Hari Perempuan Internasional
MIRIS! Pedagang di Pasar Ini Hanya Menonton Ketika Sampahnya Dipungut Aktivis Peduli Lingkungan
Bukan mau cari perhatian tapi ikut merasakan bagaimana kondisi pedagang terutama perempuan yang terpaksa berjualan di atas sampah.
Penulis: Hermina Pello | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Hermina Pello
POS KUPANG.COM, KUPANG - Waktu menunjukkan sekitar pukul 15.00wita, Kamis (8/3/2018) beberapa orang perempuan dan beberapa anak laki laki sudah berkumpul di dekat jalan Kenari yang berhadapan dengan SPBU Silvya Kupang.
Mereka ini adalah kumpulan dari Teater Perempuan Biasa yang bekerja sama dengan Front mahasiswa Nasional, Ikatan Pelajar Mahasiswa Ileboleng dan RSIA Dedari.
Aksi sosial berupa aksi pasar bersih dan pemeriksaan kesehatan gratis ini untuk memperingati Hari Perempuan Internasional atau Womens International Day.
Baca: Dirjen Perkebunan Minta Semua Pihak Dukung Aktifitas PT. MSM Demi Kebaikan Sumba Timur

Setelah berkumpul, mereka lalu dibagikan kantung sampah berwarna hitam. Dikomandoi oleh Koordinator yang bernama Dewhy Tamatur yang membawa toa, sekitar 40an sampai 50 orang mulai berjalan beriringan masuk ke dalam pasar melalui ruas jalan tersebut.
Setiap kali mereka menemukan sampah yang terbuang di jalan maka dengan spontan mereka akan memilih sampah dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berwarna hitam tersebut.
Ada pula yang memungut sampah yang berada di bawah meja tanpa segan-segan.
Mereka terus berjalan sambil memungut sampah termasuk sampah yang berada di dekat pintu masuk kios dan terkumpul di sana.
Baca: Masyarakat Sumba Timur Bakal Dapat Bantuan Perkebunan Plasma Tebu dari Kementan RI
Yang anehnya, ada pemilik kios yang tidak peduli untuk membantu kegiatan ini padahal kegiatan ini sebetulnya dinikmati juga oleh pedagang jika tempat mereka bersih.

Bahkan ada yang sengaja menyodorkan kulit kelapa muda untuk diangkut.
Cukup banyak sampah yang berhasil diangkat meski kondisi tidak seutuhnya bersih tapi ada sedikit perbedaan.
Salah satu peserta yang ikut dan dari penampilan agak berbeda adalah anggota DPRD Provinsi NTT, Aleta Baun.
Baca: Pemilik Kos Curigai Lima Orang Tak Dikenal Lalu Lapor Polisi, Barang Bawaan Mereka Mengejutkan
Aleta yang mengenakan selendang tenun ikat di kepala, menggunakan sarung tangan plastik dan memegang kantung plastik hitam berisi sampah serta berjalan agak sedikit ke belakang.
Bahkan Aleta masih berhenti di bawah sebuah lapak untuk mengangkut sampah yang cukup banyak terutama sampah plastik. Sementara pemiliknya hanya melihat saja aksi ini.
Aleta yang ditemui mengatakan peringatan Hari Perempuan Internasional ini tidak hanya membuat pesta tapi betul-betul menyentuh perempuan saat dia alami kesulitan.

Baca: Derita Petani Garam di Maumere, Sebulan Hasilkan Rp 200 Ribu
"Ramai-ramai pilih sampah dan bagi yang ikut, bukan hanya mau cari perhatian tapi ikut merasakan bagaimana kondisi pedagang terutama perempuan yang terpaksa berjualan di atas sampah.
Bagaimana mendidik orang bahwa sebagian besarnya warga Kota Kupang membeli bahan makanan dari pasar ini dan kalau tidak ada kepedulian untuk bersihkan maka bahan makanan itu terkontaminasi dengan sampah," katanya.
Aleta Baun yang pernah meraih penghargaan internasional di bidang lingkungan ini tidak malu jika ikut pungut sampah.
"Saya ini diundang dan saya senang ikut kegiatan ini. Saya tidak malu," kata Aleta Baun.
Baca: Sidang Kasus Pasar Waimangura Sempat Diskors, Ini Pertanyaan Hakim Kepada Markus Dairo Talu
Sementara Lanny Koroh dari Teater Perempuan Biasa mengatakan dari komunitas ini sengaja memilih kegiatan ini untuk sentuh perempuan yang selama ini tidak tersentuh yakni perempuan di pasar.
Selain aksi pasar bersih juga diakhiri dengan pemeriksaan gratis tes lebih Hepatitis B dan tensi darah dari RSIA Dedari.
Sampah yang berhasil dipungut ada yang langsung di mobil sampah tapi ada yang tetap berada di dalam plastik hitam yang ditempatkan di pinggir badan jalan. (*)