Hebat, Polwan Ini Menangkap Pria yang Melecehkannya Saat Masih Kecil, Bagaimana Kisahnya?

Hebat, Polwan ini menangkap pria yang pernah melecehkannya saat masih kecil, bagaimana kisahnya?

net
ilustrasi pelecehan 

Namun meskipun nalurinya ingin "menangkap semua pemerkosa", dia menjaga jarak dengan semua kasus pemerkosaan di rutinitas kesehariannya di kantor.

"Saya tidak mungkin bisa mengendalikan diri saya dan menjadi profesional dalam kasus-kasus yang ekstrem, seperti saat seorang bayi diperkosa," katanya.

"Dan peran saya sebagai polisi adalah menjalankan tugas-tugas saya berdasarkan hukum."

Penugasan khusus datang suatu hari pada Desember 2016, saat Fabricio kalah banding.

Dia bersembunyi di sebuah pondok yang tersembunyi di antara bantaran sungai.

Baca: 14 Hal Ini Bisa Membuat Tumit Kakimu Pecah-Pecah, Apa Saja Itu?

Baca: Tumit Kakimu Pecah-Pecah, Begini Cara Mengatasinya, Ladies, Gampang Loh

* Tabata memasukkan pemerkosanya ke dalam penjara.

"Sebenarnya rekan kerja saya yang menangkapnya, namun saya menegaskan dengan menguncinya di belakang jeruji," kata Tabata.

"Saya ingin mengakhiri sebuah siklus."

* Sebuah peringatan kepada para orangtua

Fabricio dilepaskan kurang dalam setahun karena berperilaku baik dan melakukan pekerjaan baik.

Setelah diperkosa, Tabata mengatakan dia merasa malu dengan tubuhnya dan menganggap seks sebagai sesuatu yang buruk.

Tabata mengaku menutup diri setelah pengalaman itu dan harus belajar keras untuk mempercayai orang dan membangun hubungan.

Sekarang, dia ingin kisahnya dapat dilihat sebagai sebuah peringatan kepada banyak keluarga.

Baca: Ladies, Buang Air Kecil Sebelum Berhubungan Intim Bisa Membahayakanmu, Lalu Kapan?

Baca: Ini Waktu Terbaik Untuk Berhubungan Intim dengan Pasanganmu

Baca: Wah, Cermin Bisa Bikin Sensasi Hubungan Intimmu Lebih Maksimal

"Saya ingin mengingatkan orangtua untuk banyak mengobrol dengan anak-anak mereka dan menganjurkan mereka untuk mengadu mengenai semua perilaku orang dewasa yang tidak layak. Dan untuk mengatakan bahwa mereka akan mempercayai cerita anak-anak mereka," kata Tabata.

"Saya selalu mengatakan bahwa korban tidak boleh pernah disalahkan. Apa yang terjadi bukan karena perilaku mereka atau pakaian yang mereka kenakan namun karena pelaku adalah orang gila." (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved