Berita Cerpen

Kepoin Yuk! Cerpen Pos Kupang Minggu Ini?

Saya jadi sadar, mungkin perempuan dilahirkan untuk ditindas maupun dijadikan kuda tunggangan tuk menanggung beban dalam keluarga.

Penulis: PosKupang | Editor: Apolonia Matilde

"Kamu perempuan model apa. Kerjanya tidak becus. Setiap hari hanya urus dandan saja, " kata Pak Darno dengan nada emosi.

Keduanya terlibat aduh kata. Sampai-sampai tinju dan tempelengan menghujam di otak belakang Ibu Lefty. Ia jatuh ke lantai bersimbah darah. Selain pelipisnya pecah, juga otak kirinya mengalami gangguan karena tonjokan keras Pak Darno. Segera para tetangga datang menghantar Ibu Lefty ke rumah sakit, setelah mendengar teriakan Ibu Lefty minta tolong.

Pak Darno hilang akal. Ia segera ke rumah sakit menghampiri isterinya. Ibu Lefty divonis mengalami gangguan otak sebelah kiri. Karena itu ia perlu mendapat penanganan medis secara khusus selama dua bulan. Pak Darno tidak tahu mau buat apa. Biaya hidup saja susah apalagi biaya rumah sakit. Ia benar-benar stress kala itu.

Ia memilih pulang ke rumah karena Dhalia harus pulang sekolah siang ini.
Bagimana saya bisa masak? Dhalia makan apa siang ini. Celetuk Pak Darno dalam hati. Tak ada menu lain bagi Dhalia. Ia merengek minta dibuatkan ikan asin campur tomat kesukaanya. Tapi apa daya Pak Darno tidak bisa berbuat apa-apa.

"Nak, makanlah dahulu yang ini. Mama ada keluar sedikit. Sebentar malam baru mama buatkan yang enak buat Dhalia, " kata Pak Darno memelas.
"Iiiih, tidak mau. Saya tidak mau makan, " ucap Dhalia rewel.
"Ayolah nak...nanti kamu sakit."
"Tidak mau, saya mau ketemu ibu, " ucap Dhalia sambil merengek di lantai.

Dhalia semakin hari semakin memperihatinkan. Apalagi ia tahu bahwa ibunya masuk rumah sakit. Selalu saja ia menangis dan ngambek di rumah sakit. Bahkan ia tidak mau ke sekolah. Ayahnya tak bisa menanganinya lagi. Semakin hari keluarga mereka semakin berantakan. Pak Darno berharap agar semuanya segera teratasi. Ia tidak tahan dengan situasi seperti ini.

Pak Darno baru sadar bahwa begitu sulit menjadi perempuan. Selain bekerja di dapur, juga menjadi ibu yang harus tahu mau-maunya seorang anak. Banyak hal yang tidak ia pahami dari Dhalia. Sikap manja dan rewelnya buat Pak Darno jadi pusing. Memang dia lebih dekat dengan mamanya ketimbang Pak Darno. Uang hasil mengaso sehari dari hasil jahit sepatu bisa ia dapatkan 200.000 ribu. Tapi sayang hanya 50.000 ia berikan pada isterinya. Sisahnya ia habiskan buat belanja minum-minum dan kebutuhan rokok. Pantas saja isterinya mengamuk dan tidak bisa membeli bumbu tuk masak yang lebih enak.

Baca: Ternyata aMobil Buatan Amerika ini Pnya Harga di Bawah Rp 100 Juta

Penyesalan selalu datang terlambat. Perempuan selalu butuh dimengerti. Mereka hadir bukan untuk ditindas apalagi diperlakukan sebagai budak dan suruhan. Lalu untuk apa kamu menikah? Hanya untuk menindas seorang perempuan? Tentu tidak bukan?

Karena itu, tak cukup kau menikah. Berilah kasih sayang seluas samudra dan petiklah kedamaian di dalam rumah tanggamu. Cinta kerap tumbuh dari ladang hati yang subur. Tinggal kau merawatnya dan menyiraminya dengan kasih. Walau tanah di hati itu tandus, tapi kalau kau tetap menyiraminya dengan kasih ia akan bertunas subur. Tak ada yang diinginkan dari seorang perempuan selain mereka ingin dimengerti. Jika kau mampu menaklukan dan menenangkan hatinya. Kau tak kehilangan cinta darinya.
(Yurgo Purab, adalah frater asal Keuskupan Larantuka. Sekarang sedang praktek di Pastoran St. Martinus Hinga-Adonara)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved