Berita Tamu Kita

Kanisius Teobaldus Deki S.Fil, M.Th : Membangun Ekonomi Gotong Royong

Padahal bangsa kita disebut sebagai bangsa yang berbudaya dan kaya akan nilai. Filosofi gotong royong dalam kehidupan perlahan punah.

Penulis: Aris Ninu | Editor: Apolonia Matilde
ISTIMEWA

Apa pandangan dan penilaian Anda soal koperasi di NTT?
Provinsi kita disebut "Provinsi Koperasi". Tugasnya berat. Pertama, membuat rakyat NTT sadar akan perlunya mereka berkoperasi lalu terlibat aktif di dalamnya. Kedua, pemerintah juga terlibat aktif dalam kampanye dan pendidikan serta pendampingan lembaga koperasi yang ada sehingga dari segi manajemen mereka mampu melayani anggota secara maksimal. Kami melihat bahwa sampai sejauh ini, kebijakan anggaran pemerintah provinsi dan kabupaten belum betul mengakomodir kepentingan ini.

Bagaimana harapan agar koperasi di NTT bisa mendunia
Koperasi kredit lahir di Eropa untuk membantu masyarakat kelas bawah yakni para buruh. Koperasi di NTT bisa mendunia tatkala perekonomian kita berada dalam prinsip dan sistem ekonomi gotong royong. Dalam semangat gotong royong yang kuat menolong yang lemah, yang lemah diberdayakan sehingga mereka bisa mandiri. Angka kemiskinan menurun. Angka produktivitas makin naik grafiknya. Tingkat kesejahteraan penduduk terus membaik. Lapangan kerja menyerap tenaga kerja. Kisah saling tolong inilah yang bisa menjadikan NTT sebagai "the best practice" (contoh baik) untuk ditawarkan kepada dunia.

Baca: Petani Sawah Terang Siapkan Lahannya Tanam Jagung Pasca Panen Padi

Menurut Anda, apakah Manggarai layak menjadi kabupaten koperasi agar masyarakat bisa keluar dari kemiskinan?
Tentu sangat layak. Data pertumbuhan lembaga koperasi kita membaik dari waktu ke waktu. Tinggal saja kemauan baik pemerintah untuk terus melakukan pendampingan kepada lembaga-lembaga ini. PAD Manggarai 70% bersumber dari pertanian. Itu artinya, melakukan inovasi di bidang pertanian menjadi pilihan utama selain sector jasa. Saat ini, program hortikultura pada kelompok masyarakat menunjukkan kegairahan ekonomi baru. Ikutannya adalah pendampingan manajemen keuangan kelompok dan keluarga agar uang yang dihasilkan berdaya guna.

Apakah selama ini koperasi di Manggarai sudah membantu masyarakat keluar dari kemiskinan?
Kami pastikan bahwa koperasi telah ikut membantu masyarakat keluar dari kemiskinan walaupun belum seluruhnya. Penduduk yang menjadi anggota koperasi belum sampai 11% dari total jumlah penduduk. Itu artinya, masih banyak calon anggota yang perlu diajak untuk menjadi anggota. Dengan demikian, mereka belajar literasi keuangan, usaha kreatif dan mandiri sehingga kemakmuran bukan lagi rencana atau cita-cita melainkan fakta.

Baca: Markas Polres Kupang Kota Jadi Wilayah Bebas Korupsi

Harapan Anda kepada Pemkab Manggarai dan NTT guna memajukan koperasi?
Pemerintah melalui instansi teknis hendaknya memandang koperasi sebagai salah satu peluang ekonomi utama dalam membangun kesejahteraan rakyat Manggarai. Kesadaran itu harus terus-menerus dibangun sehingga tereksplisitasi pada program-program pengentasan kemiskinan masyarakat. Karena itu, dana pendidikan bagi anggota, badan pengurus, badan pengawas dan tim manajemen sangat dibutuhkan untuk dianggarkan pada APBD. Selain itu, perlunya figur model. Dengan bupati, wakil bupati, Sekda dan pejabat teras lainnya masuk koperasi itu adalah kampanye efektif untuk mengajak masyarakat agar juga menjadi anggota. Hal mana membenarkan bahwa pembangunan adalah usaha bersama semua pihak. *

Biodata:

Nama : Kanisius Teobaldus Deki, S.Fil., M.Th

Pekerjaan : Dosen, Peneliti, Penulis, Pegiat LSM

TTL : Tenda, 1 Juli 1976

Istri: Yosefina Pantu, S.Kom

Anak: Joseph Aristarchus de Deki & Elijah Carstenzs de Deki

Riwayat Pendidikan:

SD tahun 1989

SLTP tahun 1992
SLTA tahun 1995

S1 tahun 2003

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved