Bom di Surabaya

Kesaksian Wartawan POS KUPANG: Petugas Parkir Gereja Santa Maria Tak Bercela Sangat Tegas Tapi Ramah

Kalau lagi dapat kiriman uang ya naik becak. Namun kalau tidak ada uang maka harus berjalan kaki.

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Bebet I Hidayat
TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANI
Sejumlah petugas kepolisian mengamankan kawasan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara usai adanya ledakan bom pada Minggu (13/5/2018) pagi. 

Gereja Nggagel meskipun sebagai tempat ibadah namun secara khusus memberikan banyak menfaat bagi perkembangan diri saya secara pribadi, karena di tempat tersebut beberapa kali saya diberi kepercayaan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan gereja yang tentunya menuntut tanggungjawab.

Suasana di depan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Surabaya
Suasana di depan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Surabaya (Surya)

Di gereja itu juga kami bersama dengan beberapa teman Mudika sempat ikut berjaga tak kala ada kasus pemboman yang menimpa sarana umum di tanah air seperti hotel antara tahun 1995 hingga 1997.

Baca: Aksi Bakar Lilin Pray For Surabaya di Depan Gereja di Kupang

Saat menjaga gereja kala itu kami sempat berkenalan dengan seorang anggota marinir yang diperbantukan menjaga gereja entah siapa namanya saya sudah lupa, namun beliau kala itu mengatakan bahwa dia pernah ke Flores tepatnya Maumere pada tahun 1992 untuk membantu korban gempa.

Aksi bom di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi.
Aksi bom di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi. 

Di gereja itu kami berteman akrab dengan pastor rekan, Rm Yuni yang suka bermain badminton.

Namun demikian siapa sangka bahwa gereja yang memiliki kenangan secara personal tersebut saat ini justru menjadi sasaran aksi teror dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Jalan menuju Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Jawa Timur, dijaga sejumlah polisi menyusul ledakan bom yang terjadi gereja itu, Minggu (13/5/2018).
Jalan menuju Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Jawa Timur, dijaga sejumlah polisi menyusul ledakan bom yang terjadi gereja itu, Minggu (13/5/2018). (KOMPAS.COM)

Minggu (13/5/2018) ketika sedang membuka FB tiba-tiba saya melihat ada siaran langsung dari Facebook yang menyatakan bahwa ada aksi teror di gereja Ngaggel.

Melihat hal tersebut saya sangat terenyuh bahwa gereja yang pernah menjadi saksi perjalanan hidup saya dan beberapa rekan aktifis Mudika diantara tahun 1994 hingga 1999 kini "rusak"oleh aksi terorisme. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved