Berita Seminar Nasional Anti Suap

Wagub NTT, Josef Nae Soi Bilang Ikan Itu Busuk Dari Kepala, Pemimpin Mesti Jadi Panutan

Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef Nae Soi, MM bilang ikan itu busuk mulai dari kepala, pemimpin mesti jadi panutan.

POS-KUPANG/NOVEMY LEO
Direktris LBH APIK NTT, Ansi D Rihi Dara bersama Pemred Pos Kupang, Dion DB Putra dan Wagub NTT, Drs. Josef Nae Soi, MM di sela-sela Seminar Nasional Implementasi Ansi Suap dan Anti Korupsi dengan ISO 37001:2016, Selasa (13/11/2018) di aula Pos Kupang. 

POS-KUPANG.COM - Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef Nae Soi, MM bilang ikan itu busuk mulai dari kepala. Pemimpin yang buruk akan menghasilkan staf yang juga buruk, sebaliknya jika pemimpinnya baik maka stafnya akan baik. Karena itu pemimpin mesti jadi panutan bagi stafnya.

Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef Nae Soi, MM mengatakan hal itu dalam seminar nasional  Implementasi Anti suap dan anti korupsi, dengan tema bersama kita perangi suap dan korupsi di NTT dengan ISO 37001:2016 tentang sistem manajemen anti suap. Seminar ini dilaksanakan oleh Pos Kupang dan RINA, bertempat di Aula Harian Pagi Pos Kupang, Selasa (13/11/2018).

Josef sepakat bahwa ISO 37001:2016 bisa dijadikan tools di Pemprov NTT guna mencapai kesejahteraan bersama seluruh rakyat NTT.

Baca: Walikota Kupang Jefri Riwu Kore Tantang Karel Karni Lando Bersihkan Kota Kupang Dari Suap

"Komitmen anti suap dan anti korupsi mesti dimulai dari pemimpin. Dan untuk mengimplementasikan visi besar NTT yakni NTT bangkit dan sejahtera dari dimensi ideal  ke dimensi fleksibel harus dimulai dari diri pemimpin NTT yakni Gubernur dan Wakil Gubernur. Ikan itu busuk dari kepala tapi dari ekor. Karena tu pemimpin mesti bersih dari suap dan korupsi," kata Josef.

Menurut Josef, selama ini profil dari NTT masih belum baik karena presepsinya NTT sebagai provinsi terkorup nomor 4. "Mesti indikator saya belum tahu tapi pemberantasan kourpsi telah menjadi prioritas kami, saya bersam apak gubernur," kata Josef.

Pembicara dan peserta Seminar Nasional Impelemntasi Antri Suap dan Anti Korupsi di NTT dengan ISO 37001:2016, Selasa (13/11/2018), di aula Harian Pagi Pos Kupang.
Pembicara dan peserta Seminar Nasional Impelemntasi Antri Suap dan Anti Korupsi di NTT dengan ISO 37001:2016, Selasa (13/11/2018), di aula Harian Pagi Pos Kupang. (POS-KUPANG/NOVEMY LEO)

Karena itu beberapa strategi dan komitmen mulai dibuatnya yakni, SPPD ke dalam dan luar negeri uang saku tidak diberikan cash tapi diberikan kartu. "Kau belanja over limit, tidak bsia keluar. Ini salah satu cara untuk mencegah agar tidak terjadi korupsi. Memang hal ini masih jauh dari apa yang diharapkan, tapi kami mau mencoba," kata Josef.

Strategi lainnya, membuat sistem e budgeting pada perencanaan anggaran dan perencanaan program. Dan guna mendukung hal itu, telah dilakukan reposisi dan rekstrukturisasi OPD dari 48 menjadi 37 guna efisiensi anggaran dalam layanan pembangunan, pemerintahan dan masyarakat serta untuk memaksimalkan pelayanan publik.

Hal lainnya dengan membuat pertanggungjawabab online dan menerapkan surat masuk keluar (sumaket) dengan penerapan surat perintah perjalanan dinas mengunakan card. Dan komitmen itu dimulai dari penataan anggaran APBD 2018-2020 yang mulai diterapkan pada tahun 2018.

Baca: VIDEO:Pemprov NTT Dan Pemkot Kupang Buka Diri Menerapkan ISO 37001:2016 Anti Suap

Wabup NTT, Josep Nae Soi juga berjanji akan transparan dalam pengeloalaan dan pertanggungjawabkan keuangan. 

"Semua penggunaan anggaran taruh di koran, tranparansi, ada UU kebijakan publik harus diberikan informasi ya harus kasih, kenapa kita takut. Kita tidak curi kok. Saya jalan pergi tugas kenapa saya takut untuk diekspos di koran. Agar masyarakat bisa berperan mengawasi kinerja pemerintah maka masyarakat mesti tahu bagaimana pengeloalan keuangan oleh pemerintah, kalau kita sembunyi anggaran tidak muat di koran darimana masyarakat tahu," kata Josef.

Josef menambahkan, tindak korupsi itu terjadi karena adanya napsu dalam diri.

"Contoh saja, pisau kalau kita kasih ke doketr pasti akan digunakan untuk operasi, kita kasih ke ibu akan dipakai untuk potong sayur, tapi kalau kita kasih ke maling maka dia akan tusuk orang, padahal objeknya sama. Karenanya memang pembinaan karakter dan nilai sejak kecil dalam keluarga itu dibutuhkan. Pendidikan mesti menjadi prioritas bagi generasi muda dan semua kompoten, baik agama, perempuan, pemimpin, pers, semua mesti keroyok untuk meningkatkan pendidikan dan memberantas korupsi.

Wakil Gubernur NTT, Drs Yosef Nae Soi membuka acara seminar nasional Anti Suap dan Anti Korupsi yang diselenggarakan Harian Pagi Pos Kupang bekerja sama dengan Badan Sertifikasi Internasional Anti Suap (RINA). Seminar berlangsung di  Ruang rapat lantai II Pos Kupang, Selasa (13/11/2018).
Wakil Gubernur NTT, Drs Yosef Nae Soi membuka acara seminar nasional Anti Suap dan Anti Korupsi yang diselenggarakan Harian Pagi Pos Kupang bekerja sama dengan Badan Sertifikasi Internasional Anti Suap (RINA). Seminar berlangsung di Ruang rapat lantai II Pos Kupang, Selasa (13/11/2018). (POS KUPANG/HERMINA PELLO)

Yosef menegaskan selalu bertindak tegas terhadap asn yang nakal.

"Saya tidak main-main, kalau salah saya pecat, mau pergi ke PTUN saya hadapi. Terlambat berulangkali saya kasih mereka pakai rompi orange dan membersihkan sampah di sekitar kantor," kata Josef.

Yosef menambahkan, pihaknya sering menggunakan handhphone untuk melakukan disposisi sehingag isa lebih efisiensi bahkan da menekankan kebersihan di lingkungan kerjanya. "Korupsi mesti dicegah dari diri sendiri, dengan kebersihan lingkungan," kata Josef.

Baca: Mau Cegah Tindak Pidana Suap Dan Korupsi di NTT Dengan Sistem ISO 37001:2016, Manjurkah?

Josef mengatakan, nilai kejujuran adalah nilai yang harus koresif dan kohesif melekat dalam diri seorang pemimpin antara apa yang pemimpin buat dan pemimpin katakan sehingga aparat ditingkat bawah meneladani hal itu. 

Seminar itu menghadirikan lima pembicara yakni  Wakil Gubernur NTT, Drs. Yosep Naesoi, MM; Walikota Kupang, Dr. Jefry Riwu Kore; Kepala Badan Sertifikasi Internasional Anti Suap, Ir. Karel Karni Lando, serta RINA Certification Asia Region, Fiato Luigi. Serta Komisi Ahli Kementerian Pertanian RI, Prof. Dr. Syafril Daulay.

Seminar dihadiri puluhan pejabat TNI/Polri, aparat penegak hukum yakni Polisim Jaksa, Hakim serta pihak Bandara Angkasa Pura, akademisi, pimpinan LSM, Ombudsman NTT dan tokoh agama dan masyarakat umum. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved