Berita Provinsi NTT

10.000 Babi di Flores Mati Diserang Wabah Kolera

Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat 10.000 ekor babi di Pulau Flores, mati akibat wabah kolera babi pada 2017 lalu.

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox, dan Penjabat Gubernur NTT, Robert Simbolon, saat diwawancarai sejumlah wartawan di Kantor Gubernur NTT, Selasa (14/8/2018). 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat 10.000 ekor babi di Pulau Flores, mati akibat wabah kolera babi pada 2017 lalu.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi mengatakan, akibat hama tersebut kerugian ekonomi mencapai Rp 2,5 miliar.

"Kerugian ini diderita oleh ribuan peternak kecil di NTT," ucap Dani kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (15/8/2018).

Baca: Ternyata Anak Difabel Sempat Menyusul Sang Bapaknya ke Laut

Menurut Dani, jika kolera tersebut menyerang babi, maka tidak ada obat untuk menyembuhkan dan 95 persen babi akan mati.

Setelah hama babi tersebut menyerang, pihaknya kemudian melakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi.

"Jalan satu-satunya yakni dengan melakukan pencegahan melalui vaksinasi yang dilakukan secara rutin dan tentu dengan cara itu bisa mengatasi kolera babi," ucapnya.

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox memuji keberhasilan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena bereaksi cepat dalam penanganan kolera babi.

Hal itu disampaikan Allaster, saat bertemu dengan Penjabat Gubernur NTT, Robert Simbolon, di Kantor Gubernur NTT, Selasa (14/8/2018) petang.

Allaster menyebut, penanganan kolera merupakan kerja sama Pemerintah Provinsi NTT dan program pembangunan Australia dalam penanganan wabah hog cholera.

Allaster mengutarakan apresiasinya pada kolaborasi antar pemangku kepentingan yang dipimpin pemerintah provinsi dalam usaha membasmi hog cholera.

Didukung Promoting Rural Income Trough Support for Markets in Agriculture (PRISMA), pemerintah Provinsi NTT bermitra dengan sektor swasta untuk menanggapi masalah dengan cepat.

"PRISMA dan Pemerintah NTT serta para pelaku bisnis serta pasar ternak babi bekerja sama dalam pengembangan Provincial Road Map, yang diluncurkan April lalu, sebagai strategi untuk pencegahan dan pembasmian hog cholera," kata Allaster di Kantor Gubernur NTT.

Road Map ini, sambung dia, merupakan rangkaian langkah kolaboratif yang dipimpin pemerintah dan melaksanakan petunjuk pengujian hog cholera oleh ahli kesehatan ternak, pengembangan alur distribusi vaksin oleh perusahaan farmasi, hingga penerbitan surat tentang Kewaspadaan Penyakit Hewan Menular Strategis.

Sebagai hasilnya, wabah hog cholera serta penyebarannya ke daerah lain di provinsi, telah berhasil diperlambat dan dicegah.

"Saya kagum dengan cepatnya reaksi dari pemerintah provinsi dalam merespon pada ancaman wabah hog cholera," katanya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved