Berita Nasional
Bali Kian Ramah Bagi Wisatawan Muslim, Banyak Obyek Wisata Sediakan Tempat Mushola
Bali kini kian banyak tempat makanan halal dan semakin banyak hotel/obyek wisata yang menyiapkan sarana ibadah bagi Muslim.
POS-KUPANG.COM - "Alhamdulillah, pengalaman terbaru kunjungan ke Bali, kini kian banyak tempat makanan halal dan yang paling penting adalah semakin banyak hotel/obyek wisata yang menyiapkan sarana ibadah,"
Demikian sebuah pesan di akun media sosial salah seorang warga Makassar, Zakir Sabara (42), usai pulang berwisata dari Bali, Minggu (29/7/2018) siang.
Zakir yang juga Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini, baru saja menyelesaikan rangkaian perjalanan wisata tiga hari bersama sekitar 30 tenaga dosen dan staf manajemen fakultas di universitas swasta terbesar di Indonesia timur itu.
Zakir membandingkan, sekitar lima tahun lalu, mereka masih kesulitan mencari warung kuliner halal dan spot tempat ibadah salat lima waktu di destinasi wisata populer di Bali.
Baca: Mau Menikah, Jangan Gegabah, Lihat 8 Tanda Ini Pada Diri Pasanganmu
Baca: Mayangsari Duet dengan Krisdayanti, Lihat Perlakuan Bambang Trihatmodjo di Video Ini
Baca: Persyaratan Rekrutmen Pendaftaran CPNS 2018, Pas Foto Berlatar Belakang Warna Merah, Ini Ukurannya
"Bali kian ramah untuk kami wisatawan Muslim. Di beberapa obyek sudah ada lokasi salat, dan mulai banyak warung makan dengan logo halal," ujar Zakir, yang dua hari terakhir berwisata ke Bedugul, Tanah Lot, serta Tapak Siring.
Salah seorang wisatawan asal Surabaya, Nurhadi (46), bercerita bahwa kini tempat belanja oleh-oleh khas Bali terkenal di Kuta, Krisna, juga sudah membuat mushola (KBBI: musala) di dalam lokasi tokonya.
"Sebelumnya, kita kalau mau salat saat tiba di lokasi wisata kiliner dan ole-ole itu, oleh petugas parkir atau pramuniaga ke masjid yang berjarak sekitar 250 meter sebelah selatan destinasi itu.
Di Jalan Legian, Kuta, Badung, sejak tiga bulan lalu, bahkan sudah ada kedai Kebab dan Falafel yang investornya dari Turki.
Lokasinya amat strategis, di sisi barat monumen Bom Bali di ujung Poppies Lane 2 dan Jalan Legian.
"Tepatnya di bekas lokasi Sari Club yang kena bom dulu," ujar Hadi.

Pascakedatangan Rombongan Raja Salman datang berwisata ke Bali, awal Maret 2017 lalu, situs berita Inggris, BBC, menurunkan artikel perihal pentingnya Bali menggarap destinasi yang ramah bagi wisatawan Muslim.
Dilansir BBC, Bali sebagai destinasi utama sekaligus magnet wisatawan terbesar di Indonesia, menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan Muslim Indonesia dua kali lipat pada 2019.
Di tahun 2016 lalu, atau setahun sebelum kedatangan Raja Salman yang terbang bersama 15 pesawat carter khusus dari Arab Saudi, jumlah wisatawan dari negara Muslim mencapai lima juta orang, seperti disampaikan tim akselerasi dan pengembangan wisata halal di Kementerian Pariwisata.
"Selain jumlah rombongan yang besar, wisatawan dari negara Muslim, juga mengeluarkan dana yang besar," kata Riyanto Sofyan.
Baca: Luar Biasa, BTS Raih 10 Juta Followers di Channel V, Kantor Naver Langsung Bikin Hal Ini
Baca: 10 Drakor yang Tayang Tahun 2018 ini Wajib Banget Ditonton! Mana Favoritmu?
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Senin 30 Juli 2018, Pisces Dapat Rejeki, Cancer Boros
Ini belum termasuk wisatawan domestik dari Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan dan daerah lain di Nusa Tenggara.
Riyanto menyebutkan turis Muslim menghabiskan sekitar US$1.700 atau sekitar Rp 22 juta per kunjungan.
Jumlah ini lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran turis dari negara lain yang mencapai US$1.100 atau sekitar Rp 14 juta per kunjungan.
Tren Positif
Mastercard-CrescentRating meluncurkan hasil studi Global Muslim Travel Index (GMTI). Dalam studi tahun 2018 ini, Indonesia berada di peringkat kedua sebagai destinasi wisata halal populer di dunia.
Ini artinya Indonesia berhasil naik satu peringkat dari tahun lalu, namun tetap di bawah Malaysia yang berada di peringkat pertama. Indonesia juga menduduki peringkat yang sama bersama Uni Emirat Arab.
Tahun 2016 Indonesia mendapat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Muslim sebanyak 2,5 juta orang. Sementara itu, target wisman muslim tahun 2019 sebanyak 5 juta orang.
Pada tahun 2017, tercatat ada 131 juta wisatawan Muslim yang bepergian ke beberapa destinasi wisata halal, salah satunya Indonesia.
Sementara itu, Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Bali mencatat, tahun 2016, wisatawan mancanegara (wisman) asal kawasan Timur Tengah menunjukkan peningkatan sebesar 59,38 persen, yakni sebanyak 48.824 orang.
Baca: Jangan Asal, Diet Menurunkan Berat Badan Mesti Sesuai Zodiak, Agar Cepat Berhasil
Baca: Teeners, Jangan Terobsesi Sinetron Romantis Ya, Semua Sudah Disetting!
Baca: Mayangsari Duet dengan Krisdayanti, Lihat Perlakuan Bambang Trihatmodjo di Video Ini
Meski secara jumlah masih kalah dibandingkan Australia, Asia dan Amerika, namun secara persentase kenaikan itu merupakan yang tertinggi.
Sebagai perbandingan, jumlah wisman asal Australia pada tahun lalu 1,4 juta, Asean 420.268 orang, Eropa 1,7 juta orang.
Tingginya turis dari Timur Tengah tersebut ditopang oleh negara Arab Saudi 10.243 orang, Mesir 7.900 orang, Iran 7.785 orang, Turki 6.927 orang, Kuwait 2.075 orang, Lebanon 2.804 orang.
Tahun 2017, ada tren positif dalam jumlah kunjungan wisman asal Timur Tengah. Pada periode Januari-Juli 2016, jumlah wisman asal Timur Tengah sekitar 17.000 kunjungan.
Namun, jumlah wisman asal Timur Tengah melonjak dua kali lipat selama Januari-Juli 2017 hingga mencapai sekitar 35.000. (Tribun-Timur.com/Pos-Kupang.com)