Geliat Ekonomi di Oepoli Makin Terlihat

Dia mengungkapkan, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan pada malam hari saat ini. Misalnya, ceritera dari para orang tua yang senang karena anak-anak sudah bisa belajar dengan nyaman karena ada listrik.

Warga juga bisa mengikuti informasi dari televisi dan kegiatan lainnya dan rumah menjadi terang karena listrik menyala sampai pagi hari.

"Sebelumnya kami pakai genset, rumah menyala hanya waktu kami masih terbangun,
saat mau tidur, matikan genset, jadi gelap sangat terasa sepanjang malam," ungkapnya.

Tokoh masyarakat Amfoang, Tom Kameo mengatakan sejak 2015 mereka juga dapat merasa merdeka yang sesungguhnya.

"Kami sudah bisa angkat kepala karena wilayah perbatasan sudah bisa terang meski
baru 12 jam. Tapi itu sudah sangat membantu. Terima kasih PLN sudah masuk di sini. Anak sekolah sudah bisa belajar di malam hari, bisa nonton televisi untuk mendapat informasi. Petani hortikultura juga sudah bisa beli dinamo untuk sedot air rumah terang benderang dan juga ada dampak untuk komunikasi. BTS juga boleh ada di sini tapi kalau tidak ada listrik, mau cas HP di mana. Terima kasih PLN karena PLN hadir
dengan listrik sehingga kehidupan kami menjadi lebih baik" katanya

Dengan hadirnya PLN juga sudah membantu mengurangi pengeluaran masyarakat. Fitus Efi, warga Oepoli juga mengungkapkan ketika menggunakan genset maka pengeluaran untuk bahan bakar yang selama ini bisa mencapai 5-6 botol perhari dengan harga Rp 10 ribu perbotolnya sedangkan setelah menjadi
pelanggan PLN maka dengan biaya 50 ribu sudah bisa menikmati listrik beberapa hari ke depan.

Ketersediaan listrik yang difasilitasi PLN telah mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat hingga kesempatan mempersipakan sumber daya manusia yang makin baik melalui kertersediaan informasi maupun kesempatan belajar yang lebih baik bagi anak-anak, generasi penerus bangsa.

Listrik berkontribusi bagi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste. (*)