Beranda Kita
Pulang ke Rumah yang Dulu
Zaman berubah lekas amat. Teknologi komunikasi dan informasi terus perbarui diri. Canggih! Alat bikinan manusia kian pintar
Penulis: dion db putra | Editor: Dion DB Putra
Tulisan ketiga yang saya rajut adalah epilog untuk buku Ringkasan Kegelisahaan Sosial di Aula Sejarah karya Marsel Robot (Oktober 2018). Buku 260 halaman berisi kumpulan artikel pilihan Marsel Robot dalam dua dekade terakhir. Penerbit Perkumpulan Komunitas Sastra Flobamora.
Saya berterima kasih kepada Yahya Ado, tim buku PWI Pusat dan Dr. Marsel Robot, dosen senior dari Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang yang memberi kesempatan saya menulis.
Setidaknya saya masih berurusan dengan buku. Tidak semata rutin mengedit berita untuk pembaca Harian Pagi Pos Kupang. Rutinitas itu kerap menjadi momok bagi wartawan. Asyik bekerja sehari-hari mereka lupa menulis sesuatu yang lebih berisi. Menulis yang bermakna tak sebatas warta informatif memenuhi unsur 5W + 1H. Menulis untuk buku memerlukan energi lebih dalam mencermati, menganalisis, refleksi dan merangkai kata demi kata.
Benarlah pesan orang bijak bahwa cara terbaik merawat istana ingatan adalah dengan membaca dan menulis. Luangkan waktu saban hari antara 30 menit sampai 1 jam untuk membaca. Baca informasi apa saja terutama buku-buku yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Satu lagi yang tidak boleh terlewatkan. Jika tuan dan puan punya kebiasaan menulis mestilah disertai ketekunan mendokumentasikannya. Banyak orang hebat menulis tapi cuma sedikit yang telaten menyimpan file. Akibatnya ketika berniat membukukan tulisan itu, misalnya, dia tidak tahu harus mendapatkan di mana. Pusing sendiri. Rugi besar karena pengalaman saya menunjukkan gagasan bernas jarang terulang.
Ikhwal konsistensi menulis saya mengagumi teladan para wartawan kawakan negeri ini. Tiga nama besar patut disebut secara khusus yaitu Jakob Oetama, Rosihan Anwar dan Dahlan Iskan.
Rosihan Anwar menulis sampai usia sepuh bahkan hingga saat-saat terakhir kembali ke pangkuanNya dia masih merangkai kata, menyumbangkan pikiran demi kemajuan bangsa dan negara yang dia cintai. Pendiri Harian Kompas, Jakob Oetama juga sama. Demikian pula Dahkan Iskan. Dahlan sampai saat ini masih menulis minimal sekali dalam sepekan. Tulisannya mengalir dalam langgam yang enak dibaca.
Para jurnalis senior itu mengajarkan satu hal bahwa menulis adalah sesuatu yang menyenangkan. Maka setiap ide yang muncul perlu segera dimahkotai dengan kata dan kalimat agar ia bermakna bagi peradaban manusia. Secuil ide laksana air sungai yang terus mengalir sampai jauh melewati jeram, laguna, muara dan laut biru. Tak pernah kembali. (Kolhua 4-11-2018) *
• Beranda Kita adalah kolom Dion DB Putra yang pernah hadir di edisi cetak Harian Pos Kupang periode 2008-2011. Kini atas permintaan pembaca, sang penulis menghadirkan lagi dalam format online minimal seminggu sekali. Semoga berkenan.
• Dion DB Putra, wartawan Pos Kupang 1992- sekarang.
