Berita Regional

5 Fakta Tewasnya Anggota TNI yang Ditembak Saat Misi Kemanusiaan

Dua prajurit TNI tewas tertembak saat bertugas di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Minggu (19/8/2018).

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS/Aris Prasetyo
Ilustrasi TNI di Papua 

POS-KUPANG.COM - Dua prajurit TNI tewas tertembak saat bertugas di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Minggu (19/8/2018).

Kelompok Kriminal Separatis bersenjata (KKSB) di Papua menghadang dan menyerang prajurit TNI dengan berondongan peluru dan anak panah.

Letda Inf Amran Blegur dan Pratu Fredi pun gugur dalam serangan tersebut. Berikut fakta-fakta terbaru terkait peristiwa tersebut.

1. Tewas terkena luka tembak dan panah
Letda Inf Amran Blegur dan Pratu Fredi tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Baca: Polisi Tangkap 7 Pembobol 10 Rumah di Villa Casablanca

Penghadangan KKSB terjadi di jembatan Tingginambut saat kedua prajurit sedang menjalankan tugas membagikan bantuan makanan untuk anak-anak sekolah di Kampung Tingginambut. Kampung tersebut jaraknya sekitar 1 kilometer dari Pos Satgas Pamrahwan.

Informasi awal, diterima Koramil Tinginambut dari warga sekitar lokasi penghadangan. Saat bala bantuan datang ke lokasi, kedua prajurit TNI sudah meninggal dunia.

Kedua korban lalu dibawa ke RSUD Mulia dengan mengunakan mobil ambulans. "Sekitar pukul 17.45 jenazah korban tiba di RSUD Mulia," kata Wakil Kepala Penerangan Kodam 17 Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi dalam keterangan resminya, Minggu, (19/8/2018).

2. Bantuan makanan dalam rangka peringatan
Menurut Lektol Inf Dax Sianturi, Letda Inf Amran Blegur dan Pratu Fredi, sedang menjalankan tugas untuk memberikan bantuan makanan dalam rangka syukuran HUT Kemerdekaan RI ke-73 kepada warga kampung Tingginambut.

Sayangnya, kedua prajurit diserang KKSB dari Organisasi Papua Merdeka. Keduanya ditemukan sudah tergeletak tak bernyawa di Jembatan Tingginambut dengan luka tembak dan hujaman anak panah di tubuh mereka. KKSB dituding sebagai pelaku penyerangan tersebut.

Sementara itu, Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen TNI George E Supit menyayangkan kejadian tersebut.

"Mereka tidak menghargai saudara-saudaranya sendiri. Jelas kelompok itu bukan representasi orang Papua," kata George, Minggu (19/8/2018).

3. Panglima instruksikan jajarannya untuk waspada dan kejar pelaku
Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen TNI George E Supit memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap pos pasca-gugurnya dua prajurit TNI di Kampung Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, Minggu (19/8/2018).

Selain itu, Pangdam berjanji akan mengejar pelaku penembakan yang diketahui berasal dari KKSB.

Sementara itu, insiden yang menewaskan 2 prajurit TNI di Kampung Tingginambut tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas masyarakat Papua.

"Insiden tadi terjadi di wilayah yang cukup jauh dari pusat kegiatan masyarakat. Tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat Papua," kata George dalam rilis resminya, Minggu (19/8/2018).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved