Berita NTT Terkini
Ansy Lema Sebut Sumpah Pemuda Janji Suci yang Pantang Dilanggar
Sumpah pemuda adalah janji suci yang pantang untuk dilanggar. Karena itu, ia harus ditepati, dipegang teguh
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Sumpah pemuda adalah janji suci yang pantang untuk dilanggar. Karena itu, ia harus ditepati, dipegang teguh dan mengikat para pihak yang berkomitmen dalam sumpah.
Hal ini diungkapkan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si, kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (28/10/2018).
Bagi Ansy Lema, sumpah pemuda merupakan tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sebab, tanpa sumpah pemuda, komitmen untuk bersatu tentu tak akan pernah terwujud.
Baca: Siswi Jurusan Pertanian SMKN I Aeramo Jual Hasil Kebun kepada Warga
Mantan juru bicara Ahok itu memahami betul bahwa komitmen yang akhirnya bermuara pada perjuangan bersama untuk mewujudkan kemerdekaan itu akan bisa tercapai dengan melepasakan atribut identitas yang kerap membidani lahirnya superioritas individu maupun golongan.
"Pemuda masa itu menanggalkan perbedaan antara mereka dan berkomitmen menjalin persatuan-kesatuan bangsa untuk mewujudkan Indonesia merdeka," ungkapnya.
Baca: Gedung SDI Barang Terbakar, Bupati Kamelus Minta BPBD dan Dinas Pendidikan Beri Bantuan
Upaya untuk mewujudkan persatuan memang tak pernah terlepas dari peran pemuda. Ada semacam kesadaran kolektif yang terbangun pada masa itu bahwa untuk mencapai kemerdekaan, kekuatan persatuan rakyat menjadi senjata ampuh menggempur dominasi kolonialisme.
"Itu mengapa, mereka mengutamakan spirit persatuan bangsa dan tidak menganggap perbedaan sebagai penghalang bagi kemerdekaan bangsa," tegas caleg DPR RI Dapil NTT 2 itu.
Spirit persatuan itu coba diterjemahkan kembali dalam konteks kehidupan Indonesia masa kini. Berguru pada spirit persatuan pemuda masa lalu, demikian Ansy, fakta pluralitas dan keragaman menjadi aset sekaligus kekayaan bangsa Indonesia.
Perbedaan tak lagi dilihat sebagai ancaman yang akan membelah persatuan dan soliditas sesama anak bangsa. Ia harus dirayakan dalam kebersamaan dengan visi utama yaitu mengokohkan keindonesia-an.
"Sumpah Pemuda mengajarkan pada segenap bangsa Indonesia perbedaan-keragaman harus menyatukan, bukan mencerai-beraikan, merekatkan Indonesia, bukan malah meretakkan ke-Indonesia-an kita," ungkapnya.
Perpecahan, Ancaman Serius Bangsa
Ancaman serius bangsa Indonesia hari-hari ini adalah perpecahan. Menurut Ansy, hal tersebut dipicu oleh kecendrungan orang atau kelompok untuk mengekspolitasi sentimen berbasis SARA. Setidaknya, hal itu bisa dibaca dalam konteks diskursus politik akhir-akhir ini.
Kita menemukan kampanye berbasis SARA, seperti politik jenasah, menggunakan rumah ibadat sebagai alat untuk mencari kekuasaan sekaligus memporakporandakan akal sehat massa, menjadi bentuk paling nyata bagaimana kekuasaan menjadikan agama sebagai alat.
Kita lalu gagal menemukan percakapan politik yang mengedepankan akal sehat. Ruang publik kita akhirnya dikepung narasi identitas yang memantik konflik dan kegaduhan. Padahal, menurut Ansy, dahulu generasi 28 bisa bersatu walau agama, etnik dan bahasa mereka berbeda.