap kali air diambil, bunga diiris kira-kira 0,5 cm dan air yang keluar ditampung dengan bambu.

Penampungan atau penderasan air mike dapat dilakukan dengan mengiris ujung tandan bunga.

Sebelumnya bambu diisi dengan kapur sirih atau daun-daun khusus untuk mencegah air agar tidak menjadi asam.

Penampungan air dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yakni pagi dan sore hari.

Dua kali sehari mesti memanjat pohon enau dengan tinggi sekitar 19 meter.

Umur pohon kira-kira 15 tahun.

Setiap pohon mikedapat menghasilkan 8-10 liter.

 Air mike yang telah dikumpulkan selama kurang lebih satu hari, kemudian diberi bawang merah yang diiris, daun kemangi, dan daun.

Sesudah itu, moke sudah siap suguh menjadi minuman.

Minuman ini memiliki aroma yang khas, dan rasa asam sedikit bercampur agak pahit saat diminum.

Jika pohon tidak menghasilkan banyak buah, ada cara tradisi nenek moyang yang dapat memberikan hasil yang banyak.

Persoalan ini diatasi dengan penyadap tidak hanya dengan keahlian teknis namun juga dengan cara upacara pemberian sesaji, seperti sembelih ayam.

Sebab, penyadap menyakini bahwa pohon enau memiliki ‘roh’.

Setiap peyadap mesti mengetahui akan sisi ‘gaib’ dari pohon ini.

Oleh karena itu, pengiris memberikan sesajian.

Kecelakaan Laut Kembali Terjadi di Flotim! Simon Siba Ama Tewas Tenggelam di Perairan Waiwuring

Tensi Meningkat di Laut Hitam! Ukraina dan Rusia Saling Tuding

 Ini Penyebab Valentino Rossi Harus Berpisah dengan Pelatih Pribadinya

Biasanya, menyuguhkan bahan saji sebelum pekerjaan iris bunga aren.

Doa-doa mantra mengiringi sesaji itu.

Nenek moyang telah berpesan bahwa pohon enau sebagai bagian dari kehidupan.

Pohon ini memberikan berkah untuk saat ini dan masa depan.

Moke Putih

Moke putih adalah nira hasil sadapan dari pohon lontar atau pohon enau.

 Cara pembuatannya adalah dengan memakai bambu berukuran seruas yang kemudian dicuci bersih dan dikeringkan lalu digantungkan pada ujung mayang yang telah dijepit atau dipukul-pukul dan dipotong ujungnya.

Dari proses itu, akan muncul cairan bening menetes dari ujung mayang, cairan itu adalah moke putih.

Moke putih yang manis dapat dimasak dan dijadikan gula merah.

Sedangkan moke putih yang diminum adalah moke yang ditampung dengan wadah bambu yang tidak bersih sehingga terjadi peragian dan rasa minuman ini pahit.

Moke putih sejenis ini ada yang dapat langsung diminum, tetapi lebih banyak digunakan untuk dimasak atau disuling dan menghasilkan moke hitam atau arak.

Moke Hitam

Moke hitam sesungguhnya tidak hitam.

Warnanya seperti air putih dan sedikit kuning.

Ini adalah hasil sulingan dari moke putih.

Moke putih disuling di saung penyulingan tuak yang dalam bahasa Nagekeo disebut Kuwu tua.

Moke hitam sering dihidangkan dalam acara pesta adat. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved