Berita NTT

Ini Deretan Upaya Viktor Laiskodat Tuntaskan Sampah Di NTT, Sanksi Tegas Hingga Teken Kontrak

Ini Deretan Upaya Viktor Laiskodat Tuntaskan Sampah Di NTT, Sanksi Tegas Hingga Teken Kontrak.

Penulis: Servan Mammilianus | Editor: maria anitoda
Tribunnews
Ini Deretan Upaya Viktor Laiskodat Tuntaskan Sampah Di NTT, Sanksi Tegas Hingga Teken Kontrak. 

Selaian sampah, ia mengatakan, laut di Labuan Bajo sudah berbau dan itu menandakan bahwa lingkungan sudah rusak.

"Ketika saya ada di Labuan Bajo, saya sempat ditahan oleh seorang Pastor dari Austria. Dia katakan, daerah ini adalah tempat bagus, hanya saja kita tidak jaga lingkungan. Saya katakan, beri waktu enam bulan dan Pastor kembali ke sini dan lihat lagi," kata Viktor.

Dikatakan, di Labuan Bajo harus mencerminkan NTT, karena itu sampah harus mendapat perhatian.

"Masa ada kandang ayam dan babi di dalam kota. Rumah-rumah jangan jadi kandang, tetapi sebaliknya harus jadi home stay-home stay," katanya.

 HIV AIDS, Tak Hanya Lewat Seks, Virus Ini Menular Lewat Hal Tak Terduga Ini, Kamu Melakukannya?

 HIV AIDS, Kenapa AIDS Mesti Diperingati Tanggal 1 Desember, Kamu Mesti Tahun Berbagai Hal Ini

Ibu dan Bayi Tewas Ditangan Dokter Mabuk Saat Lakukan Operasi Caesar

Untuk kawasan TNK , Viktor mengatakan, perlu diatur agar wisatawan yang masuk harus memberi dampak luar biasa bagi daerah.

"Kita harus tetapkan lagi berapa harga masuk ke sana, berapa orang yang masuk. Kita butuh tata itu.

Apakah ada komodo ada di lain tempat? Kita tidak butuh orang banyak masuk di TNK tapi butuh bayaran banyak,," ujarnya.

Dia mengatakan, Komodo dikenal dari Bali dan itu melecehkan atau penghinaan bagi NTT.

‎"Tapi kalau dibayar mahal maka kita akan atur dan tata sehingga orang yang masuk di sana benar-benar berkontribusi juga bagi daerah," ujarnya.

Sedangkan Kota Kupang juga, ia mengakui masih kotor. ‎

"Kota Kupang juga masih bau. Orang kalau lihat laut bau, dia sudah tidak senang. Karena itu peran pak wali untuk pelaksanaan Pembangunan," katanya.

Untuk kota Kupang, dia menyetujui dengan Walikota Kupang bahwa Kota Kupang adalah teras NTT.

Sedangkan soal sampah, dia mengatakan, di Kota Kupang masih ada sampah plastik.

"Karena itu, pak wali coba lari sore keliling ke kantor-kantor, pasti sampah-sampah bisa diangkut. Harus mulai, karena perilaku kita di NTT masih anggap sampah itu hal biasa. Saya pernah pilih sampah, ada yang lihat dan senyum-senyum saja," katanya.

Dia mengatakan, untuk sampah plastrik harus diperangi sehingga tahun ‎ 2019 tidak boleh ada sampah plastik.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved