In Memoriam Sabam Leo Batubara, Pembela Kebebasan Pers di Indonesia
Begitulah profil Sabam Leo Batubara yang berpulang hanya tiga hari setelah merayakan ulang tahun ke-80.
Penulis: dion db putra | Editor: Dion DB Putra
Kabar duka yang sangat mengejutkan keluarga serta insan pers nasional. Sejauh ini tidak ada kabar beliau menderita suatu penyakit berat. Dalam usia sepuh, Pak Leo segar dan menjalankan aktivitas seperti biasa. Pada Rabu pagi beliau bahkan masih sempat jalan di sekitar rumahnya.
Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara ini meninggalkan lima orang anak dan tujuh orang cucu. Istrinya baru meninggal dunia 30 Juli 2018.
Komunitas masyarakat pers tentu sangat kehilangan. Leo Batubara merupakan seorang pembela kebebasan pers di negeri ini. Dia pernah menjabat Wakil Ketua Dewan Pers periode 2007-2010. Pada awal reformasi, beliau terlibat aktif dalam perumusan UU No. 40/1999 tentang Pers yang dipakai sampai sekarang.
Leo Batubara pun produktif menulis di berbagai surat kabar. Banyak bukunya tentang teori dan praktik jurnalisme. Sebagai pejuang kebebasan pers, beliau tidak asal membela wartawan. Leo Batubara tidak suka jurnalis yang bekerja tak profesional dan mengabaikan kode etik jurnalistik.
Jenazah almarhum saat ini disemayamkan di rumah duka Sentosa RSPAD Jakarta. Malam ini misa Requiem (misa arwah). Rencana pemakaman Jumat (31/8/2018) pukul 11.00 WIB di Pemakaman Sandiego, Karawang, Bekasi, didahului acara penghormatan dan pelepasan di gedung Dewan Pers.
Selamat jalan Bapak Leo Batubara. RIP.
* Dion DB Putra, Wartawan Harian Pagi Pos Kupang, mantan Ketua PWI Provinsi NTT. Kini Ketua Dewan Kehormatan PWI NTT.