Guru Harus Menjadi Fasilitator

Bagi seorang guru mengajarkan murid menjadi cerdas atau pintar tidak cukup. Tapi guru harus menjadi seorang fasilitator bagi siswa

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Suasana saat seminar di SMA Katolik Fransiskus Xaverius Boawae Kabupaten Nagekeo, Sabtu (30/6/2018). 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Provinsi NTT, Alfons Arakian, menegaskan, tugas menjadi seorang guru harus bisa menjadi fasilitator.

Bagi seorang guru mengajarkan murid menjadi cerdas atau pintar tidak cukup. Tapi guru harus menjadi seorang fasilitator bagi siswa. Mendorong siswa agar bisa menjadi seorang siswa yang berkarakter serta memiliki SDM yang mumpuni.

"Guru menjadi salah satu faktor mutu pendidikan sebuah sekolah. Itu memang jelas. Guru harus bisa menjadi fasilitator siswa-siswi. Guru tidak hanya mengajar supaya pintar tapi bagaimana seorang guru mendidik dan membentuk karakter siswa," ungkap Alfons Arakian, saat memberikan materi tentang Merindukan Sekolah Pengganti SPG di SMA Katolik Fransiskus Xaverius Boawae Kabupaten Nagekeo, Sabtu (30/6/2018).

Alfons Arakian menjelaskan, guru juga harus menjadi penghubung siswa-siswi dengan media pembelajaran. Guru tidak saja mengajar anak-anak menjadi pintar tapi guru juga mendampingi siswa untuk belajar sehingga bisa mencapai kompetensi yang diinginkan.

Alfons Arakian juga mengatakan, menjadi guru merupakan panggilan hati dan komitmen. Bukan merupakan pilihan terakhir yang hanya tersesat. Tapi guru juga mempunyai tanggungjawab untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Alfons Arakian mengatakan, Pemda Provinsi NTT juga mendorong agar bisa dibuka Sekolah Menengah Keguruan (SMK). Dengan adanya SMK maka minimal ada dasar dari seorang untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kalau dulu itu ada SPG tapi sekarang memiliki peluang untuk mendirikan Sekolah Menengah Keguruan.

Alfons Arakian mengatakan, kehadiran Sekolah Menengah Keguruan akan mengembalikan mutu dan kualitas guru. Sehingga bisa memajukan kualitas pendidikan di bumi Flobamora.

"Kalau memang ada peluang untuk buka Sekolah Menengah Keguruan (SMK) itu bisa. Karena minimal ada dasar untuk melanjutkan ke PGSD atau jenjang yang lebih tinggi. Karena dijenjang perguruan tinggi banyak mengajarkan teori dan sainsnya. Tapi kalau di Sekolah Menengah Keguruan dasarnya sudah adam Sehingga mutu dan kualitas guru sangat bagus," ungkap Alfons.

Alfons Arakian juga mengatakan, saat ini Dinas Pendidikan NTT sudah membukan pendaftaran siswa baru dengan Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online.

Alfons Arakian menegaskan, dengan adanya PPDB Online tidak ada lagi yang main-main dengan mengakomodir semua pelamar untuk sekolah disekolah favorit.

"Pantauan kami dilapangan ada sekolah yang lebih dari ketentuan mengakomodir siswa satu rombongan belajar sampai 60 orang. Itu ada gunakan perpustakaan, di aula dan dibagi disekat-sekat lagi. Padahal ada sekolah swasta yang siswanya tidak banyak murid. Tahun ini tidak boleh ada lagi. Karena sudah sistem Online," tegas Arakian.

Arakian menegaskan, satu rombel itu maksimal 42 orang. Tidak boleh lebih. Sehingga guru tidak kewalahan saat mengajar.

Dia mengungkapkan yang mengerikan lagi adalah ada sekolah yang sistem sift. Yaitu pagi dan sore. Dengan adanya sift maka tidak bisa menjamin kualitas pendidikan karena guru tidak akan fokus pada satu bagian. Tapi harus memikirkan sekolah pada sekolah sore harinya. Ini menjadi kewalahan yang ada dilapangan.

"Tidak mungkin ia mampu mengajar pagi dan sore. Sift itu tidak perbolehkan lagi, ujar Alfons Arakian.

Pada kesempatan itu juga Alfons Arakian menyampaikan Pemprov NTT tidak akan menarik guru PNS dari sekolah-sekolah swasta.

"Gubernur NTT sudah mengusulkan ke Pemerintah Pusat agar tidak menarik guru PNS dari sekolah swasta," jelas Alfons Arakian.(*)

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved