Berita Kabupaten Ngada Terkini
'Maison Du Monde' Perancis Utus 10 Orang Pencinta Lingkungan Kunjungi Kurubhoko
Sepuluh orang pencinta lingkungan dari perusahaan 'Maison du Monde' Perancis melakukan cuti solider di Kurubhoko, Desa Nginamanu
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Sepuluh orang pencinta lingkungan dari perusahaan 'Maison du Monde' Perancis melakukan cuti solider di Kurubhoko, Desa Nginamanu, Kecamatan Wilomeze, pekan kedua September 2018.
Satu di antara mereka berkebangsaan Italy. Para pencinta lingkungan dari berbagai kota itu lolos program cuti solider melalui undi dari ratusan orang yang melamar - untuk melakukan kunjungan ke Yayasan Puge Figo - salah satu yayasan yang intens mengampanyekan kelestarian lingkungan hidup.
Volunteer Yayasan Puge Figo di Kurubhoko, Nao Remon, saat mendampingi para pencinta lingkungan itu ketika mengunjungi SDK Tanawolo, Rabu (12/09/2018) mengatakan, ini adalah kegiatan para pencinta lingkungan dari sebuh yayasan 'Maison du Monde, - Rumah Dunia - sebuah Foundation yang didirikan oleh perusahaan interior yang mempunyi 350 cabang di seluruh Eropa.
Baca: Korban Kebakaran di Waikabubak Terima Bantuan Seng dan Semen
Yayasan 'Rumah Dunia" ini yang telah memberi donasi kepada Yayasan Puge Figo dalam program reboisasi dan penyelamatan keanekargaman hayati di Indonesia
Mereka adalah 10 dari 7.000 karyawan perusahaan interior 'Maison du Monde' yang ditawarkan perusahaannya untuk melakukan cuti solider ke yayasan yang mendapt dukungan Foundation 'Maison du Monde'. Dan 10 orang ini yang mendapat undi untuk melakukan cuti tersebut ke luar negeri ka yayasan penerima donor. Kebanyakan mereka belum pernah ke Indonesia.
Di Puge Figo sebagai Yayasan mitra penerima donasi yang membiayai reboisasi dan pelestarian keanekaragaman hayati, para pencinta lingkungan ini dapat melihat dari dekat kegiatan yang sudah dilakukan dengan donasi 'Maison du Monde'.
"Di sini mereka donasi dari foundation mereka digunakan untuk misi kanusiaan di bidang lingkungan," kata Nao Remon, kepada POS- KUPANG.COM, Sabtu (15/9/2018).
Dan ini akan menjadi pengalaman mereka secara langsung melihat kondisi lingkingan di sini, termasuk dampak kebakaram hutan yang dinilai sebagai malapetaka kehidupan itu sendiri.
Para pencinta lingkungan mengunjungi berbagai obyek garapan Yayasan Puge Figo.
Mereka mengunjungi kebun Nilam di Mulakoli dalam kegiatan panen bersama, mengunjungi kebun cendana salah seorang warga di Kurubhoko, meninjau hutan di sepadan sungai, mengunjungi bukit Kekabhoke mengerjakan terasering - lokasi yang jadi sasaran reboisasi dan mengunjungi komunitas sekolah.
Selain itu juga melihat dari dekat proses penyulingan minyak atsiri yang belakangan sudah mulai diproduksi oleh Yayasan Puge Figo, serta belajar anyaman tradisional Nginamanu dari pengrajin lokal.
Selama ini, kata Nao Remon, Yayasan Puge Figo mendapat donor dari 'Rumah Dunia' untuk kegiatan reboisasi dan program sosialisasi tentang lingkungan hidup untuk perlindungan keanekaragaman hayati.
"Sebagai orang-orang yang peduli dan telah banyak memberikan donasi, mereka ingin melihat dari dekat pelaksanaan program dalam upaya kelestarian alam," jelas Nao Remon.
Rombongan cuti solider ini dikoordinir oleh Lisa dengan penerjemah Nao Remon - Warga negara Prancis yang telah lama berkarya di Yayasan Puge Figo.
Selama di sini, kata Nao Remon, para pencinta lingkungan ini mendalami berbagai masalah untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan Yayasan puge Figo.
Lisa selaku pimpinan rombongan mengaku sangat senang bisa berada di sini. Dia dapat belajar berbagai aktivitas yang dilakukan Yayasan Puge Figo untuk terus melestatikan lingkungn hidup.
Kepala SDK Tanawolo Yakobus Lingge, S.Pd saat menerima rombongan di sekolahnya menyampaikan rasa gembira dan bangga mendapat kehormatan dari para pencinta lingkungan 'Rumah Dunia' mengunjungi Kurubhoko, lebih khusus komunitas sekolahnya.
"Kami memberi apresiasi atas kerja sama untuk sama-sama bekerja dalam ikut ambil bagian melalui program melestarikan alam yang menjadi masalah global saat ini," kata Yakobus yang diterjemahkan oleh Nao Remon.
Sementara Kepala Desa Nginamanu, Yohanes Don Bosco Lemba memberi apresiasi kepada para pencinta lingkungan dari Prancis itu - sebagai datang memberi harapan bagi masyarakatnya.
Kehadiran para pencinta lingkungan dari 'Maison du Monde' Foundation setidaknya memberi semangat dan mendorong masyarakat lokal agar peduli dengan lingkungannya. "Kehadiran para tamu ini akan mendatangkan kebaikan bagi kehidupan," kata Kades Bosco.
Di bagian lain, tuan Rumah Literasi Cermat (RLC) Emanuel Djomba, yang selama ini bersinergis dengan Yayasan Puge Figo dalam gerakan ekoliterasi menyampaikan apresiasi kepada para pencinta lingkungan yang telah menunjukkan cinta yang besar untuk kelestarian lingkungan di Kurubhoko, Wolomeze.
Kehadiran pencinta lingkungan meski beda warna dan suku bangsa justru menjadi perekat untuk berjuang bersama menyelamatkan bumi.
"Dari mana pun kita, namun kita punya semangat global yang sama, karena kita sama-sama menghuni di planet yang sama. Dan bumi - dunia ini adalah rumah kita bersama, yang hatus dijaga kelestariannya" kata Djomba.
Kunjungan di SDK Tanawolo dilanjutkan dengan demo menulis siswa, dengan tajuk bahaya kebakaran hutan bagi kehidupan. Kegiatan demo menulis sebagai bentuk ekoliterasi itu dipandu oleh tuan Rumah Literasi Cermat, Emanuel Djomba.
Usai demo menulis dilanjutkan dengan aksi penanaman pohon, sebagai hentuk ajakan bagi masyarakat untuk menanam pohon guna menyelamatkan bumi. (*)