Berita Internasional

22 Tahun, Kisah Anggota Suku Terasing di Hutan Amazon yang Terancam

Aktivitas seorang anggota suku terasing di Brasil yang dijuluki "pria paling kesepian di dunia".

Editor: Rosalina Woso
thevintagenews.com
Hutan Amazon 

Dia diyakini sabagai satu-satunya orang pribumi yang selamat setelah enam kelompok suku di wilayah itu diserang oleh petani pada tahun 1995.

Latar belakang sukunya tidak pernah disebutkan, dan tidak diketahui bahasa apa yang digunakan dalam keseharian.

Selama bertahun-tahun, media di Brasil menjulukinya sebagai "the Hole Indian", karena dia membuat parit yang dalam - kemungkinan digunakan untuk menjebak hewan atau lokasi persembunyian.

Pada masa lalu, dia juga membuat pondok jerami dan peralatan buatan tangan, seperti obor dan panah.

Mengapa rekaman ini langka?
Hanya ada satu foto dirinya, tetapi gambarnya buram, yang ada sampai sekarang.

BBC
Foto itu diambil oleh seorang pembuat film yang bekerja sama dengan Funai dalam perjalanan untuk melakukan pemantauan dan diperlihatkan sangat singkat dalam film dokumenter Brasil pada 1998, Corumbiara.

Para aktivis mengatakan mereka senang - dan terkejut - melihat pria itu dalam kondisi sehat.

"Dia kondisinya sehat, masih melakukan aktivitasberburu, dan berkebun pepaya dan jagung," kata Altair Algayer, koordinator regional Funai, kepada The Guardian.

Lembaga Funai memiliki kebijakan untuk menghindarkan kelompok-kelompok suku terasing itu dengan dunia luar.

Mereka juga menekankan bahwa pria itu tidak ingin melakukan kontak dengan orang luar. Hal itu pernah ditunjukkan dengan memanah orang-orang yang ingin menemuinya.

"Dia pernah mengalami kekerasan di masa lalu, dan dia menganggap dunia luar sebagai tempat yang sangat berbahaya," kata Fiona Watson, yang telah mengunjungi daerah itu dan melihat perkampungan orang-orang itu.

Kenapa pria itu dalam bahaya besar?
Mayoritas orang-orang dari suku pria itu diperkirakan telah dibinasakan pada tahun 1970-an dan 80-an, setelah dibangun jalan raya di dekat lokasi mereka tinggal, yang menyebabkan peningkatan permintaan lahan demi tujuan bisnis.

Saat ini, para petani dan penebang liar masih menginginkan keberadaan tanah yang mereka tinggali.

Pria itu juga bakal menghadapi "pistoleros", sebuah istilah yang merujuk pada senjata api yang digunakan oleh kelompok bersenjata yang disewa untuk kepentingan merebut tanah mereka.

Pada tahun 2009, perkampungan sementara yang didirikan oleh Funai digeledah oleh kelompok bersenjata. Mereka menyebarkan ancaman di lokasi itu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved