Berita Cerpen

Cerpen Simply Dalung : Pofan

KALAU kedatangan Tuhan itu seperti pencuri, kadang-kadang kedatangan setan itu seperti pencuri yang profesional.

Penulis: PosKupang | Editor: Apolonia Matilde

Jadi, jangan buat Bapak kecewa karena tidak menyekolahkanmu. Hahaah.... Kalau kau ada keinginan untuk merantau, merantaulah. Bapak akan mendoakanmu."

Di beberapa rumah yang lain, orang tua sibuk memaksa putri mereka supaya menggoda Pofan kawin. Masa depan keluarga akan cerah. Setidaknya, orang tua sudah berjuang menawarkan yang terbaik untuk anak mereka.

Sebaliknya, di rumah-rumah yang lain, gadis-gadis sibuk memohon izin orang tua mereka untuk menikah dengan Pofan. Demikianlah Pofan membuat suasana kampung jadi ramai, banyak permohonan mengepul di sana-sini.

Yang terakhir, kepala desa memohon Pofan untuk membuat pelatihan bagi warga-warga kampung, supaya warga kampung juga memunyai masa depan seperti dia.
"Iya Pak. Saya siap. Ini suatu tantangan sekaligus penghargaan bagi saya. Semoga warga kampung di sini juga bisa hidup lebih baik, Pak. Biar semua biayanya saya yang tanggung. Hitung-hitung sedekah juga, supaya warga selamat, saya dapat berkah juga. Impaskan pak? Warga tidak perlu menggantinya dengan uang lagi. Saya hanya membutuhkan berkah, Pak. Heehe..." Ucap Pofan semangat.

Baca: DKPP Gelar Sidang Kode Etik Terhadap Pilkada TTS

***

Sepanjang hari dan waktu berikutnya, Pofan begitu semangat memberi pelatihan untuk warga kampung. Warga kampung lebih semangat lagi. Semua pekerjaan bertani warga ditinggalkan. Pofan sudah memberi pengaruh yang luar biasa. Dari pagi hingga sore, warga hanya mengikuti pelatihan oleh Pofan. Bagi mereka kesuksesan sudah di depan mata.

Pada waktu-waktu inilah Pofan terasa begitu bisa melakukan segala hal.
Semua yang dilatih Pofan adalah betul. Pofan melatih memasak, tetapi juga melatih menjahit. Untuk wanita yang tidak bisa melakukan kedua hal itu, dia melati mereka cara yang baik untuk menyapu dan mengepel lantai.

"Semuanya punya cara khusus, tidak bisa asal jalan. Harus dari hati, harus dari hati." Laki-laki, Pofan melatih untuk menjadi satpam.
"Di kota itu ada banyak pencuri dan penjahat lainnya. Kita harus total. Harus menyerahkan diri seluruhnya untuk keselamatan dan keamanan tuan rumah. Itu rahasia kesuksesan seorang satpam." Yang tidak bisa jadi satpam, Pofan melatih mereka untuk menjadi tukang kebun yang profesional, tukang suruh yang santun, ataupun jadi seorang tukang parkir.

"Kesuksesan itu sebuah perjalanan. Jadi kalian jangan dulu berkecil hati. Mungkin awalnya nanti kalian hanya jadi seorang pemasak di warung tapi karena ketekunan, siapa tahu kalian nanti bisa jadi chef. Mungkin awalnya nanti kalian jadi satpam di sebuah perusahaan, siapa tahu di kemudian hari kalian malah jadi pemilik perusahaan. Hidup selalu berjalan baik bagi yang mau berjuang. Jadi, berjuanglah dengan sungguh-sungguh. Berjuang untuk apa saja".

Baca: Natalia Tertarik Dengan Acara Hiburan di Obyek Wisata

Dalam doa setiap warga, nama Pofan selalu di sebut-sebut juga. Kalau doanya doa makan, maka permohonannya adalah supaya Pofan diberi makanan yang enak dan bergizi meskipun mereka sendiri belum pernah berdoa seperti itu. Kalau doanya doa tidur, permohonannya adalah supaya Pofan diberi tidur yang nyenyak dan mimpi-mimpi yang indah.

Semua pelatihan yang diberikan Pofan berjalan begitu lancar dan aman. Beberapa warga memang memiliki keahlian khusus di beberapa bidang. Masakan para pemasak dirasa sudah sudah layak jual. Para pesuruh sudah sangat santun. Para penjahit sudah bisa menghasilkan pakaian yang tak kalah modis dengan pakaian-pakaian di kota.

"Saya senang melihat ada begitu banyak dari antara kita yang memiliki keterampilan di beberapa bidang. Ternyata di dunia ini masih terdapat bagitu banyak orang hebat. Dan itu adalah kalian". Kata-kata Pofan menggelegar. Semua warga bertepuk tangan dan bersorak.

"Rencananya, saya akan segera memberangkatkan kalian semua untuk membuktikan keahlian kalian ke kota di luar pulau. Saya ada begitu banyak kenalan di sana. Kalian bisa mereka bantu untuk mencari kerja dan bekerja di sana. Saya jamin kalian semua akan sukses di kota. Kalian tidak perlu memikirkan biaya dan segala jenis ongkos yang akan kalian perlukan untuk sampai ke kota. Nanti semuanya saya yang tanggung. Kalian juga akan saya bekali dengan uang secukupnya. Bahkan kalau uangnya habis, saya akan beri lagi. Mintalah, maka kalian akan diberi. Dan semoga saja kalian tidak akan pernah melupakan saya nantinya. Hehehe..". Pofan berbicara sejadi-jadinya.

Semua warga bersorak-sorai sambil meneteskan air mata.
Begitulah Pofan kemudian mengirim warga desanya ke kota di luar Pulau.

Baca: Sukses Daftar CPNS 2018 di sscn.bkn.go.id, Begini Bentuk Kartu Informasi Akun Sistem Seleksi

***
Karena itulah saya begitu terkejut ketika mendengar kabar kalau para warga yang telah dikirim Pofan ke kota di luar pulau, semuanya mati bunuh diri. Jelas ini sebuah berita yang sangat menggetarkan. Baru beberapa hari saja mereka berangkat, eh malah pergi terus dan tidak pulang-pulang. Mereka juga mati sebagai orang yang belum sukses.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved