Berita Nasional Terkini
Ternyata Ini yang Bikin Jokowi Buka-bukaan Tanggapi Isu PKI
Arsul Sani, menceritakan kisah di balik buka-bukaan calon presiden Joko Widodo soal isu yang menyebutkan bahwa dia adalah anggota PKI.
POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Pasangan Joko Widodo-Maruf Amin, Arsul Sani, menceritakan kisah di balik buka-bukaan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo soal isu yang menyebutkan bahwa dia adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Arsul mengatakan, Jokowi sebenarnya tidak mau menanggapi isu itu. "Saya melihat Pak Jokowi semula tidak mau merespons soal itu karena itu kan masalah yang difitnahkan dalam Pilpres 2014 via Obor Rakyat," ujar Arsul kepada Kompas.com, Senin (5/11/2018).
Arsul mengatakan, pelaku fitnah lewat majalah Obor Rakyat itu sudah dipidana. Namun, masih ada kelompok masyarakat yang percaya dengan isu itu. Jokowi masih dianggap sebagai anggota PKI.
Baca: Vonis Banding Dokter Bimanesh Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara
Tahun demi tahun berlalu, hingga pemilihan presiden akan digelar lagi. Akan tetapi, isu bahwa Jokowi adalah anggota PKI tidak juga hilang. Arsul mengatakan, banyak pihak yang mengangkat isu itu di beberapa daerah.
"Kami memang menemukan di lapangan bahwa masih ada yang tetap menyebarkan isu itu dan juga ada segmen pemilih tertentu yang masih percaya," ujar Arsul.
Baca: Dukcapil Kota Kupang Dukung Program GISA Pemprov NTT
Akhirnya, Tim Kampanye Nasional memberikan saran kepada Jokowi untuk menjawab isu-isu itu.
Arsul mengatakan, Jokowi harus angkat bicara agar isu ini tidak terus-menerus bergulir. "Kami pun di TKN menyarankan kepada Pak Jokowi agar beliau merespons langsung soal itu sehingga masyarakat bisa mendengar dari tangan pertama," ujar Arsul.
Buka-bukaan Jokowi
Sebelumnya, Jokowi buka-bukaan soal isu dirinya PKI ketika menghadiri sejumlah acara di Provinsi Banten pada Sabtu (3/11/2018) hingga Minggu (4/11/2018).
Jokowi mengatakan, berdasarkan hasil survei yang diterimanya, sekitar 6 persen responden percaya isu Jokowi adalah PKI.
"Kelihatannya memang cuma 6 persen. Tapi itu setara dengan 9 juta masyarakat Indonesia. Masih banyak, kan, berarti," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan selama ini sudah sabar menghadapi isu anggota PKI. Maka, hampir selama empat tahun itu pula, ia memilih diam dan tidak ambil pusing atas tudingan itu.
Namun, menjelang Pemilihan Presiden 2019, isu itu bukannya mereda, tetapi kian menguat. Menurut dia, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membuat klarifikasi dalam setiap kesempatan.
Jokowi meminta klarifikasinya itu juga disebarluaskan kepada masyarakat umum. Ia mengatakan, ada tiga penjelasan yang dapat disampaikan kepada masyarakat.
Pertama, isu itu tidak sesuai logika. Sebab, melalui Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966, negara memutuskan menjadikan PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.