Benarkah Pemkab TTS Enggan Ekspor Jagung? Masalah Soal Harga Lho

harga eksport berkisar Rp 2.200-2.600 per Kg sedangkan harga yang ditawarkan pengusaha lokal lebih tinggi yaitu Rp.3.500 - Rp4.000 per Kg.

Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
TRIBUNNEWS
Pipil Jagung 

Laporan Wartawan POS KUPANG.COM, Dion Kota

POS- KUPANG.COM| SOE -– Menanggapi tantangan Staf Ahli Mentan Bidang Infrastruktur RI, Ani Andayani terkait kapan TTS bisa mengekspor jagung, Bupati TTS, Ir. Paul Mella mengatakan, produksi jagung di TTS hingga saat ini dibeli oleh pengusaba lokal di NTT karena harga lebih tinggi.

Jika dibandingkan harga eksport yang di tawarkan berkisar Rp 2.200-2.600 per Kg sedangkan harga yang ditawarkan pengusaha lokal lebih tinggi yaitu Rp.3.500 - Rp4.000 per Kg.

‎Hal ini membuat masyarakat memilih untuk menjual produksi jagung di TTS kepada pengusaha lokal karena secara ekonomis lebih menguntungkan. Tetapi jika ke depan harga ekspor menguntungkan petani, maka TTS akan mengekspor jagung.

Hasil panen jagung untuk pakan ayam
Hasil panen jagung untuk pakan ayam (istimewa)

"Kalau ke depan ada pengusaha luar yang tawar dengan harga di atas pengusaha lokal, maka tentu kami akan ekspor jagung yang diproduksi di TTS. Tetapi jika pengusaha lokal berani ambil dengan harga lebih tinggi tentunya kita juga di dalam saja karena dari sisi ekonomi petani lebih diuntungkan" ungkap Mella.

Bupati TTS, Ir.Paul Mella.
Bupati TTS, Ir.Paul Mella. (POS KUPANG/DION KOTA)

Dalam kegiatan panen raya jagung di Desa Abi, Kecamatan Oenino, Rabu ( 11/4/2018) tersebut, Bupati Mella memberikan apresiasi terhadap program yang dicetuskan Kementeian Pertanian, karena dengan sejumlah program upsus yang dilaksanakan mampu mengoptimalkan potensi lokal yang ada.

Hal ini berdampak pada peningkaran ekonomi keluarga dan perubahan pola prilaku petani di TTS yang sebelumnya bertani secara tradisional, saat ini sudah mulai beralih ke perilaku petani modern.

"Dulu petani tanam satu lubang banyak biji jagung ditambah kacang dan tanaman lainnya, tapi sekarang sudah mulai berubah dengan menanam satu lubang satu atau dua biji jagung, sehingga hasil lebih maksimal. Ini berkat pendampingan yang dilakukan oleh teman-teman penyuluh. Selain itu, petani juga mulai menggunakan benih unggul untuk meningkatkan hasil panennya," sebut pria berkaca mata ini.‎‎

Baca: Begini Caranya Kapolres Ende Menangkal Menangkal Hoax

Baca: Ketiban Rejeki, Bule Ini Langsung Belikan Anak Ini Sepatu Bermerk, Ada Apa Ya?

Ketua DPRD TTS, Jean Neonufa menuturkan salah satu PR pemerintah yang harus diperhatikan adalah terus memberikan bantuan peralatan pertanian kepada masyarakat untuk mengoptimalkan lahan masyarakat.

Selain itu, Pemerintah pusat juga perlu memperhatikan nasib para tenaga penyuluh yang merupakan tenaga kontrak pusat.

Pasalnya hingga saat ini belum semunya diangkat menjadi ASN. Dari 42 tenaga penyuluh yang ada di TTS, baru 10 orang di antaranya yang sudah diangkat menjadi ASN.

Baca: Berapa Lama Waktu Ideal Mencuci Tangan yang Benar? Praktek Yuk

Baca: Hadiri Acara Pernikahan, Pria Ini Tercebur ke Kolam dan Kehilangan Lengannya Dimakan Binatang Buas

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved