Empat Anak Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya yang Selamat. Ternyata Begini Nasibnya Sekarang.

Ada empat anak para pelaku bom bunuh diri ini yang selamat. Kini polisi menjaga ketat keberadaan mereka.

Editor: Bebet I Hidayat
ist
Keluarga pelaku bom bunuh diri pada tiga gereja di Surabaya itu adalah keluarga yang berasal dari Rungkut, Kota Surabaya. 

Kombes Frans mengatakan anak perempuan itu dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.

"Tadi saya sudah melihat instensif perawatannya, karena terus terang anak itu terlempar sekitar 3 meter ke atas kemudian jatuh lagi," kata Barung di Polda Jawa Timur, Surabaya.

Ais disebut membutuhkan perawatan intensif yang cukup agar dapat mengembalikan kondisinya seperti semula.

Frans meminta semua pihak mendoakan Ais yang merupakan anak terduga pelaku teror satu keluarga supaya segera kembali sehat.

2. Sang kakak selamatkan adik-adiknya 

Foto di dalam sebuah kamar di rusun Sepanjang, Sidoarjo yang menunjukkan adanya korban ledakan, Minggu (13/5/2018).
Foto di dalam sebuah kamar di rusun Sepanjang, Sidoarjo yang menunjukkan adanya korban ledakan, Minggu (13/5/2018). 

Selain Ais, tiga anak Anton Febrianto, pemilik bom yang meledak di Rusun Wonocolo, Taman Sidoarjo, juga selamat.

Bom milik Anton tiba-tiba meledak di lantai 5 rusun tersebut pada Minggu (13/5/2018) malam.   

Kapolda Jawa Timur Irjen Mahfud Arifin mengatakan keluarga Anton juga akan bertindak seperti keluarga Dita Supriyanto, otak bom bunuh diri yang mengajak istri dan keempat anaknya meledakkan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi.

Mereka diketahui berniat menjadi "pengantin" alias bomber bunuh diri.

"Mereka itu pelaku, bukan korban," kata Mahfud di lokasi kejadian pada Senin (14/5/2018) dini hari.

Sebelum melancarkan aksinya, keluarga Anton Febrianto malah ada yang tewas dan terluka karena bom sendiri.

Anggota keluarga yang tewas yaitu sang istri, Puspitasari, dan anak keduanya, AR.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera menambahkan Anton mengalami luka parah namun masih hidup pada ledakan pertama.

Karena membahayakan, ia langsung dilumpuhkan oleh pihak kepolisian.

"Dia dalam keadaan memegang switching, sehingga terpaksa dilumpuhkan," kata Frans.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved