Penasaran Kenapa Kita Sering Ucapkan Um Saat Bicara, Simak Penjelasan Secara Sains Ya

Penasaran kenapa kita sering bilang Um saat bicara, simak penjelasan secara sains ya.

zoom-inlihat foto Penasaran Kenapa Kita Sering Ucapkan Um Saat Bicara, Simak Penjelasan Secara Sains Ya
net
ilustrasi otak manusia

POS-KUPANG.COM -  Penasaran kenapa kita sering bilang Um saat bicara, simak penjelasan secara sains ya.

Pernahkah Anda memperhatikan saat Anda atau orang lain berbicara di depan umum? Kadang kala di antara kata, kita sering bergumam 'um', 'uh', 'em', dan lain sebagainya, bukan?

Sebuah penelitian tertarik untuk mengkaji kebiasaan tersebut. Para peneliti menyadari, biasanya kata 'um', 'a', dan sebagainya terucap tepat sebelum kata benda.

Penelitian ini menemukan bahwa ketika orang-orang berbicara dan kata yang diucapkannya lebih lambat atau di luar jangkauan mereka, biasanya itu adalah kata benda.

Baca: Bocah Tanya ke Paus Fransiskus, Apakah Ayahnya yang Atheis Bisa Masuk Surga? Jawabannya Bikin Baper

Baca: Jika Sudah Jatuh Cinta, 4 Zodiak Ini Cenderung Mengabaikan Sahabatnya, Baper Ya

Baca: Merasa Ditipu, Gary Memutilasi Pacarnya dan Taruh di 7 Kantong Plastik, Isi Wasiatnya Menghebohkan

Nah, gumaman akan muncul ketika kita memvisualisasikan benda tersebut lebih dahulu. Inilah yang memperlambat ucapan kita. Menurut para peneliti, ini berbading terbalik dengan kata kerja.

Otak membutuhkan lebih sedikit waktu untuk "melihat" kata kerja dalam pikiran sebelum diucapkan. Tak hanya itu, interaksi kompleks berbagai faktor juga membentuk kecepatan bicara seseorang.

Faktor-faktor tersebut termasuk frekuensi dan keakraban kata yang digunakan. Frank Seifart, penulis utama penelitian ini mengatakan bahwa sebelumnya, para ilmuwan telah mengamati bahwa jeda sebelum kata-kata yang tidak dikenal atau rumit mencerminkan kesulitan komparatif dalam merencanakan kata-kata tersebut.

Sedangkan untuk penelitian baru, peneliti dari Departemen Studi Sastra dan Linguistik di Universitas Amsterdam tersebut menganalisis ribuan rekaman pidato. Para peneliti mendengarkan ritme total 288.848 kata dari 9 bahasa berbeda yang digunakan di Eropa, Amerika Utara, Meksiko, Siberia, Himalaya, hutan hujan Amazon, dan gurun Kalahari.

Dirangkum dari Live Science, Selasa (22/05/2018), para peneliti menemukan dalam 9 bahasa tersebut jeda atau gumaman 60 persen lebih mungkin terjadi sebelum kata benda.

Bahkan, gumaman ini dua kali lebih mungkin terjadi pada kata benda dibanding kata kerja meskipun kata kerja tersebut sangat kompleks. Dalam percakapan umum, kata benda biasanya digunakan hanya ketika orang ingin menambahkan informasi yang baru atau tak terduga.

Hal ini menyebabkan orang perlu lebih banyak "waktu perencanaan" untuk mengatakan kata benda daripada kata kerja, bahkan ketika kata benda yang dimaksud tidak terlalu rumit, para peneliti mencatat dalam penelitian ini.

Baca: Waspada! Perempuan Sering Mengalami 4 Gangguan Kejiwaan Ini, Ayo Kepoin Apa Saja Itu?

Baca: Jangan Coba Bertengkar dengan 4 Zodiak Ini, Kalian Ga Bakal Menang, Nah Loh!

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini menunjukkan bahwa meskipun bahasa menunjukkan keragaman yang signifikan dalam struktur gramatikal dan konteks budaya, irama bicara tertentu terus-menerus mengikuti pola universal yang kuat.

Pola-pola itu juga dapat dikaitkan dengan penggunaan kata benda atau kata kerja, kata Seifart. (*)

* Kenapa Kita Sering Lupa Mengucapkan Sebuah Kata?  

Kita seringkali lupa atau Kesulitan mengingat kata-kata yang akan kita ucapkan. Kondisi itu dinamakan Lethologica. 

Letchologica adalah sebuah istilah teknis saat kita melupakan kata-kata yang sebetulnya mudah, tapi seperti hilang dari memori kita.

Lethologica, merupakan istilah dari Yunani. Lethe berarti melupakan, dan logos berarti kata-kata atau ilmu pengetahuan.

Dalam mitologi Yunani, Lethe adalah salah satu dari lima sungai di bawah tanah, di mana jiwa-jiwa yang mati meminum air sungai ini untuk melupakan kenangan duniawi.

Baca: Peserta Mancing Geger, Ada Mayat yang Nyangkut di Kail, Bagaimana Ceritanya?

Baca: Inilah Rudi, Pria yang Dicemburui oleh Pendeta Henderson sehingga Ros Dibunuh di Toilet Gereja

Temuan dari kata ini dipopulerkan oleh seorang Psikolog Carl Jung, di awal abad ke-20. Namun, jauh sebelumnya, di tahun 1915, kata ini termasuk di dalam sebuah kamus kedokteran, Dorland’s American Ilustrated Medical Dictionary. Dalam kamus itu, Lethologica diartikan sebagai ketidakmampuan untuk mengingat kata yang tepat.

Otak kita tidak bekerja seperti komputer, yang mana data disimpan dengan rapi, dan saat ingin mengambilnya, hanya perlu menekan tombol atau sistem.

Seorang Psikolog Tom Stafford mengemukakan, memori otak kita memang ajaib dan luar biasa, tapi respon yang diberikan adalah respon sesuai dengan asosiasi dari informasi baru yang masuk ke otak, bukan repon langsung saat kita ingin mengingat atau mengucapkannya.

Memanggil ulang (recall) kosakata bisa jadi hal yang sulit. Terkadang, banyak kata yang kita pahami, tapi jarang diucapkan sehari-hari. Kata-kata yang berasal dari kosakata pasif ini bisa jadi penyebab kita mengalami Lethologica.

Tak jarang pula, kata-kata yang sebetulnya sering kita ucapkan, justru malah sering kita lupakan. Hal ini disebabkan karena pikiran kira membuat asosiasi dan pola yang saling berhubungan. Kemampuan kita mengingat kata bergantung pada keterhubungan pola yang dibuat oleh otak untuk menghasilkan kata-kata.

Baca: 8 Pengakuan Menghebohkan Pangeran William dan Hary Soal Mama Mereka, Putri Diana

Baca: Pengakuan Pendeta Henderson Sembiring Membunuh Mahasiswi Selingkuhannya Itu Bikin Dongkol

Baca: Begini 6 Perilaku Aneh Pendeta Henderson Sebelum dan Sesudah Membunuh Mahasiswi di Toilet Gereja

Penyebab lain, karena begitu banyak kata yang tersimpan dalam otak, kita kesulitan untuk mengingatnya dalam waktu singkat.

Lethologica, selain sebuah istilah untuk kesulitan mengingat kata, bisa juga memiliki arti, kesulitan mengoreksi kata yang sudah kita ingat namun salah diucapkan. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved