Uniknya Helm Bikinan Agung Ini. . . Mau Pakai?
Helm tabung gas ini awalnya dari ide konyol, waktu enggak ada kerjaan, tiba-tiba di jalan melihat ada yang bawa tabung gas.
"Saat touring ke Bali, disana ada teman yang bilang nama kok panjang banget , susah diingat. Terus dia kasih masukan nama Gung's, ya sekarang jadi Gung's Helm Retro ini," tuturnya.
Dia menuturkan, setelah sempat berpindah-pindah lokasi workshop, akhirnya Agung menetap di lokasi workshop yang sekarang berada di Jl Tentara Zeni Pelajar, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta. Saat ini ada dua orang yang membantunya di workshop.
"Sekarang, lokasi workshop saya di Jl Tentara Zeni Pelajar, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta. Dulu sempat pindah-pindah tempat," ujarnya.
Agung Budi Triyono (40) pemilik Agungs Helm Retro menggunakan helm tabung gas melon 3 kg (KOMPAS.com / Wijaya Kusuma)
Dia menuturkan, dirinya sengaja tidak menyediakan barang ready stock atau memajang helm karyanya karena perputarannya lebih lambat. Oleh karena itu, dia hanya memproduksi ketika ada pesanan.
"Jadi mereka sudah bawa konsep grafisnya. Di sini kami obrolkan lagi bagusnya seperti apa, lalu kalau sudah, baru dibuat. Terus mau half face atau full face atau ada permintaan lainya, kami cetak sendiri helmnya," tandasnya.
Semua helm karya-karyanya mulai dari mengecat hingga grafis merupakan handmade dan manual. Bahan-bahan yang digunakanya pun pilihan dan berkualitas. Bahkan ada yang didatangkan dari luar negeri.
Agung memilih memasarkan produknya lewat online. Sebab selain tidak membutuhkan toko, pemasaran lewat online dan memanfaatkan media sosial jangkauan nya lebih luas.
"Yang datang langsung itu hanya kira-kira 20 persen, 80 persen pesan via online. Kalau soal harga di sini mulai Rp 200.000 sampai Rp 400.000," tegasnya.
Pemesan produk karyanya pun tak hanya datang dari Yogyakarta, justru kebanyakan dari luar kota. Bahkan ada pula yang dari luar negeri.
"Kebanyakan dari luar kota, ada Jakarta, Aceh, Sulawesi. Luar negeri juga ada, dari Malaysia," kata Agung.

Pemesan produknya pun tak hanya warga biasa. Beberapa artis Indonesia pun pernah memesan helm di tempatnya.
"Beberapa artis pernah pesan. Derby Romero, Lembu (Club Eighties), kalau yang terakhir-terakhir ini Cella, gitaris band Kotak," ungkapnya.
Helm yang dipandang sebagai hal biasa baginya adalah sebuah media seni. Torehan seni di helm bisa menjadi ciri khas bagi pemiliknya dan berbeda dengan helm lainnya.
Setiap ada pemesan, imbuhnya, Agung selalu menyarankan agar membuat desain dan grafis sendiri sehingga bisa menjadi ciri khas pemiliknya dan tidak ada yang menyamai.