Berita Kabupaten Flores Timur
Yayasan PEKKA: Angka Kemiskinan Flores Timur Meningkat
Yayasan Pemberdayaan Perempuaan Kepala Keluarga (pekka) menggelar konsultasi daerah multi pemangku kepentingan di Aula Gelekat Nara Larantuka Flotim
Penulis: Felix Janggu | Editor: Rosalina Woso

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu
POS-KUPANG.COM|LARANTUKA-- Yayasan Pemberdayaan Perempuaan Kepala Keluarga (pekka) menggelar konsultasi daerah multi pemangku kepentingan di Aula Gelekat Nara Larantuka Flotim Selasa (24/7/2018).
Kegiatan terselenggara atas kerja sama PEKKA, Bappeda Flotim dan MAMPU (Kemitraan Indonesia Australia untuk Kesetaran Gender dan Pemberdayaan Perempuan). Kegiatan ini untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Kabupaten Flotim.
Deputi 2-Direktur Yayasan PEKKA Rom Romlawati kepada POS-KUPANG.COM Selasa (24/7/2018) mengungkapkan berbagai permasalahan di Flotim.
Salah satunya tentang data pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Namun data BPS menunjukkan bahwa jumlah masyarakat miskin meningkat dari 9.66% pada tahun 2015 menjadi 10.75% pada tahun 2017.
Sementara itu, sampai dengan tahun 2016, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Flores Timur baru mencapai 64,36, dibawah rata-rata-rata IPM Provinsi NTT yang 66,04.
Dalam hal pendidikan, Flores Timur mengalami perbaikan dengan semakin meningkatnya angka melek huruf hingga 96,98% pada tahun 2016.
Namun demikian, secara keseluruhan angka rata-rata jenjang pendidikan yang terselesaikan masih termasuk rendah yaitu setara kelas VII.
Kondisi kesehatan masyarakat Flores Timur semakin membaik yang diperlihatkan oleh angka harapan hidup yang semakin membaik yaitu mencapai 64,28.
Flotim juga semakin berkurangnya jumlah balita bergizi buruk dimana selama tahun 2016 berkisar 111 orang.
Akan tetapi pada tahun 2016 terjadi peningkatan angka kematian bayi yaitu menjadi 21 per 1000 kelahiran hidup dari 14.9 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010.
Meskipun demikian Flores Timur merupakan salah satu kabupaten yang berhasil menurunkan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dengan pesat setiap tahunnya dari 235.5 pada tahun 2010 menjadi 150 pada tahun 2016.
Kata Romlawati, Upaya Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Flotim dinilai cukup baik. Hal ini ditandai dengan beberapa indikator termasuk partisipasi perempuan pada lembaga pemerintah yang mencapai 49,22 %, pada tahun 2015 walaupun belum ada perempuan yang duduk di lembaga legislatif.
Sementara itu kasus kekerasan terhadap perempuan cenderung berfluktuasi dengan angka tertinggi pada tahun 2013 sebanyak 76 kasus, sedangkan pada tahun 2016 menurun menjadi 35 kasus.