Berita Kota Kupang
Hari Tani Nasional 2018, Aliansi Solidaritas untuk Marosi Bawa Hasil Pertanian ke Gedung DPRD NTT
Aliansi Solidaritas untuk Marosi (Lamboya) yang melakukan aksi demo ke Gedung DPRD NTT, sempat membawa hasil pertanian
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Aliansi Solidaritas untuk Marosi (Lamboya) yang melakukan aksi demo ke Gedung DPRD NTT, sempat membawa hasil pertanian ke dalam Gedung DPRD NTT.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Senin (24/9/2018) sekitar pukul 10:45 Wita,para pendemo yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas untuk Marosi (Lamboya) ini tiba di Gedung DPRD NTT.
Mereka dipimpin Koordinator Lapangan, Matias Kayun dan Koordinator Umum,Dominikus Karangora,
Mereka dikawal aparat kepolisian dan Sat Pol PP Provinsi NTT.
Hanya beberapa saat saja di luar gedung, mereka langsung dipersilahkan masuk ke Aula Kelimutu Gedung DPRD NTT.
Mereka langsung diterima Wakil Ketua DPRD NTT, Yunus Takandewa.
Aliansi ini tidak masuk ke ruang dengan tangan kosong, melainkan mereka membawa sejumlah hasil pertanian. Hasil ini dibawa oleh petani dari Besipae.
Beberapa hasil pertanian yang dibawa ke dalam Aula Kelimutu, Lantai II Gedung DPRD NTT, yakni, kelapa, pepaya, daun singkong, sayur putih , pisang alidan lainnya.
Saat dialog, Aliansi Solidaritas untuk Marosi mengungkapkan salah satu masalah, selain kematian Poro Duka, yakni masalah lahan di Besipae, TTS.
Imanuel Tampani mengatakan, masyarakat di Besipae, TTS ingin berdaulat dengan lahan yang ada. "Kami bisa usaha tani dan membudidayakan jagung, padi, singkok dan lainnya. Karena itu, kami minta Pemprov tuntaskan kasus lahan di Besipae," kata Tampani.
Dia menjelaskan, warga di Besipae tidak ingin dibantu terus dengan beras miskin (raskin). "Kami bangga kalau kami bisa usaha tani dan menghidupi keluarga. Kami minta tolong perhatikan lahan kami di Besipae, Desa Pubabu, TTS," katanya.(*)