Bom di Surabaya
Kesaksian Wartawan POS KUPANG: Petugas Parkir Gereja Santa Maria Tak Bercela Sangat Tegas Tapi Ramah
Kalau lagi dapat kiriman uang ya naik becak. Namun kalau tidak ada uang maka harus berjalan kaki.
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Bebet I Hidayat
Gereja Nggagel meskipun sebagai tempat ibadah namun secara khusus memberikan banyak menfaat bagi perkembangan diri saya secara pribadi, karena di tempat tersebut beberapa kali saya diberi kepercayaan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan gereja yang tentunya menuntut tanggungjawab.

Di gereja itu juga kami bersama dengan beberapa teman Mudika sempat ikut berjaga tak kala ada kasus pemboman yang menimpa sarana umum di tanah air seperti hotel antara tahun 1995 hingga 1997.
Baca: Aksi Bakar Lilin Pray For Surabaya di Depan Gereja di Kupang
Saat menjaga gereja kala itu kami sempat berkenalan dengan seorang anggota marinir yang diperbantukan menjaga gereja entah siapa namanya saya sudah lupa, namun beliau kala itu mengatakan bahwa dia pernah ke Flores tepatnya Maumere pada tahun 1992 untuk membantu korban gempa.

Di gereja itu kami berteman akrab dengan pastor rekan, Rm Yuni yang suka bermain badminton.
Namun demikian siapa sangka bahwa gereja yang memiliki kenangan secara personal tersebut saat ini justru menjadi sasaran aksi teror dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Minggu (13/5/2018) ketika sedang membuka FB tiba-tiba saya melihat ada siaran langsung dari Facebook yang menyatakan bahwa ada aksi teror di gereja Ngaggel.
Melihat hal tersebut saya sangat terenyuh bahwa gereja yang pernah menjadi saksi perjalanan hidup saya dan beberapa rekan aktifis Mudika diantara tahun 1994 hingga 1999 kini "rusak"oleh aksi terorisme. (*)