Bom di Surabaya

Evan, Bocah 11 Tahun, Korban Bom Meledak Akhirnya Menghembuskan Nyawanya. Ini Kisahnya!

Evan yang dirawat di RS Bedah Surabaya, Jl Raya Manyar dinyatakan meninggal dunia. Korban meninggal mengalami luka yang cukup parah.

Editor: Bebet I Hidayat
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Seorang petugas Penjinak Bom (Jibom) melakukan identifikasi di lokasi ledakan yang terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Menurut Kabidhumas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera terjadi ledakan di tiga lokasi gereja pada waktu yang hampir bersamaan di Surabaya. 

POS-KUPANG.COM | SURABAYA - Selamat jalan Evan. Bocah berusia 11 tahun bernama Vincencius Evan, merupakan korban ledakakn bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Minggu (13/5/2018).

Evan yang dirawat di RS Bedah Surabaya, Jl Raya Manyar dinyatakan meninggal dunia.

Menurut dr Priyanto Swasono MARS, Direktur RS Bedah Surabaya, menjelaskan, korban meninggal atas nama Vincensius Evans mengalami luka yang cukup parah.

Baca: Mahasiswa Asal NTT Jadi Korban Bom. Begini Kondisi Terakhirnya

Baca: Polisi Tembak Mati Empat Teroris. Ternyata Mereka mau ke Mako Brimob

Suasana setelah ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). dua orang tewas dan 13 orang menderita luka akibat ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela.
Suasana setelah ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). dua orang tewas dan 13 orang menderita luka akibat ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela. (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

"Ada luka bakar, luka patah dan luka lainnya," kata dr Priyanto.

Selanjutnya jenazah Evan dirujuk ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.

Aksi bom di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi.
Aksi bom di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi. 

Selanjutnya adik Evan, atas nama Nathanael, berusia 8 tahun, masih mengalami perawatan dengan kondisinya kritis.

"Mohon doanya kepada masyarakat semua melalui rekan-rekan media untuk para pasien segera pulih," ujar dr Priyanto.

Sementara sesaat setelah kejadian, ada sekitar 16 korban ledakan bom yang masuk ke RS Bedah Surabaya.

Kobaran api diduga dari bom bunuh diri di depan GKI Jl Diponegoro, Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Kobaran api diduga dari bom bunuh diri di depan GKI Jl Diponegoro, Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018). (jatim.tribunnews.com)

Dari jumlah itu, tujuh pasien dirujuk ke beberapa rumah sakit. Antara lain ke RSUD Dr Soetomo, RS Siloam dan RS Ramses (RS Internasional) Nginden.

Sementara delapan lainnya, masih menjalani perawatan intensif di RS Bedah Surabaya.

"Empat dalam perawatan stabil, empat lainnya sedang menjalani operasi. Ada karena patah tulang, luka bakar dan kena pecahan serta lainnya," tandas dr Priyanto.

Baca: Yuk Simak! Ini 6 Penyebab Ibu Hamil Susah Tidur di Malam Hari. Paling Akhir Sering Terjadi

Baca: 7 Pekerjaan Aneh di Jepang, Dari Pacar Sewaan Hingga Teman Batal. Gajinya Lumayan, lho!

Baca: Jangan Coba-coba! Hindari 5 Hal Ini Saat Kamu Lelah. Nomor 5 Berakibat Fatal!

Hamil 4 Bulan

Sementara itu, terdapat dua pasien perempuan korban pengeboman gereja di Surabaya yang dirawat di RS William Booth, Surabaya, Minggu (13/5/2018).

Satu di antara pasien merupakan karyawan RS William Booth.

Pada saat kejadian, pasien yang sedang hamil 4 bulan ini tengah melintas di dekat Gereja Kristen Indonesia (GKI) yang berada di Jalan Diponegoro, Surabaya.

Suasana di RS Dr Soetomo, Surabaya, usai ledakan bom, Minggu (13/5/2018).
Suasana di RS Dr Soetomo, Surabaya, usai ledakan bom, Minggu (13/5/2018). (jatim.tribunnews.com)

Pasien Ny I ini mengendarai motor seorang diri.

“Ada karyawan kami, sebut saja Ny I yang menjadi korban. Ia waktu itu sedang perjalanan pulang, lewat DKI Diponegoro,’ tutur TB Rijanto, Direktur RS William Booth.

Ia memperkirakan luka bakar yang diderita karyawannya tersebut mencapa 15-30 persen.

Rijanto melihat wajah Ny I juga terdapat luka bakar.

Namun ia belum bisa memastikan tingkat keparahannya karena korban yang berasal dari Dusun Panasan, Bojonegoro ini, sedang  berada dalam perawatan.

“Saat ini Ny I sedang distabilisasi, dilakukan suatu resusitasi. Ia sekarang berada di kamar operasi,” tegasnya.

Korban ledakan bom dari Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela saat di RS Bedah Surabaya, Jl Raya Manyar, Minggu (13/5/2018).
Korban ledakan bom dari Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela saat di RS Bedah Surabaya, Jl Raya Manyar, Minggu (13/5/2018). (Tribun Jatim/Ist)

11 Orang Tewas

Hingga Minggu sore kemarin, jumlah korban serangan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018)  bertambah. Jika sebelumnya, tercatat 10 orang korban tewas dan 41 luka-luka.  

Hingga 14.20 WIB, jumlah korban tewas atas peristiwa mengerikan ini bertambah satu menjadi 11 orang tewas dan 41 orang mengalami luka-luka dan saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit di Surabaya.

Baca: Sopir Cari Penumpang yang Jatuh dari Truk di Desa Wailolong

Satu korban meninggal terbaru, yakni seorang yang berada di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jl Ngagel Madya Surabaya.

"Ini tambah satu lagi korban meninggal di Gereja Jalan Ngagel," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Minggu (13/5/2018) siang.

Menurut Barung, Negara Republik Indonesia sedang berduka dengan adanya serangan bom secara bersamaan ke tiga gereja yang berada di jantung kota Surabaya.

"Kami menyampaikan belasungkawa atas peristiwa dengan korban jiwa terus bertambah," tegasnya.

Untuk korban luka, para korban saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit di Surabaya.

Sedangkan korban meninggal, dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim. 

Simak pula video kondisi Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela berikut:

(tribunjatim/surya)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved