Laporan Langsung dari Rusia

Rusia Sudah Mirip Negara-negara Maju di Eropa Barat

Rusia kini menjadi negara yang maju, sama seperti negara-negara di Eropa Barat.

Penulis: PosKupang | Editor: Bebet I Hidayat
AFP Photo
EKSPRESI - Foto kombinasi ekspresi fans Uruguay dan Prancis mendukung tim kesayangan mereka masing-masing. 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM (Tribun Network): Deodatus Pradipto dari Novgorod

Rusia kini menjadi negara yang maju, sama seperti negara-negara di Eropa Barat. Satu hal yang membuat Simon terkesan adalah sistem transportasinya modern.

SIMON Nainggolan adalah satu dari sekian pencinta sepakbola asal Indonesia yang bisa mendapatkan kesempatan menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2018 secara langsung di Rusia. Piala Dunia 2018 begitu membekas di benak Simon sehingga menjadi pengalaman yang sangat berarti untuk dirinya.

Bagi pewiraswasta asal Jakarta itu Piala Dunia 2018 adalah pengalaman pertamanya menghadiri turnamen sepakbola empat tahunan ini. Empat tahun yang lalu dia sempat punya rencana pergi ke Brasil untuk menyaksikan Piala Dunia 2014, namun batal.

"Berbenturan dengan acara-acara keluarga. Saya batalkan di menit-menit akhir," tutur Simon, Rabu (4/7/2018) sore waktu Rusia.

Baca: Perempat Final Piala Dunia 2018, Brasil Ulangi Tragedi 2014 Setelah Pemain Inti Absen

Baca: Cuplikan Gol Kemenangan Belgia vs Brasil. Tim Neymar dkk Gagal Melaju ke Semi Final Piala Dunia 2018

Baca: Belgia Kalahkan Brasil di Perempat Final Piala Dunia 2018. Ini Rahasianya!

Simon berangkat ke Rusia bersama dengan Valentino Simanjuntak, temannya. Beberapa temannya yang lain kemudian menyusul dari Indonesia beberapa hari kemudian. Mereka berkumpul di Moskow, meski ada beberapa yang sempat berpencar ke kota-kota lain.

Piala Dunia 2018 jadi pengalaman yang sangat luar biasa bagi Simon. Selain bisa menyaksikan pertandingan dari jarak dekat, Simon juga bisa memperluas pergaulannya dengan banyak orang dari banyak negara.

"Menyaksikan pertandingan Piala Dunia sungguh luar biasa, bisa bertemu banyak penggemar sepak bola dari seluruh dunia, tambah teman, dan merasakan atmosfer yang luar biasa," ujar Simon.

Lewat Piala Dunia 2018 Simon tidak hanya bisa menyaksikan pertandingan dari dekat dan merasakan atmosfernya secara langsung. Simon jadi mengenal Rusia, negara yang pernah tertutup selama bertahun-tahun semasa era Uni Soviet.

Simon mengakui dulu memiliki persepsi Rusia adalah negara yang masyarakatnya dingin dan kaku. Namun begitu menginjakkan kaki di Rusia, Simon melihat sendiri perubahan besar yang terjadi di sini.

Simon menilai Rusia kini menjadi negara yang maju, sama seperti negara-negara di Eropa Barat. Satu hal yang membuat Simon terkesan adalah sistem transportasinya yang modern.

"Kita cukup kaget melihat masyarakat Rusia begitu ramah kepada semua pencinta bola yang datang dari seluruh dunia," kata Simon yang menyaksikan pertandingan Belgia melawan Tunisia, Jerman melawan Korea Selatan, Prancis melawan Denmark, Prancis melawan Argentina, dan Spanyol melawan Rusia.

Simon melihat masyarakat Rusia berusaha menghilangkan kesan dingin, kaku, dan kejam lewat Piala Dunia 2018. Masyarakat di sini berusaha tersenyum, menyapa semua turis yang datang.

"Saya tidak tahu apakah mereka mendapat pelatihan atau tidak sebelumnya, tapi hampir di semua tempat mereka berusaha tersenyum, meskipun ada beberapa yang terlihat pura-pura tersenyum. Kultur mereka tidak bisa diubah," kata pria berusia 48 tahun itu.

Baca: Wow! Follower Ayu Ting Ting Capai 25 Juta. Pamer di Instagram, Netizen Malah Komentar Begini

Baca: Nonton Piala Dunia 2018, Suami-Istri Asal Rusia Bercerai Gegara Perdebatkan Kehebatan Pemain ini

Baca: Masa Jabatan Gubernur Akan Berakhir, Sekda NTT : Kita Belum Terima SK Penjabat

Empat tahun lagi Piala Dunia akan digelar di benua Asia, tepatnya di Qatar. Simon berharap bisa datang ke Qatar untuk kembali merasakan atmosfer Piala Dunia.

Namun demikian, Simon ragu apakah semua pencinta sepakbola bisa merasa nyaman berada di Qatar karena suhu yang sangat panas di sana.

Setidaknya, Simon kini memiliki modal berarti untuk kembali menghadiri Piala Dunia empat tahun lagi. Piala Dunia 2018 menjadi pelajaran yang sangat berarti untuk Simon. Pelajaran terpenting adalah terkait tiket pertandingan.

Selama di Rusia Simon melihat tiket-tiket pertandingan bisa diperjualbelikan secara mudah lewat jasa perantara. Meski memudahkan pencinta sepakbola yang belum memiliki tiket, kekurangannya adalah harga tiket pertandingan yang menjadi lebih mahal.

"Kalau bisa dari awal bisa semua tiket yang akan kita tonton, akan lebih nyaman karena harga di perantara tiket akan lebih tinggi," kata Simon. (*)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved