Hati-hati Virus Langka dan Mematikan Mulai Mewabah. Ditularkan Kalelawar Buah
Virus langka bernama Nipah ini dianggap sebagai virus yang berbahaya karena belum ada obat maupun vaksin
POS-KUPANG.COM -- Sedikitnya sembilan orang meninggal akibat serangan virus langka.
Serangan virus mematikan ini kembali mengancam kita. Virus langka bernama Nipah ini dianggap sebagai virus yang berbahaya karena belum ada obat maupun vaksin yang bisa digunakan sebagai pencegahan.
Baca: Kisah Perawat Beranak Dua yang Tewas Terjangkit Virus Nipah dari Pasien: Tolong Jaga Anak-anak Kita
Baca: Ajaib! Pesawat Ini Tergelincir Hingga Badannya Terbelah, Tapi Semua Penumpangnya Selamat
Baca: KPK OTT Bupati Buton Selatan dan Kontraktor. Uang Rp 400 Juta Ikut Diamankan
Bukan hanya itu saja rata-rata tingkat kematian pada korban akibat terinfeksi Nipah bisa dibilang tinggi, mencapai 75 persen.
Statistik ini menunjukkan bahwa Nipah berpotensi menjadi pandemi mematikan. Itu sebabnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukan Nipah dalam daftar prioritas penelitian penyakit yang mendesak dilakukan, selain penyakit seperti Ebola dan SARS.
Kini, Nipah diketahui menyerang kota Kerala, India selatan. Sembilan orang dilaporkan telah meninggal, 3 orang di antaranya positif terkena virus Nipah, sementara 6 orang lainnya masih diuji. Lalu, 25 korban lain yang diduga terinfeksi virus sedang dirawat di rumah sakit.
Baca: Guru SD ini Bawa Pistol Saat Mengajar. Mengaku untuk Jaga Diri dan Akhirnya Dibekuk Polisi
Penyebaran Virus
Virus ini sendiri diketahui ditularkan melalui kelelawar buah ke spesies lain, termasuk di antaranya adalah manusia.
Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998. Saat itu, ada sekitar 265 orang terinfeksi dengan penyakit aneh yang menyebabkan ensefalitis atau peradangan otak setelah bersentuhan dengan babi atau orang sakit.
Ketika infeksi menular dari babi ke manusia, pihak berwenang membunuh lebih dari satu juta babi untuk mencoba menghentikan penyebaran penyakit. Namun terlambat, serangan wabah itu membuat 105 orang meninggal.
Sejak kejadian itu, sejumlah kejadian wabah lebih kecil ditemukan di India dan Bangladesh yang memakan korban hingga 211 orang.
Peneliti segera mengidentifikasi beberapa spesies kelelawar buah sebagai inang alami dari virus. Dalam beberapa kasus, manusia terinfeksi setelah minum nira dari pohon kurma yang mungkin telah terkontaminasi oleh kelelawar.
Baca: Mantan Model Playboy Jatuhkan Diri dari Hotel Lantai 25 Bersama Anaknya, Ini yang Terjadi
Begitu juga pada 3 pasien meninggal di India. Laporan BBC menyebut jika ditemukan mangga yang telah digigit kelelawar di ketiga rumah pasen yang meninggal tersebut.
Kontak dengan hewan atau orang sakit juga dapat membantu penyebaran virus. Salah seorang korban meninggal juga diketahui merupakan perawat. Sebuah studi tentang transmisi virus Nipah mengungkapkan jika air liur pasien yang terinfeksi cenderung menyebarkan infeksi.
Baca: ASTAGA! Sepasang Pelajar SMP Tertangkap Mesum di Warnet. Pengakuan Mereka Mengejutkan
Gejala Infeksi Virus Nipah
Gejala Nipah bervariasi. Banyak pasien awalnya mengalami demam dan sakit kepala, diikuti oleh rasa kantuk dan kebingungan.
Beberapa pasien juga menunjukkan gejala seperti flu ketika terinfeksi. Gejala itu kemudian berkembang, korban infeksi bisa mengalami koma selama satu atau dua hari.
Sementara korban yang selamat dari infeksi awal dapat memiliki masalah kesehatan sepanjang hidupnya, termasuk perubahan kepribadian dan kejang terus menerus. Dalam beberapa kasus, virus bisa kembali aktif setelah beberapa bulan atau tahun semenjak terinfeksi dan menyebabkan kematian.
Baca: Dua Anggota DPRD Ini Diturunkan dari Pesawat Garuda Karena Bercanda Soal Bom, Harus Jadi Pelajaran
Kini, penting untuk mengidentifikasi kasus Nipah lainnya dan memastikan bahwa penyakit tidak terus menyebar. (kompas.com/monika novena)