Kapolri Jenderal Tito Suruh Teroris Bunuh Diri, Jawabannya Mengejutkan. Najwa: Astaghfirullah!

Jadi yang kita lakukan tekniknya jangan mencari konfrontasi terbuka, namun melakukan penangkapan saat mereka lengah"

Editor: Bebet I Hidayat
KOMPAS.COM
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) memberi keterangan kepada wartawan seusai meninjau Rutan Cabang Salemba Mako Brimob Kelapa Dua pasca kerusuhan di Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). 

"Tapi yang kali ini kan tidak. Dipakai di badan bahkan diikat di tubuh anak kecil. Membawa Kartu Keluarga dan KTP mereka. Ini berarti mereka memang mencari mati karena mereka yakin bahwa mereka itu akan masuk surga", ujarnya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa para teroris memang sengaja membuat konfrontasi dengan pihak berwajib.

"Pada saat konfrontasi (tembak-menembak kontak dengan petugas) terjadi, mereka bisa membunuh dan mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, langsung masuk surga," jelas Tito.

Personel Kepolisian dari Brimob Polda Riau berjaga di depan Gereja GPIB Imanuel di Pekanbaru, Riau, Minggu (13/5/2018). Kepolisian setempat memperketat penjagaan gereja-gereja di Pekanbaru untuk meningkatkan keamanan menyusul terjadinya teror bom gereja di Surabaya, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Personel Kepolisian dari Brimob Polda Riau berjaga di depan Gereja GPIB Imanuel di Pekanbaru, Riau, Minggu (13/5/2018). Kepolisian setempat memperketat penjagaan gereja-gereja di Pekanbaru untuk meningkatkan keamanan menyusul terjadinya teror bom gereja di Surabaya, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman) ((ANTARA FOTO/Rony Muharrman))

Dia kemudian mencontohkan dengan penyerangan yang terjadi di Mapolda Riau.

Dalam insiden tersebut, sebuah mobil Avanza yang berisikan 5 orang terduga teroris menabrak seorang petugas hingga meninggal.

"Mereka lalu mengeluarkan samurai berapa pun yang bisa mereka serang dan bunuh bisa mendapat pahala, namun jika gagal akan tetap masuk surga. Itu yang dipikiran mereka," ungkapnya.

Karena itu, pihaknya berusaha menghindari konfontrasi terbuka agar bisa menangkap para teroris dalam keadaan hidup.

"Jadi yang kita lakukan tekniknya jangan mencari konfrontasi terbuka, namun melakukan penangkapan saat mereka lengah" kata Tito.

"Kalau seandainya konfrontasi terbuka, itu jaga jarak. Saya berpesan jangan gunakan langkah-langkah penyerbuan karena mereka juga siap mati," imbuhnya.

Lalu, Tito Karnavian mengisahkan satu cerita unik saat dirinya menangkap teroris beberapa tahun silam.

"Saya pernah menangkap kasus bom Kedutaan Besar Australia di Bogor, begitu kami tangkap hidup-hidup mereka menangis di kendaraan.

Kenapa kamu menangis?

Kenapa kita tidak kontak?

Kenapa saya nggak bisa membunuh bapak?

Kenapa bapak nggak bunuh saya?

Saya kehilangan golden momentum untuk masuk surga.

Saya sampaikan, ya sudah kamu bunuh diri saja setelah ini.

Saya neraka pak, kalau sudah begitu", cerita Tito.

Najwa Shihab
Najwa Shihab (Tribun Kaltim)

Najwa lantas memastikan kesimpulan dari cerita Tito.

"Jadi bunuh diri buat mereka adalah neraka, namun jika dalam kontak itu surga? Astaghfirullahalazim", ujar Najwa menutup. (*)

.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved