Berita Nasional
Ratna Sarumpaet Berbohong, Politisi Gaek Akbar Tanjung: Ada Kepentingan
Ratna Sarumpaet Berbohong, Politisi Gaek Akbar Tanjung: Ada Kepentingan. Kepentingan apakah itu?
Ratna Sarumpaet Berbohong, Politisi Gaek Akbar Tanjung: Ada Kepentingan
POS-KUPANG.COM - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengomentari Ratna Sarumpaet yang berbohong terkait lebam di wajahnya.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengatakan seharusnya seorang pembohong seperti Ratna Sarumpaet tidak boleh dibiarkan terus eksis.
"Kita kan tidak ingin pendusta kita terus diberi kesempatan untuk eksis, berkiprah," katanya di Akbar Tandjung Institute, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Menurut Akbar, seharusnya orang yang berbohong dihukum sesuai kualitas kebohongannya.
Lihat Reaksi Fadly Zon, Fahri Hamzah, Rachel Maryam Setelah Ketahuan Ratna Sarumpaet Bohong
Pernah Akrab dengan Ahok, Ratna Sarumpaet Ungkap Berkat Ahok Anaknya Bisa Menikah di Pulau Seribu
Berbohong Tentang Operasi Sedot Lemak, Ratna Sarumpaet Juga Melakukan 28 Hal Heboh
Ia pun meminta kepada pihak yang berwenang untuk mengusut dan mencari tahu latar belakang di balik kebohongan tersebut.
"Ada baiknya biar penyidik mendalami terhadap apa yang disampaikan Ratna itu," ujar Akbar.
"Sebetulnya apa yang menjadi motif, apa yang menjadi kepentingan dia, sehingga dia berbohong," imbuhnya.
Menurut mantan Ketua DPR RI itu, menjelang pemilihan umum (pemilu) banyak pihak-pihak yang memanfaatkan momentum.
"Memang dalam agenda nasional kita menyikapi pemilu, agenda-agenda politik ke depan saya yakin banyak orang yang mempunyai kepentingan," tutur Akbar di Akbar Tandjung Institute, Pancoran, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
"Nah orang-orang yang mempunyai kepentingan itu, tentu mereka menggunakan momentum ini sesuai kepentingannya masing-masing, termasuk saudara Ratna itu," imbuhnya.
Dia pun sangat menyayangkan sikap Ratna.
Mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden Habibie tersebut mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya begitu saja terhadap pemberitaan yang beredar.
"Berita bohong ini tentu membuat perhatian buat kita ke depan dan publik pun diharap tidak mudah menerima info begitu saja," ujarnya.
"Info itu harusnya bisa diseleksi, apakah itu valid atau tidak. Itulah yang namanya bohong, itulah yang namanya hoaks. Kita harus waspada," sambungnya kemudian.