Menyedihkan, Seekor Bebek Tewas Setelah Sampah Gelang Karet Menghalangi Paruhnya untuk Makan

'Bebek ini pasti kelaparan sampai mati dan akan mengalami penderitaan yang menyakitkan untuk waktu yang lama'

Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
metro.co.uk
Bebek mati karena sampah gelang karet 

POS-KUPANG.COM -- Kamu masih suka membuang sampah sembarangan?

Foto ini mungkin bisa membuat mu berfikir berulang kali untuk membuang sampah sembarangan.

Seekor bebek meninggal minggun ini setelah gelang karet terjepit di atas kepala dan sekitar paruhnya.

Gelang tersebut begitu kencang menjepit kepala dan di antara paruhnya.

Baca: Ratusan Napi di Manggarai Ini Akan Ikut Pilgub NTT 2018

Para ahli mengatakan bahwa bebek itu terhalang oleh gelang tersebut ketika akan makan.

Orang-orang pejuang hak-hak binatang mengatakan kemungkinan bebek itu mengalami kesakitan yang parah dan kelaparan sampai mati saat ditemukan.

Bebek mati karena sampah gelang karet
Bebek mati karena sampah gelang karet (metro.co.uk)

Mereka pun mendesak masyarakat untuk memastikan sampah plastik didaur ulang atau dikelola dengan benar.

Setelah menemukan bangkai bebek di sebuah danau di Abertillery, South Wales, inspektur RSPCA Simon Evans mengatakan bahwa hal itu pasti sangat menyakitkan.

Baca: Pengemis Ini Bikin Kaget Polisi, Segini Jumlah Uang di Kantongnya, Tak Bisa Dipercaya

Dia kemudian membawa bebek ke dokter hewan lokal.

Gelang plastik diyakini berasal dari pucuk kaleng minyak.

"Bebek ini pasti kelaparan sampai mati dan akan mengalami penderitaan yang menyakitkan untuk waktu yang lama jika kita tidak melakukan pertolongan," kata Evans seperti dikutip dari Metro.co.uk pada Jumat (16/2/2018).

"Gelang plastik itu tampak seperti karet pengaman dari pucuk kaleng minyak, benda itu benar-benar di sekitar kepala bebek dan terjebak di paruhnya, pasti sangat menyakitkan" tambahnya.

Baca: Pemilik Anjing Heran Hewan Peliharaannya yang Dicuri Bisa Kembali, Diduga Karena Hal Ini!

"Sungguh mengejutkan dan sedih melihat satwa menderita dengan cara seperti itu, inilah mengapa kita selalu meminta orang untuk membuang limbahnya secara betanggung jawab," ujar Evans.

(Tribunnews/ Rika Apriyanti)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved