Polisi Tembak Warga Sumba Barat

Mahasiswa Bakar Ban Bekas di Depan Mapolda NTT dan Secara Bergantian Mengecam Polisi

Kapolda NTT harus menghukum oknum yang melakukan kejahatan in. Dia harus dipanggil dan bila perlu dipecat dan dimasukan ke dalam penjara.

Penulis: PosKupang | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Gecio Viana
Orasi dalam aksi solidaritas terkait tragedi berdarah di pantai Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, kabupaten Sumba Barat, Jumat (27/4/2018) siang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM l KUPANG - Sejumlah Mahasiswa dan organisasi masyarakat melakukan aksi solidaritas terkait tragedi berdarah di pantai Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, kabupaten Sumba Barat.

Aksi ini dilakukan di depan Marga Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI) Cabang Kupang, Jumat (27/4/2018) siang sekira Pukul 14.00 Wita.

Koordinator Aksi, Adrianus Oswin Goleng  mengatakan, Aksi masa ini merupakan wujud solidaritas atas tragedi yang menimpa warga desa Patiala Bawah.

Di mana insiden ini telah menewaskan satu warga bernama Poro Duka, satu warga tertembak di bagian kaki bernama Mati duka dan lebih dari 10 warga mengalami tindakan kekerasan.

Penembakan tersebut diduga dilakukan oleh oknum anggota POLRI dan TNI yang melakukan pengamanan saat itu hingga memakan korban jiwa.

Baca: Temukan Hal Mencengangkan, Lembaga Advokasi ELSAM Jakarta Desak Kapolri Turun Tangan

"Kita melihat aksi represi apalagi sampai penembakan merupakan bentuk pengangkangan kebebasan masyarakat yang mempertahankan tanah ulayat dan leluhur sebagai sumber kehidupan," ungkapnya.

Lanjut Adrianus, tindakan penembakan tersebut merupakan bentuk pengangkangan terhadap undang-undang dan mengabaikan hak asasi manusia.

"Sehingga kita menuntut dan mendesak Kapolda NTT mengambil langkah tegas oknum-oknum yang terlibat dalam insiden tersebut," ujarnya.

Adelia, Ketua Organisasi Perubahan untuk Perubahan (OPSI) NTT di sela aksi mengatakan, fungsi kepolisian adalah mengayomi dan melindungi masyarakat, tetapi, untuk insiden yang terjadi di Kabupaten Sumba Barat tidak ada kepedulian sampai ada pembunuhan.

"Aksi ini merupakan aksi pertama, sehingga kasus yang terjadi di sana (Desa Patihala Bawah) ada pengusutan dan perhatian dari pihak Polda NTT," ungkap Adelia dengan tegas.

Orasi saat aksi solidaritas terkait tragedi berdarah di pantai Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, kabupaten Sumba Barat, Jumat (27/4/2018) siang
Orasi saat aksi solidaritas terkait tragedi berdarah di pantai Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, kabupaten Sumba Barat, Jumat (27/4/2018) siang (Gecio Viana)

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) untuk NTT, Maria Hingi yang ditemui POS-KUPANG.COM selepas melakukan orasi mengatakan, aparat yang terlibat dalam insiden tersebut harus ditindak tegas oleh Kapolda NTT.

"Kapolda NTT harus memberikan hukuman yang seadil-adilnya terhadap oknum yang melakukan kejahatan ini, dia harus dipanggil dan bila perlu dipecat dari jabatannya dan dimasukan ke dalam penjara," ungkap Maria.

Masa aksi terdiri dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI) Cabang Kupang, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang, Serikat Buruh Migran Untuk NTT dan Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI)

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved