Berita Tamu Kita
Kol (Pnb) Arief Hartono : Suka Semua Berbau Kecepatan
Ada tanggung jawab yang melekat di pundak sang komandan untuk menjaga kedaulatan wilayah udara NKRI di tapal batas.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Apolonia Matilde
MENGEMBAN tugas sebagai komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang yang berbatasan langsung dengan dua negara tetangga, Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) dan Australia tentu bukanlah sebuah perkara mudah. Ada tanggung jawab yang melekat di pundak sang komandan untuk menjaga kedaulatan wilayah udara NKRI di tapal batas.
Diserahterimakan tugas menjadi Komandan Lanud El Tari pada 6 Mei 2018 di Pangkoops AU II Makasar, Kolonel Pnb Arief Hartono resmi menggantikan Kol Pnb Rony Irianto Moningka. Dalam rentang waktu sekitar lima bulan menjabat Danlanud El Tari Kupang, sang komandan aktif berkolaborasi dengan berbagai stakeholder dan pihak untuk memfasilitasi berbagai kegiatan social dan olahraga selain kegiatan-kegiatan pokok kedirgantaraan dan ketentaraan.
Ada berbagai event kejuaraan olahraga yang dibuat di antaranya, El Tari Dirgantara Road Race sebanyak tiga seri yang dilaksanakan di sirkuit Lanud El Tari, Kejuaraan menembak umum dan anggota TNI-Polri, Kejuaraan Burung Berkicau yang bekerjasama dengan Ronggolawe Nusantara. Selain itu ada pula berbagai kegiatan sosial seperti pengobatan gratis untuk masyarakat serta penghijauan.
Baca: Wah! Tanpa Make Up Dan Kenakan Baju Ini Nia Ramadhani Jenguk Jennifer Bachdim Di RS
Perwira menengah korps Swa Bhuwana Paksa ini ternyata sejak kecil sudah menyukai hal yang bersifat kecepatan. Tak heran ia memilih menjadi seorang penerbang tempur di TNI AU. Sebagai orang nomor satu di Lanud El Tari, apa saja hobi yang dilakukan selain menjabat Dan Lanud. Berikut wawancara Reporter Pos Kupang, Adrianus Nong Loba dan sang komandan belum lama ini.
Baca: Jual Suara, PS Wanita Sikka Cari Tambahan Dana Pesparani Ambon
Proficiat Pak Danlanud. Selama beberapa bulan mengmban tugas menjadi Komandan Lanud El Tari yang bermarkas di Kupang, kira-kira seperti apa rasanya?
Terima kasih mas. Selama hampir lima bulan bertugas di Kupang, saya merasakan semuanya bejalan dengan baik, lancar, dimana kebudayaannya orang Kupang itu ternyata tidak jauh beda dengan kebudayaan orang kampung saya, Sumbawa. Salah satunya ya hobi saya, ternyata orang Kupang itu sama-sama kebudayaannya suka kuda, sehingga klop atau ngeklik, jadi kita semangat bertugas di sini.
Apakah selama bertugas di Kupang, Anda temui kendala?
Ya kalau kendala, itu selalu ada. Namun semuanya bisa terselesaikan dengan baik, bisa kita lalui dengan baik. Kta bekerja tidak mungkin kan tanpa kendala? Kendala dan rintangan itu yang membuat kita terasah. Kalau kita baik-baik saja, landai-landai saja, mungkin kita tidak ada majunya, karena kita tidak pernah terasah dengan suatu kondisi sulit yang membuat kita harus berpikir ekstra.
Wilayah NTT berbatasan dengan dua negara tetangga, Timor Leste dan Australia. Apakah ada pelanggaran udara?
Untuk pelanggaran perbatasan udara belum ada, baik itu dari Timor Leste maupun dari Australia, itu selama saya jadi komandan. Dan, selama ini alhamdulilah, ketiga negara; Indonesia, Timor Leste dan Australia semuanya mengikuti aturan-aturan internasional.
Kalau proyeksi ke depan, kira-kira apa yang harus dibuat?
Kalau proyeksinya, mungkin untuk NTT ini sebaiknya dirancang untuk segera naik statusnya. Status Lanud El Tari selama ini kan tipe B, baiknya ditingkatkan menjadi Lanud Tipe A. Karena ya itu, kita ada di perbatasan udara, darat dan laut, jadi kalaupun kita mau menempatkan sebuah alutsista, paling bagus alutsista yang disiapkan itu alutsista dari pesawat tempur dan pesawat intai, seperti itu.
Selain peningkatan status, apa kita benar-benar butuh pesawat?
Betul kita butuh peningkatan status ini, dan kita juga butuhkan pesawat tempur dan pesawat pengintai. Ini yang sedang kita usulkan ke komando tingkat atas. Saat ini yang pasti kita sudah memiliki radar, yang fungsinya kalau di kantor seperti CCTV, cuma kalau CCTV kan radiusnya kecil, kalau ini radiusnya besar, itu kan jauh, berapa jauh tidak perlu kita bilang, lokasi dan koordinatnya juga off the record-lah.
Untuk komposisi anggota, apakah cukup dengan anggota sekarang atau ada harapan untuk ditambahkan?
Untuk pangkalan udara El Tari kita masih kurang personelnya, dengan tipe B ini saja kita masih kurang personel.
Bagaimana porsi putra derah NTT untuk masuk TNI AU?
Tahun 2018 kita mengirimkan 4 orang untuk ikut test ke pusat, tapi sayangnya sampai di pusat, tidak ada yang diterima. Yang kita andalkan satu orang, saat menjalani tes dia kena cacar, kalau dia kena cacar berarti dia kan diinkubasi, ndak boleh tes jadi gugur, tiga lainnya tidak memenuhi persyaratan. Ini menjadi bahan refleksi untuk orangtua, bagi guru dan tenaga kependidikan. Jadi kita bicara kualitas pendidikan anak, kepribadian anak dan juga aspek fisik dan kesehatannya.
Bagaimana slot untuk masuk tamtama dan bintara dari putera daerah NTT?
Kalau slotnya kita setiap tahun cukup banyak, kalau bintara, di atasnya tamtama, kita kemarin memberangkatkan 13 orang yang saat ini sedang tes di pusat. Kalau tamtama sedang tes di El Tari. Untuk slotnya kami bisa melihat berapa yang memenuhi persyaratan, contohnya, perwira yang kita kirim empat tidak memenuhi persyaraatan, artinya kualitas pendidikan, sikap, fisik, kesehatan belum baik. Tamtama begitu juga untuk kuota, kalau bisa sebanyak-banyaknya, tetapi kalau berhadapan dengan tes yang diberikan kita kembali bicara tentang kualitas sumber daya manusianya.
Dari beberapa tempat tugas, manakah yang paling berkesan buat Pak Danlanud?
Yang paling berkesan saya rasakan itu saat di NTB, itu berkesan sekali, karena saat itu saya ingin mendirikan kantor di bandara yang baru, Bandara Internasional Lombok (BIL), tetapi mendapat resistensi dari masyarakat sekitar bandara itu. Dari penolakan itu kita mencoba menghadapi dengan cara persuasif. Alhamdulilah dengan cara persuasif, kita melobi dan mediasi, sekarang sudah dibangun kantor kita. Negosiasinya tahun keempat baru goal, saat itu saya baru menjadi komandan selama 3 bulan, kita negoasiasi dan berhasil. Saat itu saya jadi komandan awal April 2013, negosiasi hingga bulan Juli 2013, langsung bangun. Itu yang paling berkesan menurut saya.
Kalau selama di NTT, apa yang paling berkesan?
Lima bulan saya di NTT, yang paling berkesan atau memiliki kepuasan tersendiri ketika kita bisa bersama-dalam hal ini TNI bisa ikut mengamankan Pilkada terutama di Sumba Barat Daya (SBD). Karena menurut histori, daerahnya cukup rawan. Alhamdulilah, antisipasi itu kalau kalimat saya mengatakan tepat guna.
Artinya memang sinergi antara TNI-Polri dan Pemprov secara intelijen di lapangan datanya tepat, lengkap sehingga kita mengasumsikan sesuatu juga tepat, kemudian memilih sebuah taktik dan strategi penindakan yang tepat. Karena intelijen baik dan lengkap, taktik dan strategi baik, maka ketika dimplementasikan di lapangan tepat guna, akhirnya sejarah lima tahun lalu tidak terulang, itu menjadi kepuasan tersendiri.
Yang saya dengar, Anda hobi memelihara kuda? Bagaimana Anda menyisihkan waktu untuk tugas dan untuk hobi?
Hobi saya sebenarnya semua itu berhubungan dengan kecepatan. Saya bisa katakan "speed is my life". Ya dari muda saya terbiasa dengan segala sesuatu yang menggunakan kecepatan, contoh waktu kecil di usia 8 tahun itu saya senangnya sama pacuan kuda, pada saat saya SD saya ikut balap sepeda, ya cross sepeda, kalau sekarang sebutannya mountain bike. Setelah itu saat saya remaja senangnya ngebut, kadang ikut motocross kadang ikut race, seperti itu saat SMA. Kemudian pada saat saya masuk AAU (angkatan udara), pinginnya saya jadi pilot tempur, dan akhirnya jadi pilot tempur. Terus untuk menyisihkan waktu sendiri, bagi saya memelihara kuda itu seperti penghilang stress karena kita berinteraksi sama kuda, kuda itu seperti manusia. Kuda itu persis seperti manusia, ia tahu kalau si empunya itu sedih, ia tahu kalau si empunya itu bahagia, ia tahu kalau si empunya itu stress, sehingga menyalurkan atau dekat sama kuda istilahnya memelihara kuda itu adalah untuk menghilangkan stress dengan hobi tersebut. Kalau membagi waktunya tidak sulit, karena kandang kuda saya juga tidak jauh dari rumah.