Catatan Sepakbola

Malam Bertabur Bintang di Kazan

Dari delapan partai 16 besar yang sudah tersaji, tiga di antaranya harus berakhir dengan drama adu penalti. Selain Kolombia vs Inggris

Penulis: dion db putra | Editor: Dion DB Putra
Neymar dan Paulinho merayakan gol Brasil ke gawang Meksiko pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Samara, 2 Juli 2018. 

Timnas Inggris punya rekor buruk melawan Swedia. Dari 15 pertemuan, Inggris hanya dua kali menang. Bayangkan tuan dan puan. Itulah sebabnya Southgate sangat menghormati Swedia. "Kami tidak punya rekor bagus melawan mereka. Mereka (Swedia) punya sejumlah pemain bagus dan memiliki cara bermain yang jelas. Sangat susah bermain melawan mereka," katanya seperti dilansir Sky Sports.

***

World Cup Rusia 2018 kini menyisakan tujuh pertandingan lagi sampai 15 Juli. Laga yang akan menguras emosi setidaknya mulai tersaji Jumat malam 6 Juli 2018 ketika babak perempafinal mulai bergulir.

Prancis versus Uruguay, Brasil melawan Belgia, Rusia meladeni Kroasia dan Swedia berjumpa Inggris. Partai paling banyak menyedot penonton sejagat bakal tersaji di Kazan Arena, Jumat malam 6 Juli 2018 atau Sabtu (7/7/2018) dini hari Wita.

Juara dunia lima kali Brasil akan melawan tim bertabur bintang asal Eropa, Belgia. Lagi-lagi sejumlah pengamat bola melukiskan duel ini sebagai final kepagian. Mengingat daftar pemainnya, Belgia memang mendapat catatan spesial.

Di antara kontestan Piala Dunia 2018, Belgia memiliki materi pemain yang sangat hebat. Mulai dari kiper sampai ujung tombak, pemain Belgia berstatus bintang. Di bawah mistar gawang berdiri Thibaut Courtois. Dia dipagari trio pilar lini pertahanan yang solid, Kompany, Jan Vertonghen dan Alderweireld.

Di blok tengah berderet nama besar Kevin De Bruyne, Eden Hazard, Dries Mertens, Axel Witsel sampai Marouane Fellaini yang setiap waktu siap memberikan umpan matang bagi tukang jebol gawang musuh Romelu Lukaku.

Dengan dukungan sumber daya manusia top semacam ini, Belgia siap melukai siapa pun termasuk Brasil yang makin apik kendati Neymar masih saja tergoda untuk cengeng.

Belgia 2018 bisa disebut memiliki generasi emas. Mirip Spanyol 2008 dan 2010. Namun, soal nasib baik lain lagi ceritanya. Delapan tahun terakhir, tak sedikit pemain Belgia yang bersinar di klub terkemuka Eropa tapi prestasi masih menjauh dari mereka.

Empat tahun lalu Belgia bertekuk lutut melawan Argentina pada babak perempat final Piala Dunia Brasil. Dua tahun kemudian di Piala Eropa 2016, Belgia kembali terhenti langkahnya di babak yang sama. Mereka kalah dari Wales.

Piala Dunia 2018 merupakan puncak masa emas Kevin De Bruyne dan rekan. Empat tahun lagi di Qatar mungkin tinggal Romelu Lukaku dan Yannick Carasco yang memperkuat skuat Setan Merah. Artinya, inilah saatnya bagi generasi emas Belgia membuat sejarah.

Namun, di atas kertas Tim Samba pastilah favorit. Makin hari Brasil semakin percaya diri. Setelah bermain 1-1 melawan Swiss, pasukan Selecao tak pernah kebobolan pada tiga laga berikutnya yang berujung kemenangan 2-0 atas Kosta Rika, Serbia, dan terakhir atas Meksiko.

Rakyat Brasil sekarang mulai memuji sentuhan Tite yang juga dijuluki "Profesor" tersebut. Maklum rapor Tite tergolong bagus. Dari 25 pertandingan, Brasil asuhan Tite meraih 20 kemenangan, 4 imbang dan hanya sekali kalah yakni dalam partai persahabatan melawan Argentina setahun yang lalu.

Dari 25 laga tersebut, Neymar dkk hanya kebobolan enam gol. Artinya pertahanan mereka sangat baik. Jadi sungguh sebuah ujian bagi tim bertabur bintang seperti Belgia. Kalau Brasil menang, orang hanya akan berkata ya sudah layak dan sepantasnya. Tapi dunia akan terpukau manakala Belgia masuk semifinal. *

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved