Anak-Anak Sikka Ini Hadiri Musrenbang, Lalu Melakukan Hal Tak Terduga Ini!

Anak-Anak yang tergabung dalam Forum Anak Sikka (FAS) hadiri Musrenbang, lalu melakukan hal tak terduga Ini.

POS KUPANG/EUGENIUS MO'A
Perwakilan Forum Anak Sikka membacakan puisi berjudul "Suara" dalam Musrenbang RKP Kabupaten Sikka di Sikka Convention Center (SCC) Kota Maumere, Selasa (27/3/2018). 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Anak-Anak yang tergabung dalam Forum Anak Sikka (FAS) hadiri Musrenbang, lalu melakukan hal tak terduga Ini.

Forum Anak Sikka (FAS), tampil  dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Kabupaten Sikka 2018, Selasa (27/3/2018) di  Gedung  Sikka Convention  Center  (SCC) di  Kota Maumere, Pulau  Flores.

Permintaan  utama mereka, disediakan sekretariat dan pengaktifan kembali radio FAS FM  menyalurkan minat dan bakat anak-anak Sikka.

Baca: Suami Istri Tega Menjual Anak Mereka yang Cacat Kepada Pria Hidung Belang seharga Rp 200 Ribu

Baca: Warga Pulau Kera Menunggu Kepastian Kapan Dipindahkan ke Sulamu

Baca: 11 Ribu Warga TTS Punya NIK Tapi Tidak Punya KK, Bagaimana Bisa?

Baca: Ini Tujuan Mulia Rektor Undana, Prof. Fred Benu Jalin Kerjasama dengan PMI NTT

Elias Rakimon Keu (34), Aktivis dan Pemerhati Hak Anak, mengatakan  FAS tidak punya sekretariat. Beberapa kali FAS mendatangi Kantor DPR dan Bupati   Sikka minta dibuatkan sekretariat, namun   tak  ada  jawaban sampai sekarang.

“Kami ke Kantor DPR minta tidak ada tempat. Ke kantor bupati, minta sekretariat jawabannya nanti, nanti, nanti kita upayakan. Kata nanti sudah dari 2,3 tahun yang lalu sampai dengan detik ini,” ujar  Elias,  di  Gedung SCC, Selasa (27/3/2018) siang.

Tidak adanya sekretariat, kata  Elias membuat FAS tidak bisa menjalankan aktivitas  dengan baik.

“Bagaimana ketika kami pertemuan di bawah pohon atau di tengah lapangan, lalu hujan dan badai datang? Logikanya ketika punya rumah yang sederhana pasti akan nyaman dari terik matahari dan hujan badai. Secara psikologis kami didukung, maka kami akan bereksplor dengan kegiatan kami. Kalau tidak, sorry yah kami tidak bisa berbuat apa-apa dan kami akan berkoar-koar terus”, kata Elias.

Baca: Perempuan di NTT Sering Jadi Korban IJM, FH Undana dan LBH APIK NTT Bikin Strategi Ini

Baca: Wah! Polsek Seba Tolak Proses Kasus Pendeta Beristri yang diduga Hamili Penjual Pulsa, Alasannya Ini

Baca: Setelah Membeli Pulsa, Pendeta Beristri Ini Diduga Merayu, Menyetubuhi dan Menghamili Perempuan Ini

Baca: Nah Loh! Pria Pelaku Ingkar Janji Menikah Bakal Tak Akan Lolos Dari Jerat Hukum

FAS  secara  administrasi   tampak keren,  program tetap berjalan di-cover  PLAN Indonesia Unit Sikka.  Bila  PLAN Sikka pindah maka FAS juga tidak punya tempat berkumpul.

FAS juga meminta pemerintah  mengaktifkan kembali Radio FAS FM setelah memiliki tempat permanen dari Pemda.  Selama ini radio FAS FM beroperasi di Kantor PLAN dekat Patung Selamat Datang.

Namun PLAN pindah ke Nagekeo maka  aktivitas radio FAS FM  tidak  aktif,  karena pertimbangan biaya pemindahan dan biaya perangkat lunak yang mahal.

Aspirasi FAS dituangkan dalam sebuah puisi   berjudul “Suara,” karya  Elias R. Keu,   karena  FAS  ingin memiliki wadah tanpa diskriminasi. Melalui puisi ini FAS berharap pemerintah tergerak mendengar suara anak-anak Sikka. Salah satunya punya tempat berkumpul  menjalankan program-program yang konsen pada anak.

Begini sepenggal puisi yang dibacakan oleh empat perwakilan dari Forum Anak Sikka dalam acara Musrenbang  di   SCC.

Baca: Bayar Jaman Now, Bayar Pakai HP, Kok Bisa? BNI Kasih Tipsnya!

Baca: Bagaimana Membuat Warna Pakaian Tidak Pudar? Ikuti 5 Tips Ini!

Baca: 5 Cara Ampuh Agar Kamu Dipercaya Pasanganmu, Nomor 4 Seringkali Sulit Dilakukan

Baca: Ngajak Pasangan Travelling? Ikuti TIps Ini Agar Hubungan Kalian Makin Hangat

“Kami anak Sikka. Rindu punya taman, tempat bersenda gurau tanpa lolotan mata yang tajam penuh amarah. Rindu punya wadah untuk bersuara walau sebentar. Kami anak Sikka, rindu punya tempat layak tanpa diskriminasi. Kami anak Sikka, punya mimpi selangit walau sering terabai rasa. Kami anak Sikka, suara kami takkan pensiun walau kadang harus terabai.”  (Brigita  Dina  Febriani)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved