Opini Pos Kupang

The Power of Listening, Kebajikan yang Perlu Kita Miliki. Begini Manfaatnya

Kebajikan juga dapat menjadi pernyatan iman yang hidup dalam tindakan memanusiawikan sesama. Dengan dan melalui kebajikan

Editor: Dion DB Putra
Foxnews
ilustrasi 

Oleh: RD Maxi Un Bria
Rohaniwan Keuskupan Agung Kupang

"Virtus in actione consistit; Kebajikan itu terwujud dalam karya "

POS-KUPANG.COM - Kebajikan itu perbuatan baik yang mendatangkan kebaikan, kesejahteraan dan keselamatan bagi banyak orang. Kebajikan selalu bernilai mulia dan luhur di hadapan Allah dan sesama. Kebajikan tidak ditemukan dalam perkataan tetapi dalam tindakan dan karya.

Kebajikan juga dapat menjadi pernyatan iman yang hidup dalam tindakan memanusiawikan sesama. Dengan dan melalui kebajikan, manusia membangun jembatan kepada sesamanya yang lain dan pada saat yang sama manusia mempererat persekutuannya dengan Tuhan. Allah adalah guru kebajikan.

Dari Allah kita belajar melakukan kebajikan dalam ziarah hidup dan interaksi sosial kemasyakarakatan baik dalam lokal, regional maupun internasional. Semua kalangan mengerti tentang kebajikan.

Dalam bahasa spiritual, kebajikan itu tindakan iman yang berupaya menegaskan dan menghadirkan kebaikan Ilahi dalam sikap-sikap karitas manusiawi yang dapat dilihat, dirasakan dan dipahami sebagai cintah kasih Allah bagi sesama.

Dengan melakukan kebajikan, manusia beriman merayakan imannya yang transenden menjadi iman yang membumi. Pada tataran inilah agama-agama mendorong jemaat-umatnya untuk bertekun dalam iman dan kebajikan. Karena iman tanpa kebajikan-perbuatan baik sesungguhnya kerdil dan mati.

Pertanyaannya adalah bagaimana caranya agar setiap manusia terinsipirasi dan tergerak hatinya untuk melakukan kebajikan? Salah satu jalan yang mungkin dapat ditawarkan adalah kesediaan untuk mendengarkan.

Mendengarkan dapat menjadi kekuatan yang menginspirasi dan memotivasi setiap orang yang berkehendak baik untuk melakukan kebajikan, sebagai bagian yang utuh dari karekter manusia sosial.

Umumnya kebanyakan orang senang dan memiliki kecenderungan untuk berbicara, tetapi lebih gembira dan bahagia, orang yang merasa didengarkan ketika sedang berbicara. Bukankah hati kita akan merasa bahagia kalau didengarkan orang lain saat berbicara?

Bukankah juga kita akan merasa terluka dan tidak nyaman saat menyaksikan bahwa pembicaraan kita tidak didengarkan? Memang semua orang butuh untuk didengarkan saat berbicara. Itulah kerinduan manusia universal. Mendengarkan sesama merupakan respek relasional yang bermakna dan memiliki daya pikat manusiawi.

Mendengarkan lebih mendalam artinya daripada sekadar mendengar. Mendengar adalah kemampuan telinga untuk menangkap setiap bunyi di sekitar. Tetapi mendengarkan adalah kapasitas hati untuk menangkap apa yang tidak kedengaran.

Umumnya masyarakat berharap, setiap orang yang melaksanakan tugas sebagai pemimpin, pejabat dan pelayanan publik memiliki kepekaan dan kapasitas mendengarkan aspirasi rakyat dan lingkungan sekitar serta dinamika yang berkembang sehingga mereka mampu menanggapi, mengelola dan membuat keputusan terbaik serta tindak lanjut yang terukur dalam menjawabi harapan dan kebutuhan masyarakat banyak.

Sebab mendengarkan adalah bagian utuh dari karakter pelayanan seorang pemimpin. Bahkan habitus mendengarkan itu adalah kekuatan-The power of listening.

Robert K Greenleaf (1993) mengidentifikasikan bahwa ada 10 karakter ` servant -Leadership". Poin pertama dari deretan karakter yang dimaksud adalah listening.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved