Berita Internasional
22 Tahun, Kisah Anggota Suku Terasing di Hutan Amazon yang Terancam
Aktivitas seorang anggota suku terasing di Brasil yang dijuluki "pria paling kesepian di dunia".
POS-KUPANG.COM--Sebuah rekaman video yang sangat langka memperlihatkan aktivitas seorang anggota suku terasing di Brasil yang dijuluki "pria paling kesepian di dunia".
Pria berusia sekitar 50 tahun itu tinggal seorang diri di hutan Amazon, Brasil, selama 22 tahun, setelah seluruh anggota sukunya dilaporkan mati terbunuh.
Video itu - yang difilmkan dari kejauhan dan dirilis oleh Funai, sebuah lembaga bentukan pemerintah Brasil terkait penduduk asli- memperlihatkan seorang pria sedang memotong pohon dengan menggunakan sebilah kapak.
Rekaman video itu telah menyebar ke seluruh dunia, tetapi keberadaan pria ini bukanlah sekedar memanjakan rasa ingin tahu orang-orang yang menontonnya.
Baca: Siswa Tak Sarapan Sebelum ke Sekolah, Tantangan Besar Pendidikan Dasar di Sumba Tengah
Kenapa sosok pria itu difilmkan?
Lembaga Funai telah memantau pria itu dari kejauhan sejak tahun 1996, dan mereka perlu memperlihatkan bahwa dia masih hidup untuk memperbarui peraturan pembatasan bagi orang-orang luar yang ingin mendatangi wilayah yang dia tempati, yaitu di Rondonia, yang berbatasan dengan Bolivia.
Daerah tersebut - yang mencakup sekitar 4.000 hektar - dikelilingi oleh ladang-ladang yang dikelola pihak swasta dan sudah terjadi praktek penggundulan hutan.
Dengan adanya pengetatan aturan itu, diharapkan dapat mencegah siapa pun yang hendak masuk ke wilayah tersebut sekaligus dapat membahayakan keberadaan pria itu
Konstitusi Brasil secara khusus menyebutkan bahwa penduduk aslik memiliki hak atas tanah yang ditinggalinya.
https://www.youtube.com/watch?v=kvfJBijV4XQ
"Mereka harus tetap membuktikan bahwa orang ini masih hidup," kata Fiona Watson, pimpinan lembaga penelitian dan advokasi Survival International, yang mendedikasikan untuk melindungi hak-hak masyarakat suku terasing.
"Ada juga motivasi politik untuk merilis video itu," katanya kepada BBC. "Parlemen (Brasil) didominasi oleh kelompok bisnis; Anggaran untuk Funai telah dipangkas. Ada ancaman besar terhadap hak-hak kaum pribumi di Brasil."
Keberadaan para petani yang terus tumbuh di kawasan di sekitar lokasi suku terasing telah mengklaim kawasan itu milik mereka, kata lembaga Funai.
Seperti apa sosok pria itu?
Hanya ada informasi secuil tentang latar belakang pria itu, walaupun dia pernah diungkap dalam berbagai laporan penelitian, liputan media dan buku berjudul The Last of the Tribe: The Epic Quest to Save a Lone Man in the Amazon karya jurnalis AS Monte Reel.
Pria itu digolongkan sebagai orang yang tidak pernah melakukan kontak dengan orang luar. Artinya tidak ada orang luar yang pernah berbicara dengannya - sejauh yang diketahui.