Kisah LP Kerobokan 1

Tentang Penjara Kerobokan: Surga, Pelacuran, dan Narkoba di Balik Jeruji Besi Pulau Dewata

Penjara Kerobokan di Pulau Dewata Bali menyimpan 1001 kisah.Kisah tentang surga, neraka, pelacuran hingga narkoba terjadi di sana.

Editor: Fredrikus Royanto Bau
Antara Foto/Nyoman Budhiana
Dua narapidana melintas di halaman Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Denpasar, beberapa waktu lalu. 

POS-KUPANG.COM - Di LP Kerobokan, tahanan bagaikan raja - selama punya uang.

Jangankan seks dan narkoba, petugas pun bisa "dibeli", lengkap beserta ruang kerjanya.

Inilah kisah kelam dari penjara di Bali yang kasus HIV/AIDS-nya salah satu tertinggi di Indonesia.

Baca: Bertemu 4 Mata, SBY dan Zulkifli Hasan Bahas Penjajakan Koalisi

Baca: Tak Lampirkan Bukti Mantan Napi Korupsi, KPU Kembalikan Berkas Taufik

Hotel Kerobokan: The Shocking Inside Story of Bali's Most Notorious Jail(2009), ditulis oleh Kathryn Bonella, yang sebelumnya telah menulis kisah hidup turis terpidana 20 tahun karena kasus narkoba di Bali, Schapelle Corby, My Story (2007).

Hari sudah lama gelap tapi Penjara Kerobokan baru memulai aktivitasnya.

Para sipir membuka pintu-pintu sel dan para penghuni pun bergegas keluar.

Dari arah pintu depan, para PSK (pekerja seks komersial), pacar, gundik, dan para istri juga menghambur masuk.

Narapidana yang siangnya sudah membayar kepada petugas, boleh melampiaskan hasrat.

Baca: Agar Tampil Cantik & Seksi, Berikut Cara Ariel Tatum untuk Tetap Tampil Cantik dan Aduhai

Baca: Masyarakat Flotim Masih Doyan Buang Sampah di Tepi Pantai

Steve Turner (Inggris), Pascal (Prancis), napi lokal, Aris (Belanda), tiga napi lokal, napi Peru, Juri (Italia), Gabriel (AS), Alexei (Rusia), dan Michael Blanc (Prancis).
Steve Turner (Inggris), Pascal (Prancis), napi lokal, Aris (Belanda), tiga napi lokal, napi Peru, Juri (Italia), Gabriel (AS), Alexei (Rusia), dan Michael Blanc (Prancis). "Bukankah kami terlihat bahagia?" kata Ruggiero. (Foto repro buku Hotel Krobokan)

Napi kasus narkoba asal Austria, Thomas, berjalan menuju Blok K yang sedang dibangun. Satu-satunya ruang yang siap adalah Kamar 1.

Di ubin yang kotor terdapat kasur tipis dan kumal.

Itulah satu-satunya kamar tertutup meski mudah diintip dari jendela berjeruji besi.

Biasanya sang PSK membawa sendiri kain tambahan untuk melapisi kasur.

Ia akan diantre pelanggan- kebanyakan orang asing yang membayar Rp 800 ribu.

Bisa juga praktik bergantian dengan PSK lain. Bau apek merebak, kondom bekas berserak.

Ada obat nyamuk oles tapi tak banyak membantu. Apalagi di luar kamar.

Baca: Ayah yang Setubuhi Anak Tirinya Berdalih Mau Menghukum

Baca: Kisah Nenek Tini Owens yang Menggugat Cerai Suaminya Setelah 40 Tahun Menikah

Di selasar, di pojok bangunan, di rerumputan, bahkan bagian belakang gereja dan pura, akti-vitas seksual juga terjadi dengan maraknya.

Untuk diizinkan berbuat para napi hams membayar kepada petugas. Rata-rata Rp80 ribu.

Thomas menunggu giliran bersama delapan napi asing lain. Ada yang menghabiskan lima menit, ada yang lebih.

Tapi kalau lewat setengah jam biasanya akan diburu-buru oleh yang belum mendapat giliran.

"Saya dijanjikan semalam suntuk, tapi nyatanya cuma setengah jam. Tak apa-apa. Kalau Anda 2,5 tahun tanpa seks, waktu 30 menit cukuplah," kata Thomas.

Malam seks biasa berlangsung sampai menjelang pagi. Semua melibatkan uang yang ujungujungnya masuk ke kantong petugas. Jumlahnya bisa melampaui gaji mereka. Selamat datang di Hotel Kerobokan.

Baca: Beda Dulu, Beda Sekarang, Ini Foto-Foto Ariel Tatum dari Masa ke Masa

Baca: Panglima TNI Transit di Kupang, Diskusi Ringan Bersama Forkompinda NTT

Tiga kali kapasitas

Kerobokan adalah penjara terbesar di Bali. Luas keseluruhan 4 ha, dibangun dengan cepat pada 1976, menggantikan penjara di Denpasar yang kemudian diubah menjadi mal.

Ketika Thomas pertama kali masuk (ia dua kali menghuni Kerobokan, bahkan pernah lari ke Jakarta dan tertangkap sampai dipenjara di LP Cipinang) awal 1990, jumlah penghuni cuma 320 orang.

Sekalipun harus berbagi dengan napi lain, Thomas rutin mendapat pasokan narkoba dari pacarnya yang setiap hari berkunjung.

Baca: Nani Bethan: Sudah Saatnya Pos Pantau Lantas di Larantuka Dilengkapi CCTV

Baca: Siksa Istrinya, Suami Mabuk Ini Diikat oleh Tetangga

Uang diserahkan ke penjaga, narkoba terbungkus plastik diselipkan di dalam vaginanya.

Penjara yang semula diperuntukkan bagi narapidana laki-laki itu lama-lama makin penuh sampai hampir 1.000 orang.

Blok W sebagian diperuntukkan bagi perempuan dan sebagian waria.

Di Kerobokan, yang disebut "Pemuka" karena paling disegani adalah Saidin.

Bekas tentara itu masuk setelah vonis 15 tahun akibat pembunuhan dengan memenggal kepala, demi bayaran Rp 3 juta, Maret 1998.

Ia dibantu Tony, adiknya. Desember 1999, Tony menggalang pelarian besar-besaran.

Memanfaatkan kelemahan 14 penjaga yang sehari-hari bahkan menyerahkan kunci kepada para "tamping" (pemimpin blok alias anak buah "Pemuka"), mereka membuat kegaduhan.

Baca: Cristiano Ronaldo Bisa Bayar Gaji Presiden RI Selama 10 Tahun Hanya Dengan Hal Sepele ini

Baca: Yosef Seber Mengaku Jalan Desa di Kecamatan Poco Ranaka Rusak Berat

Ada ledakan, ada kebakaran. Tapi tak semua tahanan ikut.

Hanya 289 yang lari, dan setelah pengejaran dan penggerebekan, 104 orang tertangkap lagi.

Dalam beberapa minggu, dua lusin lagi tahanan tertangkap.

Tak satu pun dari 54 tahanan perempuan ikut lari.

Padahal niat semula Tony ingin mengajak Nita Ramos, pacarnya yang pengedar narkoba asal Filipina. Tapi gagal-bersambung (intisari online)

Artikel ini telah tayang di intisari online dengan judul, Kisah Penjara Kerobokan: Surga, Neraka, Pelacuran, dan Narkoba di Balik Jeruji Besi Pulau. Dewata, http://intisari.grid.id/read/03904835/kisah-penjara-kerobokan-surga-neraka-pelacuran-dan-narkoba-di-balik-jeruji-besi-pulau-dewata?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved